Leaders Make Things Happen

(Business Lounge Journal – Human Resources) Kapankah krisis kepemimpinan dialami? Salah satu indikatornya adalah pada saat banyak tujuan organisasi, banyak target organisasi tidak tercapai, banyak program tidak berjalan. Di saat itu kemungkinan terbesar terjadi krisis kepemimpinan. Pemimpinlah yang berfungsi untuk membuat tujuan, target, program terlaksana. Soekarna Hatta dikenal sebagai tokoh yang membawa kemerdekaan bangsa Indonesia. Presiden Jokowi banyak membuat program yang macet berjalan kembali dan sampai rampung. Amazon.com bisa mencapai bisnis yang sebesar saat ini karena seorang Jeff Bezos, yang memulai bisnisnya di garasi rumah. Microsoft memerlukan Bill Gates untuk mencapai tujuannya, Apple dipimpin oleh Steve Jobs, hingga mengubah wajah bisnis gadget dunia. Bahkan sejarah membuktikan bahwa Israel memerlukan Musa untuk keluar dari Mesir hingga menuju tanah perjanjian.

Semua pemimpin memang mempunyai tantangan untuk membuat visi yang dimiliki organisasi menjadi kenyataan. Tantangan ini bila gagal dilaksanakan banyak menyebabkan para pemimpin dunia mengundurkan diri. George Papandreou PM Yunani mengundurkan diri saat gagal membawa Yunani keluar dari krisis ekonomi tahun 2011. Di dalam negeri sendiri presiden Soeharto pernah mengundurkan diri karenan tuntutan rakyat. Jadi memang untuk seorang pemimpin perlu sekali menyadari dialah yang membawa organisasi mencapai tujuannya. Kegagalan organisasi untuk mencapai target merupakan tanggung jawab seorang pemimpin, sekalipun mungkin banyak kesalahan orang-orang yang dipimpinnya yang menyebabkan kegagalan.

Untuk membawa organisasi mencapai tujuan, umumnya seorang pemimpin memiliki dua orientasi. Pertama pemimpin dengan orientasi pekerjaan Task Oriented, dengan orientasi ini pemimpin cenderung directive dan otoriter dalam mencapai tujuan.

Pendekatan kedua adalah People Oriented, yaitu saat pemimpin memiliki orientasi pada orang-orang yang dipimpinnya, dengan orientasi ini pemimpin cenderung bertindak lebih sebagai coach dan demokratis. Kedua orientasi ini boleh saja digunakan, dengan pertimbangan kesiapan orang yang dipimpinnya dan pekerjaan yang sedang dia emban. Untuk mereka yang masih belum mengerti pekerjaannya, tentu seorang pemimpin memiliki orientasi pekerjaan. Sedangkan apabila yang dipimpin seorang yang matang, tentu pendekatan demokratis akan lebih cocok. Berbeda lagi bila yang dihadapi oleh pekerjaan yang sifatnya dalam posisi genting, maka orientasi pekerjaan perlu diterapkan, pemimpin bertindak otoriter agar tujuan tercapai. Pekerjaan yang memungkin pemimpin menjadi demokratis adalah pada saat pekerjaan tidak mendesak dan beresiko rendah.

Dasar pemimpin untuk membuat tujuan organisasi terlaksana adalah influence atau pengaruh dan apa yang membuat pengaruh ini semakin besar adalah tingkat kepercayaan. Di sinilah seringkali terlihat perbedaan antara organisasi yang sekalipun dipenuhi dengan orang yang berkualitas, memiliki modal yang cukup, dan dukungan yang penuh tapi gagal mencapai tujuannya. Dengan organisasi yang dipenuhi orang biasa, tidak punya modal yang cukup, kurang dukungan tapi mencapai tujuannya. Pengaruh pemimpinlah yang menjadi salah satu penyebab sehingga tercipta semangat dan keyakinan untuk dapat mencapainya.

Fadjar Ari DewantoFadjar Ari Dewanto/VMN/BD/MP Business Advisory Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x