Pentingnya Standar Makanan

(Business Lounge Journal – Medicine)

Salah satu agenda yang  paling saya senangi ketika berada di luar negeri adalah pergi ke Supermarket! Entah pada akhirnya membeli atau tidak, saya sangat suka mengamati apa saja yang dijual di sebuah Supermarket. Mengapa? Dari apa yang dijual di Supermarket dan ketika memperhatikan apa yang dibeli orang, saya dapat mengetahui cara hidup mereka. Hal ini menarik, sebab tempat-tempat seperti Supermarket ini dapat bercerita lebih  banyak pada saya.

Ketika berjalan-jalan ke London, saya menemukan banyak sekali produk makanan yang gluten free. Makanan gluten free ini adalah makanan wajib bagi mereka yang menderita penyakit Coeliac, penyakit yang umum diderita masyarakat Inggris oleh karena pencernaan yang akan bereaksi ketika mengkonsumsi makanan yang mengandung gluten yang terdapat pada gandum, jelai, dan gandum hitam (wheat, barley, rye). Usus kecil akan meradang karena tidak dapat menyerap gluten. Gejalanya yang timbul diare, nyeri perut, dan kembung. Untuk itu produk bertanda gluten free sangat banyak dijual di London dan Eropa pada umumnya.

Hal yang sama saya temukan juga di Amerika, selain gluten free, produk berlabel Non GMO (Genetically Modified Organism) juga banyak dijual. Bahkan produk daging mentah bertuliskan bebas steroid dan antibiotik. Label-label seperti ini sangat umum dijumpai. Semua makanan pun sudah dapat dipastikan memiliki stiker bertuliskan kandungan nutrisi yang ada di dalamnya. Makanan seperti kacang misalnya, akan tertulis “mengandung bahan yang mungkin dapat mengakibatkan alergi”. Alergi tidak dapat dianggap sepele. Seorang kerabat memiliki anak yang oleh karena alergi kacang harus dirawat di ICU hingga 2 kali.

Demikian pula dengan produk susu. Susu yang dikatakan low fat memang benar-benar tidak ada rasa gurihnya sama sekali, seperti minum air saja rasanya. Apalagi yang skim milk. Sedangkan susu yang beredar di Indonesia walaupun bertuliskan low fat masih tetap lebih terasa “fat”. Ada susu low fat yang terasa lebih gurih dari merek lain. Sedangkan di negara maju, semua merek susu low fat dan skim rasanya sama saja.

Dibandingkan dengan Indonesia, hanya di Supermarket kelas atas kadang ditemukan produk-produk berlabel seperti  di atas, itupun karena dijual produk impor. Dengan pengalaman di atas, saya pun berpendapat bahwa standar makanan yang dijual kepada masyarakat Indonesia masih sangat perlu ditingkatkan. Di negara maju, standar makanan benar-benar diperhatikan dan dimonitor. Kebijakan pemerintah mengatur sedemikian rupa sehingga semua industri makanan dan minuman tidak sembarangan menjual produknya.

Jika ingin generasi yang lebih sehat dan lebih kuat pada masa depan, sudah waktunya Indonesia meningkatkan standar makanan yang dijual ke masyarakat. Hal ini memang memerlukan dukungan kebijakan pemerintah agar dapat tercipta standarisasi yang lebih tinggi. Tentu kita tidak ingin anak-anak kita makan produk-produk GMO yang dapat mengakibatkan kanker dan gangguan pada pencernaan. Selain standar, edukasi pada masyarakat tentu juga diperlukan. Untuk Indonesia yang lebih baik pada masa depan, standar makanan turut menentukan.

Vera Herlinadr. Vera Herlina,S.E.,M.M/VMN/BL/Head of Management & Soft Skill Development.

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x