(Business Lounge – Art) Businesslounge.co.id – Vibiz Media Network berkesempatan melakukan interview dengan Mike Dargas seorang pelukis kelahiran Jerman yang menganut surealisme dan realisme dalam lukisannya.
Sekilas tentang Mike Dargas
Lahir pada tahun 1983 di Cologne, Jerman, Mike sudah mulai melukis sejak masa kanak-kanak. Menggunakan cat minyak, ia pun membuat karya pertamanya dan kemudian menjualnya kepada teman-teman keluarga.
Pada usianya yang ke-10, Mike pun diterima di sebuah sekolah seni sebagai satu-satunya anak di kelas dewasa dan ia pun mempelajari teknik yang berbeda.
Di usianya yang ke-11, Mike menunjukkan kebolehannya melukis di depan umum dengan melukis di permukaan jalan di depan Katedral Cologne, Domplatte. Hal ini sangat berkesan baginya dan tidak dapat dilupakannya.
Menemukan Jiwa Lukisnya
Memasuki usianya yang ke-20 ia menjadi terkenal pada seni tato dan memenangkan semua penghargaan penting.
Namun kemudian ia mengubah aliran seninya ketika terinspirasi oleh para seniornya, Salvador Dalí, Michelangelo Merisi da Caravaggio, dan HR Giga. Mike pun mulai berfokus pada surealisme dan realisme. Karya-karyanya menampilkan gambar orang, dicat realistis dengan minyak di atas kanvas. Teknik yang tepat membuat karyanya seperti fotografi, sebuah snapshot dari sebuah momen.
Mike menemukan model dalam kehidupan sehari-hari dan tidak terbatas pada jenis tertentu. Dia menggambarkan orang-orang muda dan tua, yang indah dan gelap, rapuh dan kuat. Mereka mungkin tidak diingat di dalam pikiran, terkadang gambarnya menunjukkan konflik batin atau mengirimkan hal-hal yang unik dan kadang-kadang berkesan tenang dan suci.
Dengan karya-karyanya Mike Dargas seolah menantang kita untuk melihat lebih dalam, untuk memahami sifat manusia dan mempertanyakan persepsi emosional kita sendiri.
Berikut sekilas perbincangan businesslounge.co.id – Vibiz Media Network dengan Mike Dargas.
BL: Business Lounge
MD: Mike Dargas
BL: Apa artinya seni bagi Anda?
MD: Seni adalah passion saya. Seni memberi saya kesempatan untuk mengekspresikan diri dalam bahasa internasional.
BL: Bagaimana pengalaman pertama Anda dalam melukis?
MD: Saya melukis sejak saya masih kanak-kanak. Saya ingat waktu saya TK, ibu saya datang untuk menjemput saya di sekolah. Kemudian salah seorang guru memintanya untuk masuk dan melihat sebuah dinding yang penuh dengan lukisan sebab saya telah melukis sepanjang minggu. Lukisan ini menunjukkan kisah Walt Disney ‘Jungle Book’, cerita kartun yang baru saja saya lihat sebelumnya. Ibu saya seperti kehilangan kata-kata saat itu tetapi ia mendukung ambisi artistik saya sejak saat itu. Dialah orang yang menjual karya seni pertama saya pada salah satu temannya ketika saya masih berumur 7 tahun. Pada saat saya berumur 10 tahun saya ikut serta dalam kelas melukis untuk dewasa selama satu tahun. Saya terbiasa untuk menggambar scetches di atas kertas, melukis pada kanvas, dan mengukir patung kayu.
BL: Mengapa Anda memilih surealisme dan realisme? Apakah Anda selalu memilih wajah manusia sebagai obyek lukisan Anda?
MD: Para senior saya telah membuka dunia realisme pada saya. Saya terpesona oleh seni realistis dan kesempurnaan itu sejak saya masih kecil. Dalam seni yang saya miliki, saya mencoba untuk meningkatkan keterampilan saya dalam setiap pekerjaan yang baru dan itu menjadi seperti obsesi.
BL: Bagaimana Anda mendapatkan inspirasi dalam pekerjaan Anda? Apa sebenarnya yang menginspirasi Anda untuk melukis? Seperti lukisan-lukisan Anda yang berjudul “Untitled (Water)”, “Golden Thoughts”, atau “The black gold”?
MD: Saya terinspirasi oleh kehidupan saya sehari-hari, terutama oleh media. Film, berita, dan fashion memiliki pengaruh besar pada seni. Dua hal yang saat ini sedang saya hadapi adalah untuk menghadirkan keindahan di mana-mana dan perkembangan ekonomi dari dunia yang kekurangan sumber daya ini. Tetapi saya bukan seorang guru sehingga saya menyerahkannya kepada pengunjung untuk melihat makna yang lebih dalam di balik karya-karya saya atau hanya menikmatinya. Kedua-duanya merupakan pujian bagi saya.
BL: Adakah pengalaman seni atau pameran yang mengesankan?
MD: Pengalaman khusus secara pribadi adalah ketika pertama kalinya lukisan saya dipamerkan di depan umum saat saya berusia 11 tahun. Waktu itu saya mengagumi para Old Masters dan melukis karya-karya mereka di depan Katedral Cologne. Saat itu tidak akan pernah saya lupakan.
BL: Apakah saat ini Anda pikir Anda akan tetap berada dalam karir Anda?
MD: Saya sangat bersyukur untuk setiap pengalaman yang telah saya jalani sejauh ini. Tapi saya masih dalam proses … dan mudah-mudahan akan selalu demikian!
BL: Apa rencana Anda pada lima tahun ke depan?
MD: Melakukan pameran di New York, Sydney, Istanbul, Paris, Jakarta … Saya ingin memamerkannya di setiap benua di dunia!
Ruth Berliana/VMN/BL