Saat ini regionalisasi games semakin kuat di Asia Tenggara. Di sini 85 juta gamer bersedia mengeluarkan uang hingga 661 juta Dolas AS tahun lalu hanya untuk games online. Demikian hasil penelitian perusahaan Niko Partners. Mereka memperkirakan angka tersebut akan terus bertambah hingga 1,2 milyar Dolar AS di tahun 2017.
David Ng, pimpinan perusahaan games Gumi Asia Pte yang bermarkas di Singapura mengatakan bahwa pertumbuhan bisnis regionalisasi games ini sedang booming, karena semakin banyak orang yang sadar bahwa usaha ini menguntungkan. Contohnya game Puzzle Trooper. Pada awalnya game ini ditujukan bagi gamer barat. Di Asia, karakter game yang mirip pegulat Hulk Hogan diubah penampilannya menjadi seperti tokoh komik manga. Ketika mereka mengujinya di Asia Tenggara, terbukti bahwa responnya sangat bagus ketika diubah.
Tapi di jelaskan juga bahwa Asia Tenggara bukan kawasan yang homogen. Gamer di Thailand dan Vietnam suka karakter berpakaian gaya Cina, sementara di Filipina tetap suka gaya barat seperti tokoh orisinil Puzzle Trooper, tambah Ng. “Indonesia pasar yang sulit,” dia sampaikan. “Ada kaum muslim, Cina, Kristen. Sulit untuk menyatukan pasar yang begitu bervariasi.”
Penelitian Niko Partners mengatakan 20 juta gamer Indonesia menghabiskan 88,1 juta Dolar AS untuk games online di tahun 2012. Hampir 26 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya, demikian disampaikan Niko Partners. “Masa depan regionalisasi game di Asia Tenggara akan ditentukan oleh pasar Indonesia,” kata Harry Inaba direktur perusahaan regionalisasi Synthesis APAC.
(ic/ic/bl)
Foto: thejuliagroup.com