Runtuhnya Dominasi Produk Jepang

Selama pertengahan tahun 1990-an, mesin penggerak kapal buatan Jepang dengan merek Kubota dan Yanmar sangat mendominasi pasar Indonesia. Mesin ini unggul karena daya tahan dan daya jelajahnya yang tinggi. Selain itu nelayan juga tak punya merek lain sebagai pilihan.

Memasuki tahun 2000, dominasi Jepang tergeser oleh mesin buatan Tiongkok, Dongfeng. Saat ini di lingkungan para nelayan sulit menemukan mesin buatan Jepang.

Mengapa nelayan kita berpindah dari mesin buatan Jepang ke mesin buatan Tiongkok?

Untuk mengetahui masalah ini, saya melakukan penelitian kepada para nelayan di Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara. Provinsi-provinsi itu menjadi basis kelautan Indonesia.

Hasilnya, mesin Tiongkok mendominasi karena harganya yang lebih murah ketimbang buatan Jepang. Sebagai perbandingan, harga mesin 23 PK merek Kubota atau Yanmar adalah Rp20 juta – 25 juta. Sedang mesin buatan Cina hanya Rp5 juta – 10 juta. Perbedaan ini tentu sangat siginifikan bagi para nelayan yang rata-rata berpendapatan Rp 50.000-20.000 untuk setiap kali melaut.

Sebenarnya para nelayan mengakui bahwa mesin Jepang lebih baik dari buatan Tiongkok. Namun, keterbatasan daya beli memaksa mereka membeli buatan Tiongkok.

Belajar dari kasus tersebut, menarik untuk mengetahui apa sebenarnya yang merupakan kunci keberhasilan usaha. Michael Treacy and Fred Wiersema (1997) dalam bukunya “The Discipline of Market Leaders: Choose Your Customers, Narrow Your Focus, Dominate Your Market” mengemukakan bahwa keunggulan bersaing suatu produk ditentukan oleh tiga keunggulan, yaitu produk (product leadership), harga melalui operational excellence, serta hubungan intim dengan pelanggan (customer intimacy). Penjelasannya begini.

Pertama, produk yang memiliki keunikan atau diferensiasi otomatis akan dicari pelanggan. Al Ries dan Jack Trout (2001) mengatakan, tanpa diferensiasi, perusahaan tak akan memiliki keunggulan bersaing dan akhirnya akan bangkrut. Smartphone merek BlackBerry contohnya. Dengan inovasinya, Blackberry mampu menggeser dominasi Nokia. Namun, Blackberry tidak mampu terus berinovasi, sehingga kalah dengan iPhone atau Samsung.

Kedua, dalam kondisi hypercompetition, harga bisa menjadi penentu kemenangan. Contohnya AirAsia yang menerapkan tarif murah dengan slogan “everyone can fly”.

Ketiga, kedekatan dengan pelanggan. Melalui hubungan yang erat, pelanggan akan loyal bahkan merekomendasikan produk pilihannya ke teman-temannya. SidoMuncul adalah contoh perusahaan yang terus membangun kedekatan dengan pelanggan melalui program CSR.

Dalam kasus mesin penggerak kapal, ternyata faktor harga mampu mengalahkan dua faktor unggulan lainnya. Lalu, apa yang harus dilakukan perusahaan Jepang untuk mengatasi masalah ini?

Sebenarnya para nelayan masih menghargai mesin buatan Jepang dibanding buatan Tiongkok. Maka, untuk memenangkan persaingan, produsen mesin Jepang perlu membuat mesin dengan harga murah, atau sedikit lebih mahal, tapi dengan kualitas yang lebih baik dari produk Tiongkok.

Apa inspirasi yang bisa dipetik bangsa Indonesia dari kasus ini? Kita sampai sekarang masih menjadi konsumen produk Jepang dan Tiongkok. Kementerian Perindustrian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi perlu membina pengusaha lokal agar mampu memproduksi mesin-mesin penggerak kapal. Ini penting mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang ke-4 di dunia dan produsen ikan terbesar ke-2 di dunia, setelah Tiongkok. Industri kelautan dari Sabang sampai Merauke tentu akan terus membutuhkan mesin penggerak kapal.

Menjadi tantangan bagi kita semua untuk mewujudkan hal ini. Jangan puas hanya dengan menjadi penonton dan konsumen, tapi jadilah bangsa produsen. Kata Jack Welch, “An organization’s ability to learn, and translate that learning into action rapidly, is the ultimate competitive advantage.” Rasanya saya tak sabar lagi untuk ikut mewujudkan hal ini.

Dr. Jony Oktavian Haryanto/VMN/BL/Podomoro University
Editor: Ruth Berliana

1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x