(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Rural market sering dianggap kurang menarik oleh perusahaan, padahal sebenarnya sangat potensial untuk menjadi lahan berbisnis yang menggiurkan. Berikut ini adalah paparan mengenai faktor-faktor driver (pendorong) bagi perusahaan untuk mulai melakukan pemasaran di rural market.
1. Penetrasi informasi di daerah rural (pedesaan)
Informasi saat ini bukanlah mutlak milik penduduk urban/perkotaan saja, melainkan juga rural. Semakin majunya teknologi di dunia menjadikan penetrasi informasi ke daerah rural semakin besar. Listrik sudah mulai masuk desa, BTS juga sudah mulai dibangun di daerah rural demi memperlancar komunikasi.
Contohnya penduduk rural di India, dimana 70 persen diantaranya tidak mempunyai akses kepada listrik dan telepon. Sehingga dibuatlah proyek Computers on Wheels dimana setiap satu atau dua hari seorang teknisi mengunjungi rural menaiki motor yang sudah dipasangkan laptop. Sehingga penduduk rural dapat mengakses internet dengan tenaga matahari. Melalui layanan ini, penduduk dapat memperoleh berbagai informasi aktual, antara lain mengenai harga pasar panen mereka dan berita terbaru yang terjadi di daerah tersebut.
2. Dampak globalisasi
Globalisasi tentunya memiliki dampak negatif, yaitu kemiskinan. Kemiskinan di Indonesia banyak terjadi terutama di daerah rural. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan dapat mengurangi dampak globalisasi dengan turut memberantas kemiskinan di pedesaan. Misalnya program CSR yang dilakukan oleh PT Freeport antara lain memenuhi kebutuhan prasarana sosial yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat setempat, seperti gedung sekolah, rumah sakit, klinik kesehatan, perkantoran, sarana ibadah, sarana rekreasi, pengembangan ekonomi usaha kecil dan menengah, dan preservasi budaya.
3. Meningkatnya kesejahteraan di daerah rural
Sejak tahun 1970-an, kesejahteraan penduduk rural terus meningkat. Sempat jatuh ketika krisis ekonomi pada 1998, namun kemudian meningkat kembali.
Salah satu gerakan dalam rangka meningkatkan kesaejahteraan masyarakat rural antara lain adalah Kecamatan Development Program (KDP) yaitu program dari pemerintah yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri yang bertujuan untuk memberantas kemiskinan, memberdayakan pemerintah lokal dan institusi masyarakat serta meningkatkan local governance. Saat ini, KDP berada pada fase ketiga dan akan terus dijalankan hingga 2009.
Program ini dibiayai oleh alokasi biaya dari pemerintah, hibah serta pinjaman dari World Bank. Program ini memberikan dana sebanyak Rp500 juta hingga 1,5 miliar untuk tiap kecamatan, tergantung jumlah populasinya. Penduduk desa juga terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya ini sesuai dengan kebutuhan dan prioritas mereka.
4. Otonomi daerah meningkatkan tuntutan akan kehidupan yang lebih baik
Saat ini otonomi daerah sedang digalakkan. Desentralisasi memungkinkan tiap daerah untuk mengatur sumber dayanya masing-masing demi kepentingan penduduknya. Masyarakat tentu menuntut akan kehidupan yang lebih baik dengan adanya desentralisasi. Perusahaan dapat turut mendukung kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat melalui barang dan jasa yang mereka tawarkan.
5. Populasi yang besar
Populasi penduduk desa semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penduduk pendesaan meliputi 45 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia. Diperkirakan pertumbuhannya sekitar 1.21 persen per tahun.
Total pengeluaran konsumen rural di seluruh Indonesia adalah sekitar US$ 84,25 triliun per tahun. Sekitar 53 persen dari pengeluaran tersebut adalah untuk pangan. Sementara itu sisanya adalah non-pangan. Namun, pengeluaran terbesar bukan untuk pangan, melainkan Peralatan Rumah Tangga serta Barang dan Jasa.
Populasi yang besar menandakan bahwa perusahaan bisa mempunyai target pasar yang besar disini.
Faktor-faktor tersebut merupakan pendorong supaya perusahaan dapat melirik rural sebagai salah satu peluang bisnis. Sehingga, hadirnya perusahaan dapat menjadi hubungan timbal balik dengan masyarakat secara jangka panjang. Perusahaan dapat memberi kontribusi terhadap perkembangan masyarakat rural, dan begitu pula sebaliknya.
(Rinella Putri/AA/TML)