(Business Lounge – Business Insight) Raksasa peritel makanan siap saji Amerika – McDonald mengumumkan kinerja bisnisnya pada periode kuartal ketiga lalu yang sedikit memburuk dikarenakan keuntungan perusahaan yang terkenal dengan sajian hamburger ini merosot dibandingkan periode sebelumnya.
Memburuknya kinerja McDonald yang dilaporkan karena kinerja penjualan secara global ambruk di tengah skandal keamanan makanan di Tiongkok dan persaingan yang ketat antar peritel makanan siap saji di Amerika Serikat. Jatuhnya keuntungan inipun diluar perkiraan perusahaan sebelumnya.
Laba bersih restoran yang didirikan sejak tahun 1930 tersebut anjlok 30% pada periode kuartalan Juli-September dari periode yang sama tahun 2013 menjadi $ 1070000000, demikian juga dengan laba bersih per saham dari $ 1,09 jauh di bawah perkiraan Wall Street di $ 1,37.
Dari keterangan yang dilaporkan perusahaan, bisnis perusahaan dan kinerja keuangan jatuh ditekan oleh berbagai faktor, dari tarif pajak yang lebih tinggi, permasalahan internal di APMEA dan Eropa. Sehingga perusahaan yang memiliki lebih dari 30 ribu restoran diseluruh dunia hanya mendapatkan pendapatan $ 6990000000 yang turun 4,6% dari periode sebelumnya dan lebih kecil dari perkiraan pendapatan $ 7180000000.
Di pasar AS penjualan juga turun 3,3% di tengah persaingan ketat restoran siap saji lainnya, dan laba usaha juga turun 10%. Dan untuk di AS menyikapi kinerja yang buruk ini, McDonald menerapkan strategi yang lebih berbasis lokal, termasuk menyederhanakan menu.
Dikawasan Eropa penjualan turun 1,4% di tengah sanksi AS terhadap Rusia atas dukungan dugaan separatis pro-Rusia di Ukraina. Akibatnya pemerintah Rusia telah menutup sejumlah gerai McDonald. Untuk kawasan Asia, Pasifik, Timur Tengah dan Afrika turun 9,9%, sebagian karena buruknya penjualan di Tiongkok pasca permasalahan keamanan kualitas bahan makanan.
Joel/Journalist/VM/BL
Editor: Jul Allens
image:wikimedia