(Business Lounge – Global News) Produsen elektronik Tiongkok Lenovo Group Ltd mengatakan akan melakukan pengurangan tenaga kerja non manufaktur sebanyak 10% setelah dilaporkan bahwa laba bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar 50,9% untuk kuartal yang berakhir pada bulan Juni lalu. Hal ini dikarenakan pasar Personal Computer (PC) secara global terus berkontraksi dan pasar smartphone Tiongkok pun mengalami kejenuhan.
Lenovo adalah produsen PC terbesar di dunia dalam hal pengiriman, tengah bergulat pada tahun ini dengan adanya integrasi dari dua kekuatan besar produsen smartphone Motorola Mobility dan Unit server x86 milik IBM dengan kondisi pasar yang penuh tantangan.
Perusahaan mengatakan akan mengurangi tenaga kerja non manufaktur sebanyak 3.200 sebagai bagian dari upaya pemotongan biaya pada paruh tahun fiskal kedua sebesar USD 650 juta atau sekitar IDR 8,45 triliun. Diperkirakan bahwa pengurangan ini akan membantu Lenovo untuk menghindari pengurangan sebesar separuh dari keuntungannya. Lenovo mengakui bahwa perusahaan ini sedang menghadapi “lingkungan pasar terberat selama bertahun-tahun”.
“Kami akan mengurangi biaya dalam bisnis PC dan meningkatkan efisiensi dalam rangka untuk meningkatkan konsolidasi industri peningkatan saham, dan meningkatkan keuntungan,” demikian dikatakan Chief Executive Lenovo Yang Yuanqing dalam sebuah pernyataan seperti dilansir oleh WSJ. Selain itu Yuanqing Yang juga mengatakan bahwa perusahaan juga akan merestrukturisasi bisnis smartphone.
Lenovo membukukan laba bersih sebesar USD 105 juta atau sekitar IDR 1,3 triliun untuk kuartal fiskal pertama, turun dari US 214 juta pada kuartal tahun sebelumnya. Hal ini sebenarnya lebih tinggi dari perkiraan laba bersih sebelumnya. Sedangkan pendapatan untuk periode itu sebesar USD 10,7 milyar atau sebesar IDR 139 triliun, naik dari USD 10,4 milyar pada tahun lalu.
“Mengingat posisi lemah untuk kedua produsen, Lenovo dan Motorola di pasar yang sangat kompetitif dengan melambatnya pertumbuhan, kita melihat peluang terbatas untuk terjadinya suatu kebangkitan,” demikian sebuah pernyataan yang dilansir oleh WSJ.
Lenovo adalah produsen smartphone terbesar kelima secara global oleh pengiriman pada kuartal kedua dengan pangsa pasar 4,5%, menurun dari No 3 pada kuartal pertama, menurut Counterpoint Research. Dua pesaingnya dari Tiongkok, Huawei Technologies Co dan Xiaomi Corp, telah melampauinya dalam pengiriman pada kuartal ini.
Lenovo menghabiskan sekitar USD 5 milyar atau sekitar IDR 65 triliun pada tahun lalu untuk membeli bisnis smartphone Motorola dan unit server low end dari IBM untuk meningkatkan posisinya di pasar. Namun, kontribusi Motorola untuk pengiriman smartphone Lenovo turun 31% dari tahun sebelumnya menjadi 5,9 juta unit. Divisi mobile Lenovo mencatat rugi sebelum pajak sebesar USD 292 juta atau sekitar IDR 3,7 triliun dalam tiga bulan sampai akhir Juni. Sedangkan bisnis PC-nya mencapai pangsa seluruh dunia 20,6%, dengan saham 13% di pasar utama AS.
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana