(The Manager’s Lounge – HR) Dalam bidang SDM, kinerja mengacu pada tindakan yang menghasilkan pencapaian tertentu. Seorang high performer, adalah seorang individu maupun tim yang memberikan pencapaian signifikan. Sementara itu, happiness atau kebahagiaan adalah sebuah emosi yang positif dan menyenangkan, dan merupakan perasaan umum akan kepuasan dalam hidup. Orang yang bahagia di lingkungan kerja umumnya mengalami pengalaman yang positif di lingkungan kerja dan pekerjaannya.
Charles D. Kerns membagi individu ke dalam matriks yang terdiri dari 4 kuadran (Performance-Happiness Matrix), yang dibentuk dari dua dimensi, yaitu kinerja dan kebahagiaan.
Kuadran #1: Happy Low Performer
Karyawan dengan tipe ini bahagia, namun kinerjanya rendah. Kinerja mereka yang rendah mungkin karena pekerjaan yang kurang sesuai, namun mereka optimis terhadap masa depan. Misalnya dengan pelatihan maka mereka optimis kinerjanya akan meningkat.
Kuadran #2: Unhappy Low Performer
Karyawan dengan tipe ini mempunyai kinerja yang rendah dan ia juga tidak bahagia dengan pekerjaannya. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa ini, antara lain sistem kinerja yang kurang baik, praktek rekrutmen buruk dan/atau penghargaan yang kurang berarti bagi karyawan. Misalnya sebuah pekerjaan menuntut seseorang untuk bekerja dengan teliti dan terstrukutr, padahal orang tersebut kurang memperhatikan detail dalam pekerjaannya dan menyukai pekerjaan yang kreatif. Sehingga ketidaksesuaian kepribadian dengan pekerjaannya mengakibatkan ia tidak bahagia dan kinerjanya buruk.
Kuadran #3: Unhappy High Performer
Ada beberapa alasan mengapa seseorang yang kinerjanya bagus namun tidak merasa bahagia. Misalnya ia tidak suka karena pekerjaannya kurang menantang ataupun mereka diminta untuk melakukan hal itu-itu saja (yang membosankan). Ini dapat memicu orang terbaik Anda untuk lari dari perusahaan.
Kuadran #4: Happy High Performer
Seorang dengan kinerja baik dan merasa bahagia adalah prospek yang sangat baik untuk kesuksesan organisasi Anda masa jangka panjang. Mereka yang bahagia dengan pekerjaannya cenderung untuk mempertahankan kinerja yang baik dari waktu ke waktu.
Dalam memindahkan seseorang dari satu kuadran ke kuadran lain yang lebih baik, maka sebagai berikut:
1. meningkatkan kinerja
Seorang pemimpin dapat memaksimalkan kinerja dengan mengambil tindakan sevagai berikut:
• mendesain, mengembangkan dan menyampaikan arah yang jelas
• menciptakan fokus operasional
• menghubungkan dan mengkoordinir sumber daya secara efektif dan efisien
• memastikan bahwa orang-orang mempraktekkan influence skill secara efektif.
2. meningkatkan kebahagiaan
Dalam memandang kebahagiaan seseorang di lingkungan kerjanya, maka baik itu masa lalu, saat ini, maupun masa depan, menentukan perasaannya saat ini.
•seorang individu bahagia jika ia menemukan makna dalam pekerjaannya sekarang, dan banyak memperoleh pengalaman yang positif darinya.
• individu yang tertantang menggunakan skillnya tentunya akan lebih terikat dengan pekerjaanya.
• makna dalam suatu pekerjaan, artinya mereka sadar bahwa pekerjaan mereka mempunyai dampak terhadap orang lain.
• kebahagiaan dalam pekerjaan berasal dari emosi yang positif, pikiran yang positif, serta gambaran yang positif mengenai orang lain.
• ketika memandang masa depan, para happy-performer selalu bersikap optimis dan penuh pengharapan.
Oleh karena itu, dengan poin-poin tersebut maka para pemimpin diharapkan dapat memiliki lebih banyak happy-performer, karena tentunya mereka yang kontribusinyan terbesar bagi organisasi. (RP)
(Diadaptasi dari Putting Performance and Happiness Together in the Workplace oleh Charles D. Kerns, PhD)
pic : www.hoban.net.au
(Vibiz Consulting/SK/TML)