(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Seringkali kita mendengar banyak marketing yang merasa gagal atau berhent melakukan penjualan karena melakukan kesalahan dan kemudian merasa gagal. Sebuah kegagalan dapat dialami oleh siapa saja. Tetapi bagaimana kita mengambil sikap terhadap sebuah kegagalan merupakan faktor yang penting dan akan mempengaruhi langkah kita selanjutnya. Sikap selalu berpikir positif sangat menunjang pada saat menghadapi kegagalan yaitu dengan kita memandang bahwa kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda, kegagalan merupakan pelajaran berharga untuk dapat meraih keberhasilan di masa mendatang.
Jika kita menelusuri penyebab kegagalan, maka kita dapat menggolongkan penyebab tersebut dalam 2 golongan besae, yakni kegagalan karena faktor internal dan kegagalan karena faktor eksternal.
Kegagalan karena faktor internal adalah kegagalan yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Banyak h yang dapat menjadi penyebab kegagalan ini, seperti kurang perhitungan pada saat awal melangkah, kurang hati-hati dalam melakukan sesuatu atau karena menganggap remeh suatu pekerjaan tertentu. Tetapi penyebab internal yang paling sering terjadi adalah rasa takut, tidak percaya diri untuk mencoba atau memulai suatu kesempatan. Dengan menghindari peluang atau kesempatan bukan berarti kita telah terlepas dari kemingkinan kegagalan yang mungkin kita hadapi, akan tetapi kita justru telah menetapkan kegagalan tersebut sebagai pilihan kita.
Kegagalan internal ini akan mengakibatkan seseorang mengalami penyesalan dan kekecewaan mendalam. Seseorang yang gagal dan mengetahui bahwa kegagalan yang dia alami adalah buah dari kelalaian dirinya sendiri, akan merasa sangat menyesal atas kegagalan yang ia hadapi.
Sementara kegagalan yang diakibatkan faktor-faktor eksternal misalnya faktor dari kompetitor, kemampuan orang lain yang lebih baik dari kemampuan kita, kecurangan orang lain, atau faktor-faktor lain yang berasal dari luar diri kita sendiri. Biasanya seseorang akan lebih mampu menghadapi kegagalan eksternal ini. Karena dengan onstropeksi dan berjiwa besar maka kita akan dapat menghadapi kekecewaan yang ada.
Kunci utama dalam menghadapi kegagalan adalah berjiwa besar. Seseorang haruslah berjiwa besar dalam menghadapi kegagalan internal ataupun eksternal. Khususnya kegagalan internal, seseorang haruslah berani untuk mengakui kesalahan atau kelalaian yang telah ia perbuat kemudian mengambil langkah-langkah praktis untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Tentu saja langkah preaktis yang diambil yang bertentangan dengan kegagalan sebelumnya. Jikalau sebelumnya kurang berani mencoba teknik penjualan yang baru maka selanjutnya berani untuk mencoba teknik penjualan yang baru tersebut dengan suatu keyakinan bahwa itu pasti berhasil. Ketika kita mengalami kegagalan maka kita harus dapat belajar dari kegagalan tersebut sehinggan tidak terulang dan bahkan membawa kita kepada suatu perbaikan bahkan kemenangan yang lebih besar lagi.
(Indriani Vera/AA/TML)