Starbucks dan Tantangan Keuangan di Bawah CFO Baru Cathy Smith

(Business Lounge Journal – Global News)

Starbucks, raksasa kopi global, telah menunjuk Cathy Smith sebagai Chief Financial Officer (CFO) yang baru, menggantikan Rachel Ruggeri yang telah memegang posisi tersebut sejak 2021. Smith, yang sebelumnya menjabat sebagai CFO Nordstrom, akan mengambil alih kendali keuangan perusahaan dalam waktu dekat. Penunjukan ini terjadi di tengah upaya Starbucks untuk mengatasi penurunan penjualan yang terus berlanjut dan meningkatkan efisiensi operasional di seluruh jaringan tokonya. Keputusan ini juga menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam merombak kepemimpinan guna menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang semakin kompetitif dan ekspektasi konsumen yang terus berkembang.

Pergantian CFO ini menandai babak baru bagi Starbucks yang tengah mengalami tantangan besar dalam operasional dan keuangannya. Meskipun perusahaan tidak memberikan alasan spesifik atas kepergian Ruggeri, Starbucks menyatakan bahwa ia akan membantu dalam masa transisi kepemimpinan. Langkah ini mencerminkan perubahan strategis yang sedang dilakukan oleh manajemen baru di bawah kepemimpinan CEO Brian Niccol, yang terus berupaya membawa Starbucks kembali ke jalur pertumbuhan. Sebagai seorang pemimpin berpengalaman di industri keuangan dan ritel, Smith diharapkan dapat memberikan stabilitas dalam mengelola arus kas dan investasi Starbucks, terutama dalam kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian saat ini.

Starbucks telah menghadapi penurunan penjualan selama empat kuartal berturut-turut, dengan penurunan penjualan toko yang sama (same-store sales) sebesar 4% pada kuartal yang berakhir 29 Desember dibandingkan tahun sebelumnya. Laba per saham juga mengalami penurunan sebesar 23% dalam periode yang sama. Ini menjadi tantangan besar bagi manajemen baru, terutama di tengah persaingan ketat dalam industri makanan dan minuman. Dengan meningkatnya preferensi pelanggan terhadap pengalaman belanja digital, Starbucks juga perlu memperkuat strategi omnichannel untuk mengoptimalkan penjualan baik di gerai fisik maupun melalui layanan daring.

Untuk menghadapi tantangan ini, Starbucks telah mengambil beberapa langkah strategis, termasuk merampingkan operasi dengan memangkas 1.100 posisi karyawan di tingkat korporat. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan sumber daya perusahaan. Selain itu, Starbucks juga telah menarik kembali sejumlah diskon yang sebelumnya diberikan kepada pelanggan dalam upaya meningkatkan profitabilitas. Upaya ini mencerminkan strategi perusahaan untuk menyeimbangkan antara memberikan nilai kepada pelanggan dan menjaga margin keuntungan tetap sehat.

Di sisi operasional, perusahaan juga berupaya meningkatkan pengalaman pelanggan dengan menghadirkan kembali bar kondimen swalayan. Keputusan ini diambil setelah banyak pelanggan mengeluhkan bahwa barista yang terlalu sibuk sering kali membuat minuman dengan takaran susu dan gula yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Langkah kecil ini menunjukkan bahwa Starbucks tidak hanya berfokus pada strategi keuangan, tetapi juga pada kepuasan pelanggan sebagai elemen utama dalam pemulihan bisnisnya. Selain itu, perusahaan juga terus berinovasi dengan memperkenalkan teknologi baru dalam sistem pemesanan, pembayaran, dan layanan pelanggan untuk meningkatkan kenyamanan serta mengurangi antrean panjang di gerai mereka.

Cathy Smith membawa pengalaman luas dalam bidang keuangan dan ritel. Sebelum bergabung dengan Nordstrom, ia pernah menjabat sebagai CFO Bright Health Group dan juga memimpin divisi keuangan di Target. Keahliannya dalam mengelola keuangan perusahaan ritel besar diharapkan dapat membantu Starbucks dalam menghadapi tantangan keuangan yang ada saat ini. Dengan rekam jejaknya dalam mengelola anggaran dan memaksimalkan efisiensi keuangan di perusahaan-perusahaan besar, Smith diharapkan dapat menerapkan strategi yang mampu meningkatkan ketahanan finansial Starbucks.

Brian Niccol, yang sebelumnya menjabat sebagai CEO Chipotle Mexican Grill, telah memperkenalkan berbagai perubahan strategis sejak ditunjuk sebagai CEO Starbucks pada Agustus lalu. Dalam beberapa bulan pertamanya, Niccol telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi dan mengendalikan biaya operasional. Penunjukan Smith sebagai CFO dapat dipandang sebagai bagian dari upaya ini, dengan harapan bahwa kepemimpinannya di bidang keuangan akan membawa stabilitas dan pertumbuhan bagi Starbucks. Dalam beberapa waktu ke depan, Niccol dan Smith diperkirakan akan terus mengevaluasi model bisnis Starbucks, baik dalam pengelolaan rantai pasokan, strategi harga, maupun ekspansi ke pasar internasional.

Ke depan, salah satu tantangan utama bagi Smith adalah menemukan keseimbangan antara efisiensi biaya dan kepuasan pelanggan. Starbucks perlu memastikan bahwa langkah-langkah penghematan yang diterapkan tidak mengorbankan kualitas layanan atau pengalaman pelanggan. Selain itu, dalam menghadapi tren pergeseran preferensi pelanggan, Starbucks juga perlu mempertimbangkan pengembangan menu yang lebih inovatif dan relevan dengan kebutuhan konsumen saat ini. Dengan kepemimpinan baru di tingkat eksekutif, Starbucks memiliki peluang untuk mengubah arah bisnisnya dan kembali ke jalur pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan strategi yang lebih tajam dan kepemimpinan yang solid, perusahaan diharapkan dapat kembali memperkuat posisinya sebagai salah satu merek kopi terbesar dan paling dicintai di dunia.