Pertumbuhan Pendapatan Google Melambat di Unit Cloud

(Business Lounge Journal – Global News)

Perlambatan dalam penjualan layanan komputasi awan (cloud computing) telah mempengaruhi pertumbuhan pendapatan Google pada kuartal terakhir tahun 2024. Meskipun demikian, perusahaan induk Google, Alphabet Inc., tetap menunjukkan kinerja keuangan yang solid.

Kinerja Keuangan Alphabet

Alphabet melaporkan pendapatan sebesar $96,5 miliar untuk kuartal keempat tahun 2024, meningkat 12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih perusahaan mencapai $26,6 miliar, naik 28% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, meskipun angka-angka ini melampaui ekspektasi pasar, saham Alphabet mengalami penurunan hampir 8% dalam perdagangan setelah jam kerja, menghapus sebagian besar kenaikan sekitar 8% yang terjadi tahun ini.

Saham Microsoft juga mengalami penurunan pekan lalu setelah investor kecewa dengan pertumbuhan yang lebih lambat di bisnis cloud-nya. Tren ini menunjukkan bahwa meskipun komputasi awan masih menjadi pilar utama bagi perusahaan teknologi besar, tingkat pertumbuhannya mulai melambat.

Performa Divisi Cloud

Divisi Google Cloud mencatat pendapatan sebesar $12 miliar pada kuartal tersebut, meningkat 30% dari tahun sebelumnya. Namun, pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan kuartal sebelumnya, di mana pendapatan cloud meningkat 35%. Sebagai perbandingan, Microsoft Azure juga mengalami perlambatan pertumbuhan, meskipun tetap menjadi pesaing kuat di pasar cloud.

Alphabet Chief Financial Officer, Anat Ashkenazi, mengatakan bahwa bisnis cloud Google mengalami permintaan pelanggan yang lebih besar dari kapasitas yang tersedia. Perusahaan sedang berupaya membangun lebih banyak pusat data untuk memenuhi permintaan tersebut.

Investasi Besar dalam AI dan Infrastruktur

CEO Google, Sundar Pichai, mengumumkan bahwa perusahaan akan mempercepat investasi dalam pusat data yang mendukung kecerdasan buatan (AI), baik untuk kebutuhan internal maupun untuk klien bisnis cloud mereka. Alphabet berencana mengalokasikan sekitar $75 miliar untuk belanja modal pada 2025, meningkat signifikan dari $52,5 miliar pada 2024.

Langkah ini muncul di tengah pertanyaan dari investor mengenai besarnya pengeluaran perusahaan teknologi besar untuk AI. Startup asal Tiongkok, DeepSeek, mengejutkan Silicon Valley bulan lalu dengan model AI yang kuat namun lebih hemat biaya dibandingkan pesaing Amerika. Aplikasi chatbot mereka bahkan melesat ke puncak peringkat toko aplikasi, mengungguli ChatGPT dan Gemini milik Google.

Pichai menanggapi hal ini dengan menegaskan bahwa AI Gemini milik Google memimpin pasar dan perusahaan telah membuat kemajuan dalam pengurangan biaya. Ia juga menyebutkan bahwa jumlah pengembang yang menggunakan model Gemini telah meningkat dua kali lipat dalam enam bulan terakhir, mencapai lebih dari 4,4 juta. Google menawarkan akses ke Gemini melalui divisi cloud mereka.

Persaingan dan Tantangan di Sektor AI

Sejak OpenAI meluncurkan ChatGPT pada akhir 2022, Google terus berusaha mengejar ketertinggalan. Saat ini, perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memasukkan iklan dalam Gemini, tetapi fokus utamanya adalah meningkatkan pendapatan dari model berlangganan chatbot tersebut.

Di sisi lain, persaingan di sektor iklan digital semakin ketat. Pesaing seperti Amazon dan TikTok terus menggerogoti dominasi Google dalam iklan pencarian. Pendapatan iklan Google tumbuh sebesar 10,6% menjadi $72,5 miliar pada kuartal terakhir, sedikit meningkat dari 10,4% pada kuartal sebelumnya.

Meskipun menghadapi tantangan dalam pertumbuhan divisi cloud dan persaingan di sektor AI, Alphabet tetap berkomitmen untuk berinvestasi dalam teknologi masa depan. Perusahaan berharap bahwa langkah-langkah ini akan memperkuat posisinya di pasar dan mendorong pertumbuhan jangka panjang. Namun, dengan meningkatnya tekanan dari investor terkait pengeluaran besar untuk AI, Google harus membuktikan bahwa investasinya akan memberikan hasil yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan.