(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Sebuah perusahaan periklanan ponsel, InMobi Pte. Ltd, sedang berada pada siklus hidupnya yang kedua. Berawal dari tahun 2007 dengan lini usaha mesin pencari (mobile search), namun setelah pengoperasian yang singkat dan cukup suram, InMobi beralih ke bisnis yang baru tumbuh yakni periklanan dalam ponsel.
InMobi yang berpusat di Bangalore, memutuskan untuk masuk ke pasar berkembang (emerging market) di Asia dan Afrika dan sekarang telah menjadi jaringan perusahaan periklanan ponsel terbesar kedua di dunia, setelah Google Inc., dengan permintaan bulanan iklan sebanyak 77 milyar, sebuah ukuran untuk menilai jaringan iklan global.
Perusahaan ini baru saja menerima investasi sebesar $200 juta dari Softbank Corp., sebuah perusahaan media dan telekomunikasi asal Jepang. Investor lain termasuk di dalamnya Kleiner Perkins Caufield & Byers dan Sherpalo Ventures. Dengan banyaknya dorongan positif seperti ini, kelihatannya perusahaan sedang dalam tahap ekspansi.
Atul Satija adalah wakil direktur dan juga managing director di Asia Pasifik, bergabung di perusahaan pada Desember 2010 dari perusahaan asalnya Google. Dan ketika dia bergabung, InMobi hanya memiliki enam kantor dan sekitar 200 karyawan.
Hari ini, jumlah karyawan dari InMobi telah berlipat ganda dan perusahaan berencana untuk membuka 25 kantor cabang di seluruh dunia. Atul Satija berbincang dengan Megha Bahree di Mumbai akhir-akhir ini, tentang bagaimana memperkerjakan orang yang tepat saat bisnis sedang berkembang, dan sekaligus memastikan kerahasiaan dari pelanggan. Berikut adalah hasil wawancara yang telah dilakukan penyuntingan :
WSJ : Apa yang menjadi perhatian Anda ketika Anda berkembang dengan begitu cepatnya?
Mr. Satija : Bisnis ini adalah bisnis yang sangat mendesak dan tidak dapat dikompromikan untuk segera dikembangkan. Tantangannya adalah menambahkan kekuatan dalam kepemimpinan, khususnya dalam sebuah kawasan atau negara yang baru. Akhir-akhir ini kami baru saja membuka kantor di Melbourne, Auckland, New Delhi, dan Mumbai. Budaya perusahaan inilah yang mampu membawa kami sejauh ini. Namun, pertanyaannya adalah bagaimana kita menjaga budaya tersebut tetap ada ketika perusahaan sedang berekspansi. Kami masih dalam tahap memulai, yang artinya ketika Anda berhak atas promosi, maka kami akan memberikan pada Anda. Kami bertumbuh tanpa terlalu banyak aturan disini. Kami butuh untuk tetap menjaga elemen tersebut, yakni kepercayaan dan agresivitas.
WSJ : Tipe orang seperti apakah yang Anda cari?
Mr. Satija : Kami butuh mempekerjakan orang yang berjiwa bisnis dan seorang pengambil risiko. Namun, akan sedikit lebih menantang untuk menemukan orang yang berani mengambil risiko di Australia dan Singapura daripada beberapa tempat lain seperti misalnya di China. Orang-orang mungkin tidak akan percaya bahwa memulai bisnis dari Asia dapat mencapai pertumbuhan yang kita targetkan, yakni pendapatan sebesar $1 milyar dalam kurun waktu dua hingga empat tahun lamanya. Ada masa ketika kami mempekerjakan orang secara terburu-buru dan kami membuat kesalahan dalam proses tersebut. Kami menyadari kami tidak dapat mempekerjakan orang hanya karena kemampuannya, melainkan kami butuh orang-orang yang memiliki banyak energi positif, orang yang cerdas dan memiliki sikap yang baik. Kemampuan bisa diajarkan.
WSJ : Hal apa lagi yang Anda perlukan untuk mencapai target Anda?
Mr. Satija : Kami memulai bisnis ini dengan pendapatan nol hingga satu juta dolar. Sekarang, kami telah menetapkan target kami pada angka satu milyar dolar. Kami butuh untuk melakukan hal yang tepat untuk mencapai target tersebut. Penting sekali untuk mendapatkan talenta yang terbaik. Kami juga sangat berorientasi partnership, dan kami harus selalu bersikap terbuka dalam mencari sebuah partnership yang bagus untuk mencapai tujuan kami. Hal ketiga yang perlu difokuskan adalah mengenai teknologi. Ini adalah sesuatu yang secara langsung berada dalam kontrol kami. Kami berinvestasi secara besar-besaran dan mencari perusahaan global untuk diakuisisi, namun dengan tetap berkembang secara lokal. Kami hanya cemas jika tidak berinvestasi pada SDM dan teknologi kami, bahkan sebuah perusahaan kecil yang berinvestasi pada hal serupa dapat mengalahkan kami.
WSJ : Apakah ada perubahan-perubahan dalam industri ini yang mungkin berdampak pada bisnis Anda ?
Mr. Satija : Kerahasiaan menjadi perhatian kami. Bagaimana kami menerima data dari penerbit akan menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan dengan hati-hati ke depannya. Salah satu tantangan bidang periklanan dalam dunia yang serba digital adalah bahkan sebuah komputer atau ponsel memastikan kerahasiaan data dari pelanggannya. Bagaimana cara membuat jaringan periklanan atau penerbit yakin bahwa kerahasiaan data dari pelanggan tidak dikompromikan, dimana pada saat bersamaan juga membantu pengiklan untuk mencapai pelanggan. Hal ini tentu saja melibatkan sosialisasi terhadap semua stakeholder perusahaan, baik penerbit, peng-iklan, dan juga pelanggan, dan juga kami membangun sebuah persyaratan mengenai produk kami mencakup kebijakan (policies) dan proses. InMobi melakukan kedua hal ini.
WSJ : Apa saja hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan ketika Anda akan masuk ke sebuah pasar negara yang baru ?
Mr. Satija : Biasanya ketika sebuah perusahaan barat memasuki pasar diluar AS, mereka akan masuk dengan pandangan yang sangat kuat terhadap pasar tersebut. Bagi kami, dengan berpusat jauh dari India dan juga sebagai salah satu perusahaan pertama media digital di Asia, kami tidak dapat menerapkan pola pikir tersebut. Kami selalu berkata, “Mari belajar seperti seorang anak kecil di dalam kelas.” Kami memiliki kemewahan dari sebuah produk yang bagus, jadi sekarang kami berfokus pada bagaimana cara membuat produk tersebut menjadi sesuai dengan selera lokal dan bagaimana untuk menyesuaikannya. Biasanya ketika kami masuk dalam sebuah negara yang baru, hal yang kami lakukan adalah mencari klien secara luas dan mendapatkan beberapa yang mudah untuk didapatkan. Namun ketika kami masuk ke Jepang, contohnya, tim lokal kami berkata bahwa strategi tersebut tidak dapat diterapkan, sehingga pendekatan yang baru adalah dengan cakupan yang sempit dan mencoba untuk mendapatkan beberapa klien yang besar, daripada beberapa klien kecil. Hal ini akan membantu kami dalam membangun kredibilitas sebelum kami memasuki pasar yang lebih luas lagi. Menjadi hal yang penting untuk menemukan seorang pemimpin lokal yang baik dan memberi kepercayaan kepadanya untuk memberi Anda insight tentang pasar lokal, bahkan jika Anda pada awalnya tidak setuju dengan pandangan tersebut.
WSJ : Bagaimana rasanya berkompetisi dengan Google ?
Mr. Satija : Menarik sekali berkompetisi dengan perusahaan yang sudah sangat sukses. Kami lebih berorientasi B to B dan bukan B to C seperti Google, jadi kami tidak berkompetisi secara langsung. Dan tentu saja, Google masih bertahan dalam bisnis Internet dan berusaha melindungi posisinya. Satu hal yang hanya kami cemaskan adalah mengenai 100% mobile.
WSJ : Seberapa realistis tujuan anda untuk menembus pendapatan sebesar $1 milyar?
Mr. Satija : Coba Anda perhatikan saja statistik. Industri periklanan ponsel sedang bertumbuh tiga hingga lima kali lipat, dari tahun ke tahun, dan kami bertumbuh dengan angka yang sama, bahkan lebih. Perusahaan yang telah berhasil mencapai jumlah massa yang banyak dalam hal peng-iklan, penerbit dan basis pelanggan, portofolio produk, teknolgi dan tim bisnislah yang akan mengendalikan sang ombak. Bola sedang berada pada lapangan kami.
Resume :
Karir : Sebelum bergabung dengan InMobi pada Desember 2010, dia adalah Head of wireless business untuk daerah Jepang dan Asia Pasifik untuk perusahaan Google. Dia juga bekerja untuk Google di India. Sebelum Google, dia sempat menjalani beberapa peran di bagian penjualan, consulting, dan business development pada perusahaa-perusahaan seperti Adobe, Samsung, dan Infosys.
Pendidikan : Gelar Master dengan dua major di Strategic Marketing dan teknolgi dari Indian School Of Business, dan gelar B-Tech dalam ilmu Teknik Mesin dari National Institute of Technology
Ekstrakurikuler : Menghabiskan waktu dengan anak perempuannya yang berumur 5 tahun. Menjadi ketua sebuah organisasi nirlaba bernama EndPoverty di Gurgaon. Organisasi ini telah menjangkau 14 desa dan sekitar delapan sekolah dalam daerah jangkauannya.
(Darwin Huang/AA/TML)