Mewaspadai Bencana Tsunami

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Jepang baru saja mengalami gempa dan tsunami pada 1 Januari 2024. Gempa berkekuatan 7,6 magnitudo itu memicu gelombang tsunami di pesisir utara dan tengah Jepang, dengan peringatan resmi mengatakan gelombang tsunami di beberapa tempat diperkirakan bisa mencapai 5 meter. Ini bukanlah pertama kalinya Jepang mengalami Tsunami.

Mengenal Tsunami

Tsunami adalah gelombang besar yang terbentuk di lautan akibat dari peristiwa seismik di dasar laut, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, longsor laut, atau meteor jatuh ke laut. Tsunami dapat merambat sangat cepat di lautan dengan kecepatan hingga 800 km/jam, dan saat mencapai pantai, gelombang dapat naik menjadi sangat tinggi dan menyebabkan kerusakan yang besar.

Penyebab tsunami dapat bervariasi, tetapi yang paling umum adalah gempa bumi bawah laut yang menghasilkan pergeseran vertikal pada dasar laut. Ketika gempa bumi terjadi, tekanan yang besar melepaskan energi ke dalam air dan menciptakan gelombang tsunami. Gelombang ini kemudian merambat di lautan dengan kecepatan tinggi dan mencapai pantai dengan kekuatan yang besar.

Tinggi tsunami dapat sangat bervariasi dan tergantung pada sejumlah faktor, seperti kekuatan gempa, kedalaman pergerakan, dan bentuk topografi dasar laut. Tsunami terbesar yang pernah tercatat adalah tsunami Lituya Bay yang terjadi di Alaska pada tahun 1958, dengan tinggi gelombang mencapai sekitar 524 meter. Sementara itu, tsunami terendah yang pernah tercatat memiliki tinggi gelombang sekitar beberapa sentimeter.

Tsunami ternyata tidak hanya berdampak pada orang yang tinggal di pesisir, tetapi juga dapat mencapai pulau-pulau di tengah laut yang jauh dari daratan. Gelombang tsunami bisa menyebar luas dan merusak pantai serta wilayah pedalaman yang berada di sekitarnya.

Tiga Tsunami Terbesar di Abad 20

Berikut adalah tiga tsunami terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah manusia:

1. Tsunami Samudera Hindia tahun 2004: Tsunami ini disebabkan oleh gempa bumi dengan kekuatan 9,1-9,3 Skala Richter yang terjadi di lepas pantai Sumatra, Indonesia. Tsunami ini merenggut kehidupan lebih dari 230.000 orang di 14 negara, dan gelombang tsunaminya mencapai ketinggian hingga 30 meter di beberapa area.

2. Tsunami Jepang tahun 2011: Tsunami ini merupakan akibat dari gempa bumi bawah laut dengan kekuatan 9,0 Skala Richter di lepas pantai Tohoku, Jepang. Tsunami ini menyebabkan kerusakan parah, termasuk melepaskan bencana nuklir Fukushima, dan menewaskan lebih dari 15.000 orang.

3. Tsunami Sumatra-Andaman tahun 2004: Tsunami ini dihasilkan oleh gempa bumi dengan kekuatan 9,1-9,3 Skala Richter di lepas pantai Sumatra, Indonesia. Tsunami ini melanda pantai di sejumlah negara di Samudera Hindia dan menewaskan sekitar 230.000 orang.

Adakah Cara Mengantisipasi Tsunami?

Untuk mengantisipasi tsunami, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Mengetahui tanda-tanda awal: Ketika merasakan getaran gempa bumi saat berada di dekat pantai atau mendengar peringatan tsunami dari sumber yang terpercaya, segera bergerak ke tempat yang lebih tinggi dan jauh dari pantai.

2. Mendengarkan peringatan resmi: Mendengarkan peringatan tsunami dari otoritas setempat, sistem peringatan dini, atau media adalah langkah penting untuk menghindari bahaya tsunami. Patuhi dan ikuti instruksi evakuasi dengan cepat.

3. Menjauhi pantai dan pergi ke tempat yang lebih tinggi: Jika di area yang berisiko terkena tsunami, segera tinggalkan pantai dan pergi ke tempat yang lebih tinggi dan jauh dari pantai. Pilihlah lokasi yang setinggi mungkin untuk meminimalkan risiko terkena gelombang tsunami.

4. Mempersiapkan perlengkapan darurat: Persiapkan tas evakuasi dengan perlengkapan penting seperti air bersih, makanan non-perishable, pakaian ganti, peta, dan komunikasi darurat seperti lampu senter atau radio bertenaga baterai.

5. Mengikuti pelatihan evakuasi dan simulasi tsunami: Mengikuti pelatihan evakuasi dan simulasi tsunami yang diselenggarakan oleh otoritas setempat atau lembaga kemanusiaan dapat membantu dalam memahami langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi darurat.

Photo by Matt Paul Catalano