Financial Literacy (Kecerdasan Finansial)

(Business Lounge – Finance) – Dewasa ini banyak artis ataupun olahragawan yang sukses secara materi pada masa keemasan/kejayaannya kemudian di masa tuanya ia jatuh miskin dan tidak mampu menghidupi dirinya sendiri. Bahkan ada yang menjual medali kebanggaannya demi menyambung hidup. Ada juga yang menjual seluruh harta kekayaannya untuk biaya pengobatan. Artis atau olahragawan yang sukses pada masa kejayaannya adalah orang telah sukses mengembangkan bakat dan kecerdasan yang dimilikinya, tapi mereka tidak memiliki kecerdasan financial yang cukup sehingga harta yang telah ia dapatkan habis sebelum waktunya.

Namun, apakah Anda tahu yang dimaksud dengan financial literacy? Financial literacy mempelajari tentang angka-angka dalam laporan keuangan, memahami bahasa bisnis, serta memahami arti dari sebuah bisnis itu sendiri. Jadi, jika dilihat dari sisi bisnis financial literacy atau disebut juga dengan kecerdasan secara finansial merupakan suatu cara untuk membaca dan memahami isi laporan keuangan dan mengajarkan sebuah cara bagaimana seorang enterpreneur dapat mengambil suatu keputusan yang tepat dan bertindak secara cerdas terhadap laporan keuangan perusahaannya.

Seorang enterpreneur perlu memiliki kemampuan untuk mengelola sumber daya, baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya agar dapat memaksimalkan potensi dalam mengelola kekayaannya. Dalam hal ini ada 4 aspek yang perlu diketahui tentang finansial literacy yaitu aspek bagaimana mendapatkan uang, bagaimana mengelola uang, bagaimana menyimpan uang, dan bagaimana menggunakan uang. Seperti yang kita ketahui, sebagian besar masyarakat masih berkutat dan bersusah payah pada bagaimana mendapatkan uang, belum memikirkan tiga aspek lainnya.

Kita pun menjadi tahu bahwa mengapa ada artis, olahragawan ataupun profesi lainnya yang pada masa kejayaannya kaya raya bisa jatuh miskin di hari tuanya karena ia baru mengerti tentang cara mendapatkan uang melalui bakat dan keterampilan yang dimiliki, tetapi belum tahu dengan benar bagaimana cara mengelola, menyimpan, dan menggunakannya. Berikut akan dibahas satu per satu dari empat aspek tersebut.

1. Aspek Bagaimana Mendapatkan Uang

Melalui aspek ini kita dibimbing untuk menekuni bakat / potensi yang dimiliki menjadi profesi yang menghasilkan uang baik melalui jalur formal maupun informal. Dari aspek ini kita akan mendapatkan pendapatan dari profesi yang ia jalani. Misal akuntan, auditor, dosen, dokter, pengacara, pilot, militer, seniman, pengusaha, dan profesi lainnya.

2. Aspek Bagaimana Mengelola Uang

Melalui aspek ini kita diajari bahwa berapapun gaji atau pendapatan besar yang kita dapatkan, perlu menyisihkan sebagaian pendapatan kita untuk investasi yang berpotensi memberikan pendapatan selain pendapatan yang telah kita jalani. Bukan hanya sekadar menyisihkan sebagaian untuk tabungan hari tua kita. Oleh karena itu, pendapatan bisa dibagi atas 4 macam pengeluaran yaitu Consumption, Social, Saving, and Investation. Misal sebagai perbandingan secara berturut-turut adalah 70:10:10:10. Apabila pendapatan 1.000.000 maka dapat dibagi menjadi 700.000 untuk konsumsi, 100.000 untuk sosial (termasuk sumbangan gereja, zakat), 100.000 tabungan, dan 100.000 untuk investasi. Semakin besar pendapatan maka porsi konsumsi semakin kecil sehingga porsi yang lain bisa lebih besar. Namun, kebanyakan orang adalah pada saat pendapatan mereka meningkat, meningkat pula pengeluaran mereka sehingga peningkatan pendapatan tidak berdampak secara langsung pada tingkat keamanan finansial mereka. Aspek ini adalah aspek yang sangat berat bagi seseorang karena menuntut kecerdasan emosi yaitu mampu menunda kesenangan sehingga pendapatan mereka tidak habis pada porsi konsumsi. Pada aspek ini kita diajarkan untuk mampu membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Membedakan mana pengeluaran yang hanya menguras kantong saja, dan pengeluaran yang berpotensi pada penambahan pendapatan. Orang yang mampu menunda kesenangan akan berpotensi menjadi orang sukses, sedangkan orang yang tidak mampu menunda kesenangan akan berpotensi gagal dalam pengelolaan keuangan.

3. Aspek Bagaimana Menyimpan Uang / Harta Kekayaan

Aspek ini merupakan upaya melindungi harta kekayaan agar tidak terkikis nilainya oleh laju inflasi. Bahkan, tidak sekadar melindungi nilai tetapi berpotensi melipatkan pendapatan dan kekayaan apabila bisa menyimpannya dengan tepat. Pada aspek ini bukan berbicara sebagai uang tabungan atau uang investasi melainkan sisa uang setelah semua porsi sudah dianggarkan baik konsumsi, sosial, tabungan maupun investasi. Saat ini banyak orang yang memiliki uang berlebih tetapi tidak tahu instrument apa yang tepat untuk melindungi harta mereka dari laju inflasi. Ketidaktahuan dapat menyebabkan nilai hartanya terus menyusut meski secara nominal terus bertambah. Pada aspek ini seseorang harus memahami dengan baik keterampilan instrument investasi sehingga mereka bisa melindungi nilai (hedging) hartanya dari inflasi.

4. Aspek Bagaimana Menggunakan Uang / Kekayaan

Aspek ini merupakan hal vital untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera dan berkualitas. Dalam hal ini kita harus menjadi konsumen yang cerdas. Kita perlu membuat skala prioritas dengan mempertimbangkan kebutuhan terlebih dahulu daripada keinginan. Terkadang dalam pemenuhan keinginan akan suatu barang, kita cenderung untuk mengurangi alokasi atas kebutuhan pokok kita. Selain itu, keadaan lingkungan pertemanan didukung dengan banyaknya fasilitas-fasilitas hiburan dan wisata kuliner yang menggiurkan sedikit banyak memberi dampak terhadap pengaturan keuangan dan pola konsumsi kita pada umumnya. Kemampuan untuk tidak mengikuti keinginan dan membaca keadaan ekonomi dengan baik merupakan kunci untuk menjadi konsumen yang cerdas.

(Franky/IK/md-wsj)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x