German Accelerator: Jajaki Pasar Asia Tenggara dan Solusi Startup Indonesia Masuki Pasar Eropa

(Business Lounge Journal – Entrepreneurship)

German Accelerator adalah sebuah institusi yang didirikan oleh Claus J. Karthe yang memiliki misi untuk membawa para start up Jerman yang berpotensi untuk menembus negara-negara di luar Jerman, khususnya Amerika dan Asia Tenggara. German Accelerator pun membantu para start up untuk mengalami percepatan dalam melakukan ekspansi. Salah satu cara yang diberikan adalah melalui mentoring. Karena itu, German Accelerator menyediakan kurang lebih 350 mentor bisnis secara global. “Semua mereka sangat berpengalaman dalam lingkungan mereka, dalam pasar mereka, dalam teknologi mereka, kami menugaskan mereka sebagai mentor utama para start up. Mereka adalah anggota dewan direksi dan mereka bertugas membawa start up untuk mengalami kemajuan hingga mencapai seluruh program pengembangan beserta dengan strategi pasar,” demikian dijelaskan Karthe pada sebuah sharing session yang diselenggarakan oleh German Accelerator bekerja sama dengan Kejora Venture pada beberapa waktu yang lalu.

“Indonesia sangat menyenangkan. Saya mengenal Indonesia untuk 25 tahun. Saya melihat bagaimana Indonesia telah berkembang selama periode waktu tersebut. Saya pribadi percaya bahwa Indonesia berada di titik balik saat ini. Kekayaan telah mengalir, kelas menengah bertumbuh. Adopsi teknologi sedang terjadi pada banyak bidang dari mobile banking, dan berbagai mobile technology terkait aspek keuangan,” demikian pendapat Karthe tentang Indonesia. “Saya percaya ini adalah waktu yang sangat tepat untuk start up industri di Indonesia dan waktu yang tepat untuk memulai sebagai startup di Indonesia, atau datang ke Indonesia sebagai startup asing untuk mencoba memecahkan masalah local,” lanjut Karthe.

Pria berkebangsaan Jerman ini pun dengan yakin mengatakan bahwa para startup yang datang ke Indonesia akan menemukan pasar yang sangat menarik termasuk masyarakatnya.

Namun ketika ditanyakan apakah Karthe akan membawa juga startup Indonesia ke Jerman, ia mengakui bahwa itu bukanlah hal yang mudah bahkan memiliki sedikit tantangan. Ia mengakui bahwa konsumen Jerman sangat konservatif berbeda dengan konsumen Indonesia yang dapat dengan mudah beradaptasi dengan produk yang baru. Konsumen Jerman tidaklah mudah menerima produk yang baru sehingga memindahkan produk konsumen dari Indonesia ke Jerman kemungkinan sulit. Namun Karthe memberikan solusinya yaitu dengan cara B2B, atau bisnis ke bisnis.

“Saya percaya bahwa beberapa poin solusi, misalnya logistik, juga ecommerce dan lainnya, saya rasa solusinya adalah berfungsi dengan baik di sini (di Indonesia), berfungsi baik di Jerman, tetapi lebih kepada bisnis ke bisnis dari pada bisnis ke konsumen,” jelas Karthe. “Saya rasa startup di sini lebih kuat dalam B2B lingkungan untuk memecahkan beberapa masalah saya rasa di Jerman juga dan semoga di masa depan, mereka juga dapat datang pada kami kami dapat memberikan arahan dan menolong mereka untuk dapat pergi ke Eropa,” ucap Karthe.

Ruth Berliana/VMN/BL/Partner in Management and Technology Services, Vibiz Consulting Group