(Business Lounge – Business Today) – Tekanan terhadap rupee kembali menguat setelah India melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua lalu berada di level paling lambat sejak tahun 2009 . Kondisi ini tampaknya akan memaksa PM Manmohan Singh untuk menghambat terjun bebasnya nilai tukar rupee tersebut dengan mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan.
Pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua lalu berada di level 4.4 persen (y/y). Pertumbuhan ekonomi tersebut mengalami perlambatan dibandingkan 4.8 persen yang terjadi pada kuartal pertama sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi ini juga berada di bawah estimasi yang sebelumnya mengharapkan pertumbuhan di level 4.7 persen.
Rupee sendiri telah mengalami penurunan sebesar 16 persen terhadap dollar AS tahun ini setelah defisit transaksi berjalan India membengkak dan mencetak rekor. Kondisi ini mengakibatkan ekonomi India dan rupee rentan tersebut arus keluar modal asing. RBI atau bank sentral India setelah menaikkan suku bunga acuan di bulan Juli untuk mendukung mata uangnya dan menghadang laju inflasi yang mulai tinggi.
RBI sendiri tampaknya akan kembali memperketat kebijakan moneternya meskipun dengan risiko melambatnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan bakal mengalami penurunan ke level 3.7 persen pada kuartal pertama tahun 2014 mendatang.
Melemahnya rupee telah mengancam untuk mendorong inflasi ke level 10 persen. Penurunan ini juga mengingatkan kepada krisis ekonomi India di tahun 1990an saat negara tersebut akhirnya harus meminta bantuan pinjaman kepada IMF. Meskipun demikian saat ini amunisi RBI untuk mengatur mata uangnya masih cukup besar di mana cadangan devisa India masih berada di level 278 miliar dollar, cukup untuk jangka menengah.
(IA/IC/BL-VBN)