(Business Lounge Journal – Human Resources)
Anda pasti sudah pernah mendengar istilah Performance Based Pay. Ya, bayaran berbasis kinerja ini adalah kompensasi diluar gaji yang pastinya disesuaikan dengan performa karyawan. Kompensasi ini diberikan apabila karyawan mampu mencapai atau melebih target yang diberikan oleh manajemen. Biasanya disebut bonus. Biasanya, perusahaan terlebih dahulu akan mengevaluasi pencapaian karyawan tersebut sebelum memberikan kompensasi tersebut.
Sistem bayaran berbasis kinerja ini adalah salah satu cara perusahaan untuk mengapresiasi mereka yang memiliki kinerja yang baik. Juga dapat memberikan motivasi bagi yang belum berkinerja baik untuk lebih semangat dan kreatif dalam mencapai target untuk memperoleh bonus.
Alasan dibalik pentingnya bayaran berbasis kinerja
Salah satu cara perusahaan untuk memotivasi karyawan adalah dengan menerapkan skema ini yaitu bayaran berbasis kinerja. Sistem ini menjadi penting karena perusahaan menghubungkan produktivitas dan kinerja karyawan dengan kompensasi yang akan mereka terima. Bayaran ektra diluar gaji bulanan akan mereka terima apabila menunjukkan kinerja yang diatas rata-rata dan unggul. Bisa dikatakan mencapai target atau bahkan melebihi target yang diberikan.
Dari system ini ada ada dua pesan kontradiksi yang sebenarnya diberikan oleh perusahaan yaitu:
- Dengan mengapresiasi karyawan yang telah memberikan kontribusi yang baik, maka perusahaan berharap, karyawan tersebut pastinya dapat mempertahankan kinerja baiknya sampai di masa mendatang.
- Disisi lain, bagi karyawan yang masih berkinerja buruk atau belum mencapai target yang diberikan untuk segera memperbaiki diri dan lebih bekerja keras lagi untuk mendapatkan bonus juga.
Dapat dilihat disini, skema ini membuat perusahaan mendapatkan dua keuntungan seperti mencapai target dengan unfful oleh karena kinerja karyawan yang termotivasi dan bisa mempertahankan karyawan yang berprestasi ini untuk tetap loyal pada perusahanan.
Lalu, bagaimana cara kerja dari skema ini?
Biasanya skema kompensasi berdasarkan kinerja ini masih umum untuk pekerjaan professional, manajerial atau administratif. Biasanya aka nada yang Namanya Management Review dalam setahun sekali. Disinilah manajemen mengevalusasi system kinerja dari karyawan. Acuan penilaiannya ialah kinerja dari karyawan dibandingkan dengan standar atau target yang telah disepakati bersama.
Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan karyawan sesuai dengan kategori kerja mereka. Setiap kategori akan menentukan imbalan yang akan diberikan. Contonhya:
- Kategori pertama adalah mereka yang menerima kompensasi lebih besar merupakan karyawan yang kinerjanya melebihi dari target yang diberikan.
- Kategori kedua adalah kompensasi yang memadai diterima oleh mereka yang berkinerja secara moderat atau sesuai rules tapi tidak dengan kinerja yang tingi.
- Kategori ketiga adalah karyawan dengan kinerja yang buruk bisa jadi tidak akan mendapatakn bonus tersebut.
Dalam hal inilah KPI karyawan biasanya dinilai untuk menentukan apakah layak menerima kompensasi atau sebaliknya. Imbalan-imbalan yang diterima juga bisa bervariatif. Mereka yang berkinerja baik, bisa saja diapresiasi dengan uang tunai atau juga dipromosikan oleh perusahaan ke posisi atau jabatan yang lebih tinggi.
Berikut adalah beberapa kelebihan dari bayaran berbasis kinerja
- Mampu Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan
Bagi karyawan yang menyukai system bonus ini, pasti akan termotivasi untuk dapat bekerja lebih baik lagi karena perusahaan menghargai kerja keras mereka dengan menghubungkan bayaran extra dengan etos kerja mereka. Secara tidak langsung, karyawan pasti akan memahami bahawa mereka bisa mendapatkan banyak uang atau pun naik ke posisi yang lebih tinggi apabila mereka unggul dalam pekerjaan mereka.
Tidak seperti gaji yang dibayarkan secara rutin dan dengan jumlah yang sama tiap bulannya, sehingga karyawan yang bekinerja baik atau tidak mendapatkan bayaran yang sama. Jika hanya sebatas ini saja, karyawan bisa saja tidak akan merasa urgent untuk memperbaiki diri atau etos kerja mereka.
- Membuat Standar Evaluasi
Setiap perusahaan memang baiknya menetapkan terlebih dahulu standar kinerja atau target kepada masing-masing karyawan sebelum memberikan bonus. Misalkan jika merupakan divisi R&D (Research & Development), bisa ditetapkan standar dalam setahun harus mampu berinovasi dengan menghasilkan minimal 5-10 project. Atau jilka seorang marketing diberikatn target seberapa besar standar minimal nominal penjualannya dalam setahun.
Standar ini kemudian dibandingkan dengan fakta yang ada atau realisasi dalam setahun. Standar yang jelas tentunya mampu membantu perusahaan untuk memberikan penilaian secara objektif terhadap kinerja karyawannya.
- Dapat memberikan arah yang jelas
Setiap target yang diberikan akan membantu karyawan lebih menangkap dengan jelas apa goal yang harus mereka capai. Karena tujuan yang jelas akan membuat karyawan tahu aktivitas atau jobdesc apa saja yang harus dikerjakan. Terkadang, tujuan yang jelas akan membuat orang lebih bersemangat dalam mengerjar target untuk mencapai tujuan tersebut.
Seiring berjalannya waktu, karyawan juga dapat menilai sejauh mana kemajuan mereka dalam mencapai target tersebut.
- Mengurangi turnover
Mungkin Anda pernah mendengar istilah “Karyawan Adalah Aset Perusahaan”. Ya, jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan berdedikasi pada perusahaan, maka pasti sangat akan disayangkan jika orang tersebut memilih tempat lain. Oleh karena itu, insentif berbasis kinerja ini akan membuat setiap karyawan berprestasi ini merasa dihargai kinerjanya. Dengan kata lain, kerja kerasnya terbayarkan dengan bayaran extra yang diberikan.
Lantas, apakah skema ini memiliki kekurangannya?
Tentu saja skema ini juga memiliki kekurangannya. Sebut saja:
- Kurangnya kompleksitas & subjektivitas
Sistem kerja perusahaan yang melibatkan banyak pekerjaan dan tugas menjadi salah satu factor yang membuat output dari skema ini sulit untuk diukur. Apalagi Ketika karyawan mungkin tidak menghasilkan output fisik. Misalkan target dari R&D adalah menyelesaikan 10 produk baru, tetapi pada perjalanannya hanya dapat menghasilkan 5 produk baru, padahal seluruh karyawan telah memberikan etos kerja yang maksimal. Mereka bekerja keras pada kognitif tetapi tidak mengasilkan output fisik yang diharapkan.
Hal-hal seperti inilah yang sulit untuk diukur, sehingga sulit untuk menetapkan suatu standar kinerka penilaian kepada karyawan. Ujung dari tidak subjective dalam memberikan penilaian akan berdampak juga pada pemberian kompensasi yang tidak adil.
- Kurang efektif dalam memotivasi karyawan
Tidak semua karyawan akan termotivasi dengan mendapatkan pendapatan extra dalam hal financial mereka. Bisa jadi mereka hanya merasa puas saja sedangkan untuk mengarah pada motivasi lebih tinggi dalam bekerja, sepertinya juga tidak. Dalam teori motivasi Herzberg, bayaran berbasis kinerja mewakili hygiene factor, yang mana harus ada untuk menghindari ketidakpuasan meski tidak mengarah pada motivasi yang lebih tinggi.
- Lebih menitikberatkan pada kinerja individu
Salah satu kelemahan skema ini juga adalah rendahnya kolaborasi antar sesama tim. Padahal dalam sebuah perusahaan pastilah kerjasama tim sangat dibutuhkan. Hal ini karena system ini lebih memberikan penghargaan kepada individu daripada tim. Karyawan akhirnya jadi saling bersaing untuk mengejar imbalan dan lebih mementingkan kinerja individu dibandingkan kinerja tim. Jika sudah demikian, hubungan interpersolan pun bisa rusak dan antar karyawan akan sulit untuk berkolaborasi satu dengan yang lainnya.
- Adanya disharmoni
Tidak dapat dipungkiri, dalam satu organisasi pasti akan membangun hubungan pertemanan antar karyawan. Demikian juga misalkan antara manajer dengan orang-orang kepercayaan mereka. Terdapat kemungkinan dalam evaluasi kinerja, manajer akan memberikan penilaian baik bagi orang-orang terdekat yang mereka percayai dan sebaliknya memberikan penilaian yang buruk kepada karyawan yang kurang disukai sehingga penilaian menjadi tidak adil. Kekecewaan bisa saja dirasakan oleh karyawan yang sudah bekerja keras tetapi tidak mendapatkan bonus yang sesuai karena point penilaian yang salah dari atasan mereka.
Dari pembahasan diatas, apakah Anda setuju atau tidak dengan system Bayaran Berbasis Kinerja ini? Tulis dikolom komentar 😊