(Business Lounge – Global News) Walaupun sudah memasuki pertengahan tahun dan beberapa tempat pun telah menikmati musim panasnya, tetapi Boston, sebuah kota di Massachusetts, Amerika Serikat, tetap memiliki salju. Unik sekali kejadian ini, sebab tumpukan salju di Boston belum lagi mau mencair.
Mengapa? Ada beberapa alasan, dan beberapa di antaranya berhubungan dengan ilmu fisika.
Menurut weather.com, Boston memiliki ketebalan salju hingga 110 inci pada musim dingin ini. Tentu, salju ini mencair pada waktu yang berbeda-beda tapi ternyata sebagian dari salju-salju itu tidak juga mencair.
Apa yang dapat Anda lakukan untuk membersihkan semua salju ini? Andaikata saja ketebalan salju mencapai 50 inci (1,27 m) dan menutupi daerah seluas 1 mil persegi. Jika Anda mengambil semua salju itu dan memindahkannya ke lapangan sepak bola, maka akan menciptakan tumpukan salju setinggi 600 meter (hampir 2.000 kaki). Sehingga Anda dapat melihat bahwa seluruh salju di Boston dapat menimbulkan masalah. Jika Anda ingin membersihkan jalan dari salju-salju, maka Anda harus memindahkan semua saljunya di suatu tempat dan menciptakan tumpukan salju raksasa.
Masalah berikutnya adalah salju-salju yang ada di Boston ini telah bercampur dengan sampah. Ketika truk mengeruk salju yang menutup jalan, maka para petugas tidak hanya memperoleh salju tetapi mereka juga mengumpulkan benda-benda yang telah tertutup dengan salju. Benda-benda ini biasanya dikategorikan sebagai sampah. Setelah seluruh salju meleleh barulah dapat dipisahkan antara salju dan sampah.
Bagaimana Salju Mencair?
Salju pada dasarnya es dengan banyak ruang udara. Bagaimana es ini berubah menjadi air? Ini membutuhkan energi yang melalui dua proses: radiasi dan konduksi. Saat matahari menyinari salju, maka cahayanya mentransferkan energi yang dapat mencairkan salju. Seperti ketika kita berdiri di basah sinar matahari dan merasa hangat maka begitu juga dengan salju. Konduksi adalah perpindahan energi melalui kontak. Jadi, apa yang menyentuh salju? Hanya dua hal: tanah dan udara. Jika hal-hal ini lebih hangat daripada salju (yang sangat mungkin pada bulan Juli) maka mereka akan mentransfer energi ke salju dan mencairkannya.
Sederhana bukan? Ya, itu sederhana kecuali untuk satu hal. Kedua konduksi panas dan transfer energi radiasi melalui permukaan tumpukan salju. Tumpukan salju besar menimbulkan masalah.
Memperhitungkan Ukuran
Jumlah energi yang Anda butuhkan untuk mencairkan salju tergantung pada jumlah salju itu sendiri sebab energi tersebut haruslah sebanding dengan volume. Transfer energi berjalan melalui area permukaan tumpukan. Dengan kedua ide tersebut maka akan memakan waktu yang lama untuk mencairkan tumpukan besar salju.
Ketika Anda membuat tumpukan besar salju Anda membutuhkan lebih banyak energi untuk mencairkannya. Namun, tumpukan besar tidak meningkatkan luas permukaan yang cukup. Rasio volume luas permukaan masih tergantung pada ukuran. Hal-hal besar yang tidak sama dengan hal-hal kecil dan tumpukan besar salju lebih sulit untuk mencair. Diperlukan perluasan permukaan salju untuk dapat mencairkannya.
Masalah Pada Sampah
Adanya sampah seperti yang dikatakan di atas juga membawa masalah selanjutnya. Setelah tumpukan salju raksasa dengan sedikit sampah mulai mencair, salju mulai hilang namun sampah tidak. Sampah ini dapat menjadi sesuatu yang melindungi salju serta memberikannya keteduhan. Tetapi dapat juga sampah membantu mempercepat pencairan jika itu adalah sampah yang tepat, misalnya potongan logam tetapi kantung kripik tidak akan membantu.
Sebenarnya, campuran salju-sampah ini sangat mirip dengan cara ilmuwan menemukan meteorit di Antartika. Meteorit menghantam gletser dan kemudian gletser bergerak dan mencair di tempat-tempat tertentu. Ketika mereka mencair, mereka menjatuhkan sampah (atau meteorit dalam kasus ini) di tempat itu.
Tapi apakah salju di Boston akan mencair? Tentu saja tetapi membutuhkan waktu. Mudah-mudahan itu akan mencair sebelum badai salju berikutnya.
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : flickr – John Collins