(Business Lounge Journal – Human Resources)
Telah sekitar 16 bulan kita ada pada masa pandemi dan sampai pada hari ini, ada bisnis dan usaha yang berjalan masih terus ada dalam perjuangan untuk dapat bertahan. Selain Anda harus menjaga semua tim tetap ada dalam keadaan yang sehat secara fisik dan tidak terpapar Covid-19, maka Anda juga harus memastikan bahwa semua tim tidak terpapar stress.
Baru-baru ini, Workhuman, sebuah perusahaan software di bidang Human Capital melakukan sebuah survei untuk mengukur tingkat stess yang terjadi pada para pekerja akibat pandemi yang masih berlangsung. Survei yang dilakukan pada bulan Maret lalu terhadap lebih dari 3.000 pekerja di AS ini memang mendeteksi bahwa ada banyak tenaga kerja yang berada dalam masalah akibat pandemi ini. Hasil survei juga menunjukkan bahwa 48 persen dari responden mengakui bahwa mereka pernah mengalami kelelahan, 61 persen merasa memiliki tingkat stres yang meningkat, dan 32 persen juga menyatakan bahwa mereka merasa kesepian di tempat kerja. Selain itu ada sebuah perbedaan yang nampak jelas antara pria dan wanita dalam tingkat stress dan kelelahan. Hal ini tampaknya sangat terkait oleh karena para tenaga kerja wanita juga memiliki tanggung jawab untuk mengasuh anaknya. Selain itu, survei ini juga menunjukkan bagaimana pekerja wanita lebih banyak kehilangan perkerjaan.
Hasil lainnya dapat terdeteksi bagaimana jumlah pekerja wanita yang sekaligus adalah seorang ibu dan yang mengurangi jam kerja mereka, mencapai empat hingga lima kali lebih banyak daripada jumlah pria yang sekaligus seorang ayah yang juga mengurangi jam kerjanya. Memang tergambar bagaimana mereka yang paling banyak terdampak secara psikologis akibat pandemi ini adalah para pekerja wanita yang sekaligus seorang ibu.
Menciptakan rasa aman secara psikologis (psychological safety)
Mengingat kondisi di atas yang dapat dipastikan juga melanda banyak tenaga kerja di seluruh dunia, maka menciptakan psychological safety pada masa sekarang ini sangat urgent. Profesor Harvard Amy Edmondson mendefinisikan psychological safety sebagai “keyakinan bahwa saya dapat membawa diri saya sepenuhnya untuk bekerja, bahwa saya tidak akan dipermalukan atau merasa kurang baik bila saya mengutarakan ide-ide saya, bila saya mengajukan pertanyaan, bila saya mengemukakan kekhawatiran, atau bahkan bila saya memiliki kesalahan.”
Rasa aman secara psikologis dapat dipastikan akan mengurangi tingkat stress para pekerja dan akan menolong mereka untuk tetap dapat produktif.
Tim People Operation dari Google pernah melakukan sebuah studi internal dan menemukan bahwa faktor utama keberhasilan sebuah tim adalah adanya perasaan aman secara psikologis, yaitu ketika seseorang berada di sebuah lingkungan dan tidak merasa takut untuk mengambil risiko. Ketika seseorang memiliki perasaan aman, maka mereka tidak akan terhalang untuk berinovasi, untuk melakukan kerja sama, serta beraktualisasi dengan sepenuhnya di tempat kerja. Ketiga hal tersebut merupakan hal yang penting untuk memiliki lingkungan yang ‘agile’ saat ini. Namun sebaliknya, kurangnya rasa aman secara psikologis bagi para tenaga kerja itu akan merusak sekaligus membahayakan mereka di kemudian hari.
Lalu siapakah yang dapat menciptakan rasa aman yang seperti ini? Sudah tentu para pemimpin di seluruh dunia. Mereka yang memiliki rasa empati, mereka yang dapat menciptakan fleksibilitas, dan mereka yang dapat membangun sebuah keterbukaan adalah mereka yang saat ini dibutuhkan untuk dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Dengan demikian para pemimpin akan dapat memperoleh kepercayaan para karyawannya sehingga mereka mau berbicara terus terang tentang kesusahan yang mereka alami.
Mulailah dengan Empat Hal Sederhana
Jika Anda adalah seorang pemimpin, maka tidak sulit untuk mulai membangun sebuah rasa aman secara psikologis bagi para pekerja. Ada dapat memulainya denganhal-hal sederhana yang tentu saja dapat segera Anda lakukan:
Terbiasa untuk mengucapkan “terima kasih”
Pemimpin yang hebat akan paham bahwa semakin erat terbentuk hubungan antar karyawan di sebuah perusahaan, maka semakin baik kinerja mereka. Salah satu yang dapat mendorong hal ini adalah adanya sebuah penghargaan dan ucapan “terima kasih” adalah salah satu hal sederhana yang dapat Anda lakukan setiap hari. Dengan sangat mudah, ucapan “terima kasih” akan membuat seorang karyawan merasa dihargai dan ketika Anda melihat karyawan Anda merasa dihargai maka sebagai timbal balik timbullah perasaan positif pada Anda sebagai si pemberi ucapan tersebut. Jadi ucapan terima kasih memiliki dampak pada kedua belah pihak. Para pekerja akan keluar dari rasa emosional mereka dan membuat mereka merasa lebih aman dan juga lebih terhubung satu dengan yang lain.
Mengambil waktu WFO dengan karyawan (bila memungkinkan)
Karyawan yang melakukan WFO (Work from Ofice) bersamaan dengan manajernya, setidaknya sekali seminggu akan mengalami rasa aman secara psikologis yang lebih tinggi daripada mereka yang lebih jarang WFO bareng. Namun sayangnya hanya 29 persen responden dalam survei Workhuman yang mengatakan bahwa paling tidak satu minggu sekali mereka memiliki kesempatan untuk WFO bersamaan dengan manajernya.
Berikan umpan balik
Salah satu hal yang juga akan menguatkan para karyawan adalah para pemimpin yang memberikan umpan balik. Semakin sering memberikan umpan balik, maka karyawan akan semakin bertumbuh di dalam kinerja, inovasi, dan rasa empati.
Jadikan resilience sebagai budaya dalam bekerja
Memiliki resiliensi atau sebuah kemampuan untuk beradaptasi secara cepat adalah suatu hal yang sangat penting. Jika para pemimpin tidak memilikinya maka semua anggota tim hanya akan berjalan di tempat. Ketika pandemi datang, maka Anda harus dapat dengan segera melakukan penyesuaian sehingga kegiatan kerja masih dapat tetap terselenggara. Lalu lakukan evaluasi secata berkala dan segera lakukan penyesuaian ketika apa yang Anda terapkan terbukti tidak efektif. Libatkan beberapa team leader untuk dapat menyusun strategi secara bersama-sama. Hal ini sangat efektif untuk menciptakan sebuah rasa aman secara psikologis bagi para karyawan. Mereka akan memiliki kepercayaan terhadap pemimpinnya dan tim pun akan semakin solid.
Keempat hal ini adalah langkah praktis yang segera dapat Anda terapkan bila Anda mendeteksi bahwa tim Anda telah juga terpapar stress. Anda tidak mengganggap sepele paparannya jika Anda tidak mau mengalami gangguan di dalam bisnia Anda.
Ini waktu untuk action bagi para pemimpin!