(Business Lounge Journal – Culture) Jika kita melihat sebuah barang antik, maka sering kali kita akan membayangkan suatu kenangan di masa lalu. Bahkan untuk sebagian orang, barang antik dinilai sangat berharga dan bernilai tinggi karena sejarahnya.
Banyak orang memiliki hobi mengoleksi barang antik dan kuno. Bagi mereka, semakin lawas sutau barang antic, maka akan semakin diburu para koletor. Sebab bagi kolektor barang antik, barang-barang yang sudah tua usianya ini memiliki nilai histori, sehingga semakin tua maka akan semakin tinggi harganya.
Sering kali bagi seorang kolektor barang antik, harga tidak menjadi masalah. Tak heran jika mereka mampu merogoh dompetnya hingga puluhan sampai ratusan juta bahkan miliaran rupiah demi sebuah barang antik yang mereka inginkan. Mengoleksi barang antik pun menjadi hobi yang menyenangkan bahkan sebuah tantangan untuk berburu beberapa item yang diinginkan.
Begitu juga dengan David Handoko (65) yang memiliki ribuan koleksi benda-benda antik yang dia kumpulkan sejak tahun 1989. Sejak kecil dia memang sudah terbiasa dengan benda-benda antik sebab ayahnya juga merupakan seorang kolektor.
Pada awal tahun 1990, ketika David berada di Amerika, ia bertemu dengan beberapa container yang tengah mengangkut banyak motor klasik dari berbagai merek. Merasa tertarik ia pun menanyakan asal motor-motor itu. Saat diberitahukan bahwa motor-motor antik itu berasal dari Indonesia, ia pun sangat terkejut.
Indonesia sebenarnya merupakan gudangnya motor klasik terbanyak nomor dua di dunia setelah Amerika demikian informasi yang kami dapatkan dari David. Hal ini tentu saja membuat David benar-benar berburu motor-motor antic ketika ia pulang ke tanah air. Tidak tanggung-tanggung, ia rela pergi ke berbagai pelosok Indonesia, untuk melakukan perburuan. Juga ke beberapa tempat di uar negeri. Koleksi pertamanya adalah motor Harley Davidson Sportster dengan tahun pembuatan 1959. Ia membelinya pada tahun 1989 silam seharga Rp 5 juta.
Saat ini, koleksinya terbilang lengkap, mulai dari motor antik jenis moge Harley Davidson, berderet Vespa Piaggio, Lambretta, Indian hingga merek lainnya. Bahkan ia juga memiliki koleksi sepeda antik dan mobil antik.
Saat ini David Handoko mendirikan museum yang dinamakan Museum Merpati untuk melestarikan motor, sepeda, dan mobil antiknya. Koleksi yang dimilikinya antara lain 500 unit sepeda, 400 unit motor, dan 60 unit mobil. Tahun produksi kendaraan-kendaran tersebut antara lain: sepeda (tahun 1890 hingga 1960-an), motor (tahun 1916 hingga 1990-an), serta mobil (tahun 1925 hingga 1980-an).
Selain terbilang lengkap, ia juga sangat selektif dalam memilih koleksi. Selain kendaraan yang dipilih adalah yang limited edition, juga barang-barang yang memiliki unsur sejarah, misalnya pernah dipakai oleh seorang public figure atau pejabat, atau mungkin pernah dipergunakan semasa perang, pengawalan, atau sebuah event tertentu. Juga barang-barang yang top pada zamannya alias best seller atau barang yang diproduksi secara mewah dan limited.
Salah satunya, yaitu Motor Birmingham Small Arms (BSA) tahun pembuatan 1965 yang pernah dimiliki oleh Kapolri periode 1966-1971 Hoegeng Imam Santoso. Kemudian juga motor milik Letjend TNI (Purn) Dading Kalbuadi. Seorang pejabat tinggi dari TNI AD pada masa 1970-an silam. Ada pula mobil jenis BMW R50 milik eks personel band Koes Plus.
Motor tua keluaran Eropa, Amerika hingga Jepang pun dapat ditemui pada koleksinya. Satu lagi yang paling klasik dimilikinya adalah motor Indian yang merupakan motor tertua buatan tahun 1916, termasuk satu-satunya di Indonesia. Motor lain keluaran Inggris seperti Chater Lea 1924 yang sangat langka juga bisa dijumpai.
Untuk koleksi mobil antik yang paling disukainya adalah Hudson Super Six tahun 1925-nya yang memiliki sejarah tersendiri baginya. Sebab mobil itu merupakan mobil almarhum ayahnya yang dipakai untuk mengantar jemputnya ke sekolah di waktu kecil. Selain itu, di museum ini juga terdapat Jeep buatan 1944, Willys 1948, M38 tahun 1948, Overland 1953, Austin 7, Mercy 280S Barong yang pernah menjadi kendaraan dinas mantan penguasa Orde Baru Soeharto. Lainnya adalah koleksi mobil-mobil mercy yang pernah dimiliki diplomat asing, seperti Duta Besar India dan Pakistan.
Koleksi mobil klasik, motor tua, sepeda langka, dan barang antik lainnya itu terawat baik di Museum Merpati yang dibuka pada Juli 2018. Letaknya tidak jauh dari Malioboro, tepatnya di jalan Kiai Haji (KH) Ahmad Dahlan nomor 88. David berharap dengan dibukanya museum ini, maka generasi muda di masa mendatang masih bisa melihat dan menemukan kendaraan-kendaraan legendaris yang pernah ada di Indonesia.
Debbie Kusuma/VMN/BLJ
Pict: Museum Merpati