(Business Lounge – Business Today), Indonesia , adalah negara yang menyimpan potensi shale gas yang jumlahnya lebih besar dari gas mentana batubara. Sejak empat tahun yang lalu Indonesia mulai mengembangkan akan gas nonkonvensional ini. Bisnis shale gas di nilai oleh pemerintah kedepannya sangat prospektif dan sangat menjanjikan.
Untuk itu sebagai tahap pertama pemerintah akan bekerjasama dengan PT Pertamina untuk mengelola akan wilayah kerja shale gas ini dan diharapkan dapat menghasilkan akan produksi pertama nya di tahun 2018 setelah lima tahun ke depan.
PT Pertamina (Persero) akan menjadi perusahaan pertama yang menandatangani kontrak kerja sama wilayah kerja “shale gas” atau gas nonkonvensional. Wilayah kerja Pertamina tersebut berlokasi di Sumatera Utara yang berdekatan dengan Aceh. Dan untuk potensi “shale gas” Indonesia itu sendiri diperkirakan mencapai 574 TCF atau lebih besar dibandingkan gas metana batubara (CBM) 453,3 TCF dan gas konvensional 153 TCF.
Dan untuk lebih mengembangkan lagi akan potensi dari Shale gas ini maka pemerintah Indonesia mengajak Amerika Serikat untuk melakukan kerjasama selama satu dekade untuk mengembangkan lebih lagi akan gas alam nonkonvensional ini.
Untuk menyukseskan kerja sama tersebut, maka Kementerian ESDM dengan Departemen Luar Negeri AS menggelar acara Regional Workshop on the Changing Global Gas Market and Unconventional Gas. Shale gas merupakan gas yang didapat dengan merekahkan batuan induk tempat terbentuknya gas bumi.
Perlu diketahui bahwa cadangan shale gas di Indonesia terdapat dilokasi Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Papua. Lokasi shale gas tidak sedalam gas konvensional yakni hanya antara 300-400 meter di bawah permukaan. Sementara, gas konvensional bisa mencapai 2.000 meter di bawah permukaan. Dan Amerika Serikat diketahui telah memanfaatkan shale gas secara massal.
(rs/IK/bl)