Penggeledahan Tas? “No Tim Cook!”

(Business Lounge – Empower People) Beberapa kali saya menyaksikan moment ketika para karyawan sebuah peritel terbesar di Indonesia harus mengalami pemeriksaan saat akan meninggalkan area store tersebut. Biasanya mereka akan digeledah untuk memastikan bahwa mereka tidak keluar membawa barang-barang perusahaan. Hal ini juga akan dilakukan saat mereka akan meninggalkan tempat kerja mereka seusai jam tugas mereka.

Saya ingat pada waktu saya duduk di bangku SMA, saya pernah mengisi hari libur kenaikan kelas dengan magang pada sebuah supermarket besar dan setiap kali saya meninggalkan tempat kerja lewat pintu karyawan maka ada petugas yang akan memeriksa tas yang saya bawa juga saku pakaian saya.

Hal yang lumrah? Biasanya demikian.

Namun tidak bagi dua orang pekerja toko ritel Apple Inc yang menuntut Chief Executive Tim Cook atas tindakan pemeriksaan tas yang berlangsung di toko ritel dengan alasan tindakan tersebut memalukan dan merendahkan kedua karyawan tersebut.

Kebijakan Penggeledahan Tas

Apple memang memiliki kebijakan untuk memeriksa tas karyawan ritel sebagai bagian tindakan kemanaan untuk pencegahan tindakan kriminalitas dan hal ini juga sebenarnya diterapkan oleh banyak perusahaan. Amazon salah satunya yang juga sempat menghadapi tuntutan namun pengadilan memenangkan pihak perusahaan.

Namun pada kasus Apple, sebenarnya hal ini telah diperkarakan sejak tahun 2012 ketika seorang karyawan merasa perusahaan yang seharusnya menghargainya sebagai pekerja malah memperlakukannya sebagai seorang kriminal. Pada tahun 2013 kemudian pengadilan memerintahkan perusahaan untuk memberikan kompensasi pada karyawan untuk waktu yang dikorbankan karyawan pada saat penggeledahan dilakukan. Kini kasus ini dibuka kembali yang berdampak membawa Tim Cook pada meja hijau yang akan dimulai pada 2 Juli mendatang.

Dapatkah Menerapkan Penggeledahan Tas?

Pada dasarnya setiap perusahaan akan memiliki kebijakannya masing-masing termasuk berkaitan dengan tingkat keamanannya. Bayangkan saja jika sebuah produk teknologi dari perusahaan bergengsi ini tiba-tiba hilang dari tempat barang ini di-display, maka siapakah yang kemudian akan bertanggung jawab untuk menanggung kerugian yang diderita. Bukankah pepatah mengatakan mencegah lebih baik dari pada mengobati? Maka berbagai tindakan pencegahan akan sangat penting untuk dilakukan oleh pihak perusahaan.

Permasalahannya adalah bagaimana supaya kebijakan ini diterima oleh semua pihak.

Berikut beberapa hal yang dapat diperhatikan pihak perusahaan untuk menerapkan kebijakannya.

Mengkomunikasikan sejak awal

Penting bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan semua kebijakan yang dimilikinya pada saat proses rekrutmen berlangsung. Adalah baik jika perusahaan telah memiliki standar pedoman etika dan perilaku (code of conduct) yang kemudian harus ditandatangani oleh karyawan baru sebagai bukti bahwa ia setuju dan berjanji akan mematuhi semua yang diatur tersebut.

Hal ini cukup kuat bagi perusahaan untuk membela dirinya bilamana pada suatu haru si karyawan merasa keberatan untuk mematuhi peraturan yang ada.

Pentingnya Sumber Daya Manusia yang Kompeten

Bilamana code of conduct telah ditandatangani maka bukan berarti perusahaan dapat melaksanakannya tanpa memperhatikan norma-norma yang ada. Misalnya dalam kasus penggeledahan tas, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa petugas keamanan dapat menjalani tugasnya dengan nilai-nilai kesopanan yang harus dipatuhi. Itulah sebabnya perusahaan penting untuk mengadakan pelatihan service bagi seluruh petugas keamanan. Jangan oleh karena dipandang ‘hanya’ petugas keamanan maka mereka tidak mendapatkan pelatihan mengenai service excellent.

Pada intinya perusahaan dapat saja membuat berbagai kebijakan sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku, namun penting untuk memastikan semua pelakunya dapat menjalaninya dengan baik.

ruth_revisiRuth Berliana/VMN/BL/Managing Partner Human Capital Development

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x