Anda bisa jelaskan apakah drive utama anda ?
Saya bukan orang yang bakal ngerasa cepet senang kalau saya belom coba, kalau saya bisa bilang saya senang, itu berarti saya udah pernah coba. Tapi kalau coba itu kita kan harus punya rasa memiliki, pake hati, pokoknya sampai maksimal. Jadi saya kira drive utama saya passion.
Bisa tolong jelaskan apa itu passion buat anda ?
Passion itu anugerah ya, kalau buat saya. Karena kalau tanpa passion apa yang kita kerjain gak bakal jadi apa-apa. Passion itu akan kita temukan kalau kita jadikan kerjaan itu sebagai path of our life. Tapi passion itu juga harus punya identitas, harus punya bentuk, dan itu tergantung kita mau dibentuk jadi apa.
Maksudnya ?
Kita dalam mengerjakan sesuatu itu harus pakai hati ya. Saya itu kan kerjasama sama dengan beberapa pembuat sepatu, kadang-kadang yang mereka pikirin itu langsung “profit or not ?”. Ya memang sih profit itu penting, tapi kalau buat saya, sepatu buatan saya itu harus ada nyawanya, ada soul nya. Saya ingin passion saya dibentuk jadi seperti itu.
Oke, segment market utama bapak kan middle-low market, bisa tolong berbagi pandangan tentang segment ini ?
Kalau yang saya perhatikan, middle-low market sekarang sudah jauh berbeda dengan yang dulu. Sekarang mereka sudah ngerti trend. Cuma terbentur harga saja. Sekarang sih mereka udah banyak ngerti kalau beli murah ya kualitas dapetnya murah juga. Cuma ada juga yang sudah tau begitu tetep pengen beli juga, ya karena…trend ! Ini menarik, ada customer yang kalau harganya makin mahal, makin suka, ada yang kalau kita bilang “ini limited product”, makin suka. Banyak juga yang sebenarnya gak ngerti konsep produk yang ditawarkan sebenernya apa, tapi kalau dibilang, “ini lagi nge-trend”, atau “orang kaya juga punya”, langsung tertarik.
“Habitnya orang Indonesia, walaupun mahal, tetap akan belanja, dan sering ngerasa risih kalau pulang gak bawa oleh-oleh. Dan itulah tradisi, yang sudah jadi karakter pasar middle-low.”
Produk Yongki Komaladi di pasaran kan selalu mengikuti alurnya trend masyarakat, kalau saya perhatikan bapak memproduksi berbagai macam footwear, mulai dari sandal sampai hak tinggi, mulai dari sepatu anak-anak sampai dewasa, pertanyaan saya, apakah bapak takut dianggap tidak berkonsep ?
Dulu saya gak pernah berpikir begitu (konsep). Karena dulu kompetitor kita gak banyak, dan apa yang orang mau cepet-cepet kita isi. Tapi zaman sekarang memang beda. Sekarang orang butuh konsep. Ya misalnya anda liat flip-flops, liat wakai, atau crocs. Gak perlu liat label. Liat bentuknya aja sudah jadi wakil. Nah memang sekarang saya baru mulai untuk menjajaki konsep.
Bapak sebelumnya berbicara tentang soul dari produk, apakah statement tersebut konsisten dengan apa yang bapak lakukan sekarang (mengikuti trend) ?
Seperti saya bilang sebelumnya, profit itu memang penting, tapi tetap enggak bisa kalau produknya itu gak bernyawa.
Dengan harga dollar yang sedang naik sekarang ini, apa impact nya ke produk anda ?
Ya otomatis memang ada kenaikan harga di barang baku. Soalnya memang beberapa barang baku enggak bisa kita dapatkan di Indonesia, karena harganya mahal. Ya, tapi kita lagi coba mendekatkan diri ke produsen lokal.
Bisa anda share dengan pembaca, apa kiatnya untuk meraih pasar middle-low ?
Sekarang orang dari Malaysia, orang dari Singapore, mereka berlomba-lomba untuk buka usaha di sini. Mereka pengen sekali menarget middle class kita. Nah, kita harus paham tradisi target market kita, kalau yang bisa saya share dari pengalaman saya, orang Indonesia itu sangat suka tampil, menurut saya. Di mall-mall luar negeri, banyak sekali orang Indonesia, orang Indonesia pulang bawa belanjaan berkoper-koper. Habitnya orang Indonesia, walaupun mahal, tetap akan belanja, dan sering ngerasa risih kalau pulang gak bawa oleh-oleh. Dan itulah tradisi, yang sudah jadi karakter pasar middle-low.