(Business Lounge – News & Insight) Salah satu tamu kenegaraan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Afrika ke-60 adalah utusan dari Vanuatu, Salto Kilman. Menteri Luar Negeri Vanuatu ini mengambil waktu menemui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Minggu (19/4) dan menyatakan keinginan negaranya untuk membuka kedutaan Vanuatu di Indonesia.
Mengenal Vanuatu
Vanuatu atau secara resmi disebut Republik Vanuatu adalah sebuah negara kepulauan Oseania yang terletak di Samudra Pasifik Selatan. Kepulauan vulkanik ini terletak 1.750 kilometer (1.090 mil) di timur Australia bagian utara, 500 kilometer (310 mil) timur laut dari Kaledonia Baru, sebelah timur dari New Guinea, sebelah tenggara dari Kepulauan Solomon, dan sebelah barat Fiji.
Nama Vanuatu berasal dari kata vanua (“tanah” atau “rumah”), yang muncul dalam beberapa bahasa Austronesia, dan kata tu (“berdiri”). Kedua kata tersebut menunjukkan independensi negara baru.
Asal Mula Republik Vanuatu
Vanuatu pertama kali dihuni oleh orang-orang Melanesia, juga orang-orang Eropa pertama yang tergabung dalam ekspedisi Spanyol yang dipimpin oleh navigator Portugis Fernandes de Queiros dan tiba di pulau terbesar di 1606. Ia mengklaim kepulauan tersebut adalah milik Spanyol, sebagai bagian dari kolonial Spanyol Hindia, dan menamakannya Australia del Espiritu Santo.
Pada tahun 1880-an, Perancis dan Inggris mengklaim kepulauan ini sebagai bagian dari Nusantara, dan pada tahun 1906 mereka sepakat pada kerangka kerja untuk bersama-sama mengelola kepulauan sebagai Hebrides Baru melalui Kondominium Inggris-Perancis. Sebuah gerakan kemerdekaan muncul pada 1970-an, dan Republik Vanuatu didirikan pada tahun 1980.
Kondisi Alam Vanuatu
Negara kepulauan Vanuatu berbentuk Y yang terdiri dari sekitar 82 pulau yang relatif kecil, dengan dua buah pulau (Matius dan Hunter) diklaim dan dikendalikan oleh Prancis sebagai bagian dari kolektivitas Perancis Kaledonia Baru. Total luas Vanuatu adalah sekitar 12.274 kilometer persegi (sedikit lebih besar dari Pulau Bangka), dengan permukaan tanahnya sangat terbatas (sekitar 4.700 kilometer persegi (1.800 mil persegi)). Sebagian besar pulau-pulau yang curam, dengan tanah yang tidak stabil dan sedikit air tawar yang permanen. Salah satu perkiraan, dibuat pada tahun 2005, adalah bahwa hanya 9% dari lahan yang digunakan untuk pertanian (7% dengan tanaman permanen, ditambah 2% dianggap garapan). Pantainya kebanyakan berbatu dengan terumbu karang pada tepinya dan tidak ada landasan kontinen, melainkan menurun dengan cepat ke kedalaman laut.
Penduduk Vanuatu hidup dari pertanian, menggembala, berburu, dan memancing. Sekitar 90% masyarakat Vanuatu mengkonsumsi ikan, yang telah menyebabkan aktivitas memancing yang sangat ramai di dekat desa dan menipisnya spesies ikan dekat pantai. Sedangkan hampir sebagian besar pulau-pulau menunjukkan tanda-tanda penggundulan hutan. Pulau-pulau telah banyak kehilangan kayu yang bernilai tinggi, mengalami cakupannya skala tebas dan bakar pertanian, dan dikonversi menjadi perkebunan kelapa dan peternakan sapi, dan sekarang menunjukkan bukti peningkatan erosi tanah dan longsor.
Vanuatu dan Indonesia
Vanuatu pernah memberikan dukungannya atas kemerdekaan Papua Barat, hal ini menyebabkan hubungan pemerintah Vanuatu dengan Indonesia mengalami kendala. Kilman adalah perdana menteri Vanuatu sejak tahun 2012 ketika pemerintah Vanuatu berupaya kembali menjalin hubungan dengan pemerintah Indonesia walaupun belum juga berlanjut.
Namun, bulan lalu Vanuatu mengalami musibah diterjang topan Pam, Indonesia pun mengulurkan tangan memberikan bantuan sebesar 2 juta dolar AS yang disambut baik oleh Kilman.
Pertemuan Kilman dengan Menlu Retno Marsudi telah menempatkan hubungan yang lebih erat antara Indonesia dengan Vanuatu sebagai bagian dari upaya Indonesia menjangkau negara-negara Melanesia. Dalam pertemuan tersebut menlu Retno Marsudi mengatakan bahwa penduduk Melanesia di Indonesia lebih besar dari penduduk negara-negara Melanesia lainnya bila digabungkan. Hal ini membuat Indonesia merupakan bagian integral dari Melanesia. Dalam waktu dekat Indonesia pun berencana untuk menjadi tuan rumah acara budaya Melanesia utama dan seni pada bulan Oktober.
uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara