Samson, atau yang seringkali dipanggil “Abang Hipster” oleh penghuni Pasar Santa sangat mudah dikenali melalui ciri khas kumis ala Salvador Dali-nya. Pemilik Laidbackblues Record Store ini adalah yang pertama menjual vinyl di Pasar Santa. Sejak Laidbackblues dibuka, Pasar Santa telah bertransformasi menjadi salah satu hub untuk mendapatkan vinyl di Jakarta.
Kenapa memilih Pasar Santa?
Ya, kebetulan memang karena lokasi Pasar Santa sebenarnya. Awalnya saya pengen buka toko vinyl di lokasi baru supaya orang ada option selain di Jalan Surabaya atau Blok M. Awalnya pengen buka di Jogja karena di sana biaya sewanya rendahkan, tapi setelah market research lagi, ternyata pasarnya kurang. Nah, terus kebetulan ada temen gue illustrator yang kasih tahu tentang tempat ini.
Apa relationship anda dengan pasar basah dibawah?
Hubungan kita itu saya bisa bilang baik sekali. Ujung-ujungnya saya dapetin apa aja dibawah. Sampai ngejahitin baju. Kita di lantai 3 itu sepakat bikin campaign untuk beli terus dari bawah. Kalau bener-bener enggak ada baru cari di luar.
Apa rencana anda kedepan?
Saya punya dua master plan. Yang pertama, saya ingin punya took fisik karena biasanya saya jual vinyl ini saya jual online. Nah sekarang kan udah ada ya di pasar ini. Hal lainnya, saya ingin punya record label sendiri. Saya ingin encourage musisi-musisi kita untuk pakai vinyl lagi. Vinyl ini sebenarnya punya kualitas suara yang jauh lebih baik daripada kaset, CD atau MP3. Itu yang mau saya promosikan lagi.
Apa harapan anda untuk pasar ini di masa mendatang?
Saya berharap agar kita dapat lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah.
Michel Judah /VMN/BL
Editor: Ruth Berliana