coaching direktur

Memperdalam Percakapan Coaching yang Efektif

(Business Lounge – Lead and Follow) Setelah membahas The Kickstart Question, Michael Bungay Stanier dalam buku The Coaching Habit melanjutkan dengan memperkenalkan pertanyaan coaching kedua yang ia anggap sebagai pertanyaan paling ampuh dalam dunia coaching,  The Awe Question, yang berbunyi, “And what else?” atau dalam bahasa Indonesia, “Dan apa lagi?”.  Stanier memaparkan secara meyakinkan bagaimana pertanyaan ini menjadi alat sederhana namun luar biasa efektif untuk memperkaya percakapan dan menggali kedalaman pikiran atau perasaan seseorang.

Dalam percakapan sehari-hari, kita sering kali menerima jawaban pertama sebagai jawaban final. Kita cenderung melanjutkan ke topik berikutnya atau langsung memberi saran. Namun, Stanier mengingatkan bahwa dalam coaching, tujuan kita bukanlah untuk bergerak cepat, tetapi untuk menggali secara bermakna. Di sinilah kekuatan The Awe Question bekerja.

Baca juga : COACHING HABIT DIPERLUKAN OLEH SETIAP PEMIMPIN

Mengapa “Dan Apa Lagi?” Begitu Kuat?

1. Jawaban Pertama Jarang yang Terbaik

Stanier menekankan bahwa jawaban pertama yang diberikan seseorang hampir selalu bersifat dangkal. Ini adalah refleks berpikir, bukan hasil dari perenungan. Dengan bertanya “Dan apa lagi?”, kita memberi ruang bagi orang untuk melihat lebih dalam dan menyadari aspek lain dari permasalahan mereka.

Contoh sederhana: ketika seseorang ditanya, “Apa tantangan terbesar dalam proyek ini?” dan ia menjawab, “Kurangnya waktu,” maka dengan bertanya “Dan apa lagi?”, mungkin akan muncul jawaban lain seperti, “Saya tidak yakin semua anggota tim punya motivasi yang sama.” Di sinilah percakapan mulai menjadi kaya dan penuh makna.

2. Meningkatkan Kedalaman dan Kejelasan

The Awe Question memaksa seseorang untuk mengevaluasi kembali pemikiran awal mereka. Ini adalah bentuk refleksi aktif yang memaksa munculnya ide-ide baru yang belum terungkap pada tahap awal percakapan. Ini juga membantu coach untuk menghindari kesimpulan prematur.

3. Menjadi Jalan Menuju Kesadaran Baru

Pertanyaan ini memiliki kekuatan untuk membantu seseorang menemukan jawaban sendiri. Ketika Anda terus bertanya “Dan apa lagi?”, tanpa terdengar menginterogasi, Anda sebenarnya sedang memfasilitasi seseorang menggali perspektifnya sendiri. Hal ini tidak hanya menciptakan pembelajaran yang lebih kuat tetapi juga memperkuat rasa tanggung jawab personal.

4. Membantu Coach Mengelola Ego

Sering kali coach merasa bahwa tugas mereka adalah memberikan solusi atau nasihat. Namun, seperti yang diingatkan Stanier, coaching sejati adalah tentang membantu orang lain berpikir, bukan berpikir untuk mereka. Dengan menggunakan The Awe Question, coach menahan dorongan untuk berbicara dan justru memberi ruang kepada lawan bicara untuk berkembang.

Teknik Efektif Menggunakan “Dan Apa Lagi?”

Untuk mengoptimalkan manfaat pertanyaan ini, Stanier menawarkan beberapa strategi dan tips praktis:

  1. Gunakan Secara Berulang Ajukan pertanyaan. ini setidaknya tiga kali selama percakapan. Ini bukan angka sakral, tetapi Stanier menunjukkan bahwa tiga kali adalah jumlah minimum untuk membuka kemungkinan-kemungkinan yang lebih luas.
  2. Gunakan Nada Suara Netral dan Penuh Minat. Nada suara menentukan bagaimana pertanyaan diterima. Jangan terdengar skeptis atau menguji. Sebaliknya, sampaikan dengan rasa ingin tahu yang tulus.
  3. Nikmati Keheningan. Jangan buru-buru mengisi jeda setelah Anda mengajukan pertanyaan. Keheningan memberi waktu bagi lawan bicara untuk berpikir. Ini adalah momen refleksi yang sangat berharga dalam proses coaching.
  4. Gunakan Bersama Pertanyaan Lain. The Awe Question bekerja sangat baik bila digunakan bersama pertanyaan coaching lainnya. Misalnya setelah seseorang menjawab “Apa yang sedang ada di pikiranmu?”, dan mereka memberi jawaban, lanjutkan dengan “Dan apa lagi?” untuk membuka lebih banyak sudut pandang.

coaching

Menerapkan The Awe Question

Kasus 1: Manajer dan Anggota Tim

Seorang manajer bertanya kepada anggota timnya, “Apa tantangan yang kamu hadapi minggu ini?”

Jawaban: “Saya merasa kewalahan dengan beban kerja.”

Manajer: “Dan apa lagi?”

Jawaban: “Saya rasa saya belum sepenuhnya memahami prioritas dari tugas-tugas ini.”

Manajer: “Dan apa lagi?”

Jawaban: “Saya juga agak frustrasi karena belum mendapat umpan balik dari proyek sebelumnya.”

Dalam tiga lapisan pertanyaan, manajer bukan hanya mendapatkan pemahaman tentang beban kerja, tetapi juga tentang kejelasan prioritas dan kebutuhan akan komunikasi yang lebih baik.

coaching

Kasus 2: Coach dan Pelamar Kerja

Coach: “Apa yang membuat kamu ragu untuk mengambil tawaran kerja itu?”

Jawaban: “Saya takut akan kegagalan.”

Coach: “Dan apa lagi?”

Jawaban: “Saya khawatir kehilangan stabilitas di tempat kerja sekarang.”

Coach: “Dan apa lagi?

Jawaban: “Saya juga tidak yakin apakah saya cukup baik untuk pekerjaan itu.”

Dengan satu pertanyaan sederhana, percakapan masuk ke wilayah keyakinan diri, ketakutan akan perubahan, dan kebutuhan akan validasi. Ini memperkaya sesi coaching dan membuka ruang bagi pemahaman diri yang lebih dalam.

Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

  1. Terlalu Cepat Beralih ke Pertanyaan Baru. Jangan terlalu cepat berpindah ke pertanyaan lain sebelum lawan bicara selesai menjelajahi jawabannya. Tanyakan “Dan apa lagi?” setidaknya beberapa kali.
  2. Menggunakan Nada Menguji atau Meragukan Pertanyaan ini bukan ujian. Hindari nada suara yang membuat lawan bicara merasa sedang diinterogasi atau diuji.
  3. Menggunakan Secara Mekanis. Meski pertanyaan ini sangat efektif, jangan gunakan seperti robot. Pastikan ada aliran percakapan yang alami dan empatik.

Baca juga : Struktur Kepemimpinan Danantara Perkuat Kepercayaan Pasar Global

Meningkatkan Budaya Coaching dalam Organisasi

Organisasi yang menerapkan pendekatan coaching secara konsisten sering kali melihat peningkatan dalam keterlibatan karyawan, produktivitas, dan komunikasi. Pertanyaan “Dan apa lagi?” dapat menjadi alat sederhana untuk menyebarkan budaya mendengarkan aktif dan eksplorasi terbuka.

  • Dalam rapat. Daripada langsung menanggapi ide, pimpinan tim bisa bertanya kepada pengusul, “Dan apa lagi yang bisa kita pertimbangkan?”
  • Dalam diskusi strategi. Pertanyaan ini bisa membuka ruang pemikiran di luar asumsi dasar dan memperluas cakrawala solusi.
  • Dalam sesi mentoring. Mentor bisa membantu mentee menggali lebih dalam dengan menggunakan The Awe Question untuk memunculkan kemungkinan yang belum dipertimbangkan.

Membuka Potensi dengan Pertanyaan Kecil

Sering kali kita menyangka bahwa pertanyaan yang rumit atau solusi instan adalah kunci dalam membantu orang lain berkembang. Namun The Coaching Habit membuktikan bahwa pertanyaan yang sederhana, jika digunakan dengan tepat dan konsisten, justru menjadi alat yang paling kuat. “Dan apa lagi?” adalah pintu kecil menuju ruang besar refleksi, kesadaran, dan transformasi.

Dengan menjadikan pertanyaan ini sebagai kebiasaan, Anda tidak hanya akan memperkaya percakapan coaching, tetapi juga membangun budaya organisasi yang lebih reflektif, kolaboratif, dan berkembang.

Pertanyaan ini pada akhirnya mengajarkan kita satu hal penting, selalu ada lapisan lain yang menunggu untuk ditemukan. Dan dalam setiap percakapan yang bermakna, kemampuan untuk bertanya “Dan apa lagi?” bisa menjadi pembeda antara percakapan biasa dan percakapan yang benar-benar mengubah hidup.