Danone Hidupkan Bisnis Susu Formula di Tiongkok

(Business Lounge – Global News) Emmanuel Faber memang sedang melakukan berbagai penerobosan untuk mengembalikan pertumbuhan Danone. Seperti yang sudah pernah dibahas sebelumnya, bagaimana CEO Danone ini mengadakan pertemuan langsung dengan 75,000 karyawan dari hampir 100,000 yang ada di seluruh dunia, baik dengan cara tatap muka langsung maupun lewat video conference (Baca: Belajar dari Langkah Ekstrim CEO Danone Sebagai Seorang Pemimpin), maka Feber terus melakukan terobosan demi terobosan.

Menentang Penjualan Unit Bisnis Nutrisi Medis

Pada tahun lalu, perusahaan Prancis ini sempat mempertimbangkan untuk menjual bisnis nutrisi medisnya dalam rangka untuk mengumpulkan dana untuk membangun unit lainnya. Namun hal ini ditentang oleh Faber yang berpendapat bahwa unit ini akan menguntung pada beberapa tahun mendatang dan merupakan bagian penting dari portofolio Danone.

“Saat ini, kami tidak mempermasalahkan bagaimana besarnya Danone,” demikian dikatakan Faber. “Pertanyaannya adalah seberapa kompetitif Danone di setiap sektor? Saya yakin bahwa kami memiliki cerita panjang yang masih dapat kami tulis pada bisnis nutrisi medis dan saya tidak akan meninjau kembali keputusan tersebut.”

Menghidupkan Unit Susu Formula Bayi

Danone sempat terpukul ketika pada tahun 2013 merebaknya kekuatiran masyarakat terhadap susu formula di Tiongkok. Ditambah lagi terjadinya penarikan kembali ribuan kaleng susu formula bayi Dumex, milik Danone di delapan pasar Asia pada tahun 2013. Hal ini pun menjadi sebuah alarm peringatan bagi Danone yang kemudian berjuang untuk membangun kembali kepercayaan pada merek ini.

Kini CEO Faber berupaya melakukan langkah strategic lainnya untuk mengibarkan bendera bisnisnya, terutama di Tiongkok.

Produsen yogurt Activia dan susu bayi Aptamil ini telah mengatakan pada pekan lalu bahwa perusahaan sedang berupaya untuk menghidupkan kembali unit bisnis susu formula bayi andalannya dan fokus pada layanan e-commerce ketimbang membeli saham lebih besar perusahaan susu milik Tiongkok, Mengniu Co seperti yang sebelumnya pernah dilakukan.

“Apa yang kami lakukan adalah sebuah revolusi,” demikian dikataan Faber seperti dilansir oleh WSJ, dalam sebuah wawancara setelah perusahaan mengumumkan laba semester pertama paa Jumat (24/7). “Ini adalah revolusi yang lamban, tetapi tetap sebuah revolusi,” demikian lanjut Faber.

Faber, bersama dengan pendahulunya Franck Riboud sedang berupaya mendorong terjadinya pertumbuhan yang lebih kuat bagi Danone, setelah serangkaian masalah yang juga dihadapi Danone, termasuk merebaknya kekuatiran atas keamanan makanan di Asia, inflasi harga susu, dan terimbasnya dampak krisis ekonomi yang terjadi di Eropa.

Danone A Steady Drop (270715)

Tiongkok Menjadi Penyumbang sekitar 7% dari Omset Grup.

Meskipun menjadi mesin pertumbuhan besar bagi Danone, bisnis perusahaan ini di Tiongkok telah menghadapi sejumlah masalah dalam beberapa tahun terakhir. Faber sangat mengenal Tiongkok dengan baik sebab ia pernah ditugaskan di negara ini pada tahun 2007 untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan Wahaha, perusahaan patungan dengan mitra Tiongkok pada saat itu.

Faber mengatakan bagaimana strategi barunya di Tiongkok adalah untuk fokus pada e-commerce sebagai bagian dalam mengkonsolidasikan pasar susu formula yang sangat terfragmentasi. “Kami menciptakan kembali bisnis kami di Tiongkok,” demikian dikatakan Faber. Negara ini telah menjadi penyumbang sekitar 7% dari omset grup.

Bisnis Online Danone di Tiongkok

Langkah Danone kali ini merupakan sebuah langkah penyerbuan pada bisnis online. Danone diperkirakan memiliki 461 juta konsumen Tiongkok, sepertiga dari populasi saat ini melakukan pembelian lewat online, naik dari 46 juta pada tahun 2007, ketika e-commerce mulai bangkit.

Namun sebuah tantangan besar bagi Unit susu segar Danone, untuk merepresentasikan sekitar setengah dari pendapatan perusahaan. Ini merupakan tantangan besar bagi Danone. Bagi Faber tidak ada alasan bagi divisi susu segar untuk tidak memberikan margin yang sama setelah dilakukannya restrukturisasi. Pada tahun 2014, grup melaporkan margin operasional sebesar 12,6%, turun dari 15,3% pada tahun 2010. Bagi Faber ini saatnya untuk seluruh unit memberikan kontribusi pada pertumbuhan yang berkelanjutan termasuk unit susu.

Danone telah menjadi objek dari banyak spekulasi, dengan beberapa pendapat yang mengatakan bahwa sulit bagi Danone untuk bersaing dengan rival yang lebih besar. Dengan kapitalisasi pasar sekitar € 40 miliar atau sekitar 597 triliun rupiah, masih jauh lebih kecil dari Nestlé SA, yang memiliki kapitalisasi pasar sekitar € 220miliar atau sekitar 3,288 triliun rupiah.

nancy/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image :

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x