OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Ainu, Suku Yang Dilupakan

(Business Lounge – Culture) Pernah mendengar tentang suku Ainu? Sejak di Sekolah Dasar yang saya tahu Ainu adalah nenek moyang bangsa Jepang yang sekarang dan mereka pendek-pendek. Setelah mengunjungi Shiraoi (baca:Shirowi) tempat museum Ainu berada, maka barulah saya mengetahui lebih banyak tentang suku Ainu.

Bagi Anda yang tertarik untuk mempelajari lebih banyak tentang Jepang, museum ini layak dikunjungi. Untuk menuju ke sana Anda harus dapat menumpang pesawat Domestik Jepang baik dari Kansai-Osaka maupun dari Tokyo. Saya bertolak dari Kansai, menempuh 1,5 jam menuju Sapporo, menggunakan pesawat domestic nasional Jepang: ANA. Dari Sapporo Anda harus naik bus selama 1,5 jam untuk dapat sampai ke Shiraoi.

Suku Ainu 2

Shiraoi Poroto Kotan
Berada di kota Shiraoi, museum Ainu dibuat seperti model perkampungan suku Ainu. Penduduk Ainu yang sebenarnya sendiri tinggal lebih banyak di kota Otaru dan juga tinggal di dalam hutan dan lembah. Museum ini terletak di tepi danau Poroto sehingga tempat itu dinamakan Shiraoi Poroto Kotan yang artinya desa tepi danau Poroto di Shiraoi.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
SHIRAOI POROTO KOTAN

Ainu sesungguhnya merupakan suku bangsa yang tertua di Jepang, merupakan campuran penduduk asli Hokkaido dengan Rusia karena berbatasan dengan Rusia di utara (pulau Sakhalin dan Kuril). Penduduknya lebih mirip dengan orang Mongolia dengan wajah yang cenderung bulat. Mereka juga ternyata tidak pendek, tinggi tubuhnya adalah seperti kebanyakan orang Asia lainnya. Suku Ainu memiliki bahasa asli sendiri dan kebudayaan yang masih dilestarikan hingga sekarang, walaupun menjadi suku minoritas yang hampir lenyap.

Terisolasi
Sejak jaman dinasti Meiji 1869, pemerintah Jepang justru mendiskriminasikan suku Ainu karena tidak ingin mereka memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan Jepang. Suku Ainu dirampas hak-haknya, tanah-tanah mereka diambil pemerintah dan tidak dilindungi. Hingga saat ini diskriminasi terhadap suku Ainu masih bersisa. Mereka tidak terlalu diperhatikan dan populasinya semakin menurun dari tahun ke tahun, dari ratusan ribu penduduk sekarang diperkirakan tinggal sekitar 25.000 orang saja. Jika mereka ingin sekolah, maka mereka harus bisa berbahasa Jepang lebih dulu. Ainu seperti tidak dianggap kehadirannya. Mereka terisolasi baik kebudayaan, bahasa dan kehidupan.

Penduduk Ainu adalah suku bangsa pemburu. Mereka memburu beruang dan memakan daging beruang sehingga di rumah-rumah mereka selalu ditemukan kandang beruang. Mereka juga nelayan dan petani tradisional. Ikan kesukaan mereka adalah ikan Salmon yang biasa diawetkan dengan cara diasap di ruang tamu rumah-rumah mereka yang terbuat dari kayu. Pakaian dan sepatu merekapun mereka buat dari kulit ikan Salmon. Suku ini memiliki kepercayaan animisme dengan mempercayai setiap benda yang mereka temui mereka yakini memiliki roh (Kamuy).

Beruang Suku Ainu

Dilihat dari kemiripan dengan suku di Indonesia, suku Ainu lebih menyerupai suku-suku Dayak di Kalimantan. Suku Ainu yang tersisa pada masa kini sudah jarang yang masih merupakan suku asli, melainkan sudah campuran dengan suku lainnya di Jepang. Kebudayaannya perlahan mulai meluntur. Entah kenapa, tiba-tiba saya merasa Indonesia dengan banyaknya suku yang ada namun dapat menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, sungguh sangat membanggakan.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
SUKU AINU SEPERTI SUKU DAYAK DI INDONESIA

Vera Herlina/VMN/BL/CEO of Management Soft Skill Academies Vibiz Consulting Group
Editor: Ruth Berliana
Image: Vera Herlina