Indonesia Potensi Pendapatan Yang Cukup Besar Bagi Coca-cola

(Business Lounge – Business Today) – Coca-Cola Amatil—29% sahamnya dimiliki oleh raksasa minuman asal Amerika Serikat, Coca-Cola—memiliki reputasi mencatatkan pendapatan yang stabil dalam kondisi ekonomi baik maupun buruk. Namun, belakangan ini hal tersebut tidak berlaku bagi mereka. Bisnis Coca-Cola di Australia tengah jatuh, meski masih berpotensi untuk bangkit. Perusahaan yang terdaftar di bursa Sydney itu mengatakan pendapatan tahunan sebelum pajak dan bunga (EBIT), tanpa memperhitungkan one-off items, diperkirakan jatuh untuk pertama kalinya dalam lebih dari 10 tahun terakhir. Saham Coca-Cola Amatil juga telah anjlok hampir 20% dari titik tertingginya Maret lalu.

Coca-Cola Amatil memiliki kapitalisasi pasar sebesar 9 miliar dolar Australia dan hampir tidak pernah tersaingi dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan ini dulu dapat dengan gampang meningkatkan harga produk, namun formula ini tidak lagi sukses dipakai. Pesaing lama, Pepsi, melalui distributornya Schweppes Australia—milik perusahaan Jepang, Asahi—dengan agresif menurunkan harga produknya sejak September  di  2012. Hal ini membuat Coca-Cola Amatil terpojok.

Meskipun demikian, ada sinyalir permasalahan Coke ini akan terselesaikan dengan cepat. Perang harga tidak berlangsung selamanya. Diskon yang lebih besar dapat merugikan Pepsi sendiri. Penjualan Coke  lewat lemari pendingin minuman di depan kios-kios Australia terus meningkat. Potensi di jalur penjualan yang bermargin lebih tinggi ini masih besar. Coke juga berencana melakukan ekspansi bisnis alkoholnya dengan kembali memasuki pasar bir dan cider bulan depan.

Hal positif lainnya dapat berasal dari pemangkasan program belanja kapital Coca-Cola, sehingga perusahaan memiliki cadangan uang tunai untuk dibagikan ke pemegang saham. Coca-Cola Amatil dapat meningkatkan target rasio pembayaran dividen dari 70%-80% menjadi 80%-90%, demikian menurut Stuart Jackson, analis J.P. Morgan.

Di jangka panjang, peningkatan pertumbuhan pendapatan di pasar Australia yang jenuh akan menjadi kurang penting. Faktor penyebabnya: Coca-Cola Amatil adalah satu-satunya distributor Coca-Cola di Indonesia, negara berpopulasi terbesar keempat di dunia dengan 240 juta warga atau 10 kali jumlah warga Australia.

Meski Indonesia hanya menyumbang sekitar 11% dari volume penjualan Coca-Cola Amatil pada 2012, angka ini berkembang pesat. Pertumbuhan pendapatan EBIT di Indonesia rata-rata sebesar 19% dalam tiga tahun terakhir. Coca-Cola Amatil pun mengalokasikan setengah dari belanja kapitalnya di Indonesia.

Indonesia memang bukanlah solusi yang bisa langsung menuntaskan semua masalah Coca-Cola Amatil. Meski demikian, pasar minuman ringan di Nusantara ini adalah potensi pendapatan yang cukup besar bagi pertumbuhan pendapatan Coca Cola Amatil.

(ic/ic/bl-wsj)

Foto :

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x