AppLovin

Applovin Raup Untung Saat Iklan Naik

(Business Lounge – Technology) Applovin Corporation, perusahaan teknologi pemasaran asal Palo Alto yang dikenal luas dalam industri mobile app monetization, melaporkan lonjakan laba dan pendapatan pada kuartal pertama tahun ini, didorong oleh pertumbuhan tajam unit bisnis periklanannya. Hasil ini melampaui ekspektasi Wall Street dan langsung mendorong saham perusahaan melonjak lebih dari 15 persen dalam perdagangan setelah jam bursa.

Dalam laporan keuangan yang dikutip oleh Wall Street Journal, Applovin mencatat laba bersih sebesar 236 juta dolar AS untuk kuartal pertama 2025, naik tajam dibandingkan rugi bersih sebesar 4 juta dolar pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan juga melonjak 47 persen menjadi 1,06 miliar dolar, melampaui estimasi analis yang memperkirakan sekitar 973 juta dolar. Ini merupakan kuartal kelima berturut-turut di mana perusahaan membukukan pertumbuhan dua digit, mencerminkan efektivitas strategi skala dan optimalisasi teknologi iklan berbasis machine learning.

CEO Applovin, Adam Foroughi, dalam wawancaranya dengan Bloomberg, menyebut bahwa pencapaian ini adalah hasil dari investasi berkelanjutan dalam platform iklan AI milik mereka yang disebut “Axon.” Platform ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi kampanye iklan di aplikasi mobile, memaksimalkan monetisasi pengguna dengan data real-time dan penargetan berbasis perilaku. Foroughi menyatakan, “Kami melihat dampak langsung dari adopsi Axon di seluruh ekosistem mitra kami, dan kami percaya ini baru permulaan.”

Unit periklanan Applovin, yang menjadi andalan pertumbuhan sejak tahun lalu, mencatatkan pendapatan sebesar 857 juta dolar, naik lebih dari 60 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, segmen aplikasi milik sendiri — yang terdiri dari game mobile yang pernah menjadi fokus utama Applovin — justru mencatat penurunan, sejalan dengan strategi perusahaan yang kini memprioritaskan periklanan sebagai core business.

Menurut Reuters, pergeseran strategis ini telah membuahkan hasil yang konsisten. Setelah tahun-tahun awal sebagai pengembang dan penerbit game, Applovin mulai fokus membangun ekosistem iklan yang dapat digunakan oleh pengembang pihak ketiga. Platform Axon kini digunakan oleh lebih dari 10.000 aplikasi di berbagai kategori, dari gim hingga e-commerce dan layanan keuangan. Pendekatan ini menjadikan Applovin sebagai penyedia teknologi infrastruktur iklan, bukan hanya pemain di konten.

Selain laba dan pendapatan, perusahaan juga membukukan EBITDA yang disesuaikan sebesar 456 juta dolar, meningkat 81 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Marjin EBITDA yang mencapai 43 persen menjadi indikator efisiensi operasional yang terus membaik. Analis dari J.P. Morgan menilai bahwa kemampuan Applovin untuk mempertahankan margin tinggi sekaligus mencatat pertumbuhan agresif adalah hal langka di sektor teknologi, apalagi di tengah iklim ekonomi global yang masih berfluktuasi.

Reaksi pasar pun langsung terlihat. Saham Applovin (ticker: APP) melonjak hingga 18 persen dalam perdagangan pasca-penutupan, mencapai level tertinggi sejak 2021. Menurut data Yahoo Finance, volume perdagangan pasca-pasar meningkat lebih dari tiga kali lipat dibandingkan rata-rata harian, menandakan bahwa pelaku pasar institusional memberikan respons positif atas prospek jangka panjang perusahaan.

Keberhasilan ini menjadi penanda penting bagi Applovin, yang sempat mengalami masa sulit pasca-IPO pada 2021. Saham perusahaan sempat merosot lebih dari 70 persen dari harga penawaran umum karena ketidakpastian di pasar periklanan digital dan tekanan dari perubahan kebijakan privasi Apple yang membatasi pelacakan iklan. Namun kini, Applovin tampaknya telah bertransformasi dari perusahaan konten menjadi penyedia infrastruktur teknologi iklan yang scalable.

Dalam paparan kepada investor, manajemen menyampaikan panduan optimistis untuk kuartal kedua, dengan proyeksi pendapatan antara 1,1 hingga 1,14 miliar dolar dan EBITDA sebesar 490 juta hingga 520 juta dolar. Mereka juga menyoroti bahwa permintaan iklan dari sektor non-game seperti layanan finansial, e-commerce, dan hiburan digital menunjukkan peningkatan signifikan, memperluas basis klien dan mendiversifikasi pendapatan.

Namun tidak semua pihak bersikap sepenuhnya optimis. Beberapa analis memperingatkan bahwa pasar iklan digital global masih rentan terhadap fluktuasi makroekonomi, termasuk potensi resesi ringan di AS dan ketegangan geopolitik yang dapat memengaruhi belanja pemasaran perusahaan-perusahaan besar. Meski demikian, Applovin diyakini berada dalam posisi strategis berkat pendekatan berbasis kinerja dan teknologi prediktif yang dapat menyesuaikan dengan kondisi pasar yang berubah.

Sejak meluncurkan Axon generasi kedua pada akhir tahun lalu, Applovin mengklaim telah mampu meningkatkan return on ad spend (ROAS) mitra hingga 30 persen secara rata-rata. Hal ini mendorong lebih banyak pengembang aplikasi untuk mengalihkan anggaran iklan mereka ke platform Applovin dibandingkan pesaing seperti Unity Ads atau Google AdMob. Bahkan beberapa studio game besar di Asia, menurut laporan Nikkei Asia, telah mulai mengintegrasikan sistem bidding Applovin ke dalam strategi monetisasi mereka.

Di sisi lain, perusahaan juga meningkatkan investasi dalam keamanan data dan transparansi iklan, menyusul tuntutan yang semakin tinggi dari regulator dan pengguna. Applovin menyatakan bahwa mereka telah menerapkan sistem audit internal untuk menghindari penipuan iklan (ad fraud) dan memastikan bahwa semua kampanye memenuhi standar industri. Ini menjadi langkah penting untuk membangun kepercayaan di tengah meningkatnya sorotan terhadap praktik pengumpulan data pengguna.

Dalam jangka menengah, Applovin juga berencana untuk memperluas kehadirannya di wilayah Asia Tenggara dan Amerika Latin — dua pasar berkembang dengan populasi pengguna mobile yang besar namun penetrasi iklan digital yang masih rendah. Perusahaan telah membuka kantor cabang di Singapura dan São Paulo serta membentuk tim lokal untuk menangani akuisisi klien dan pengelolaan kampanye di tingkat regional.

Di luar aspek finansial, transformasi Applovin juga mengundang perhatian dari kalangan teknologi karena dianggap sebagai studi kasus sukses pivot model bisnis. Dari perusahaan game ke perusahaan SaaS iklan, Applovin berhasil mengubah narasi dan menunjukkan bahwa ketekunan dalam mengembangkan teknologi inti bisa menghasilkan nilai tambah jangka panjang. CEO Adam Foroughi sendiri menyebut bahwa perjalanan ini “tidak instan, tapi dirancang secara sistematis dengan fokus jangka panjang.”

Performa Applovin pada kuartal ini juga menjadi sinyal penting bagi sektor teknologi yang tengah mencari titik balik pasca penurunan valuasi selama dua tahun terakhir. Dalam laporan analisis dari Goldman Sachs, disebutkan bahwa saham-saham teknologi yang fokus pada monetisasi berbasis AI dan efisiensi iklan akan menjadi “kandidat kebangkitan” dalam gelombang bull market berikutnya — dan Applovin termasuk di antara nama-nama teratas.

Kini, dengan profitabilitas yang terus meningkat, ekspansi pasar yang agresif, dan teknologi iklan yang terbukti unggul, Applovin tidak lagi dipandang sebagai perusahaan transisi, melainkan sebagai pemain utama dalam arsitektur iklan digital global. Perjalanan perusahaan ini menegaskan bahwa dalam lanskap teknologi yang cepat berubah, adaptasi dan inovasi bukan hanya strategi bertahan, tetapi juga kunci untuk menciptakan nilai luar biasa.