(Business Lounge Journal – Human Resources)
Tidak bisa dipungkiri bahwa pariwisata Bali memang mengalami penurunan yang sangat significant selama tahun 2021 ini. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat hanya sebanyak 43 orang wisatawan asing yang mengunjungi Pulau Bali pada semester pertama tahun ini, dibandingkan jumlah kunjungan pada tahun 2020 sebanyak 1.069. 473 wisatawan asing dan 6.275.210 pada tahun 2019.
Karena itu, dengan misi ingin mengembalikan kejayaan pariwisata Bali, Chef Degan Septoadji melakukan perjalanan ke pulau yang menjadi salah satu destinasi terbaik di dunia ini. Chef Degan berharap, kunjungannya kali ini dapat mengangkat berbagai destinasi menarik guna mengingatkan kembali para turis akan indahnya Pulau Bali. Dari sejumlah titik pariwisata yang dikunjungi oleh Chef Degan, maka ada satu tempat yang sangat berarti baginya, yaitu Grand Hyatt Bali, yaitu tempat di mana Chef Degan memulai karirnya di tahun 1991, lebih tepatnya di restoran Salsa Verde.

Reminiscing the memories – Salsa Verde
Siapa kira, tiga puluh tahun setelah Chef Degan pertama kali menginjakkan kaki di Grand Hyatt Bali, dia kembali mengunjungi resort seluas 17.3 hektar ini pada akhir Oktober lalu. Dalam kunjungannya, Chef Degan memiliki agenda utama mengunjungi Salsa Verde, restoran Italia di resort tersebut yang pernah menjadi tempat Chef Degan mengasah kemampuannya selama 5 tahun.
Ketika sampai di Salsa Verde, banyak dari tim restoran tersebut yang pernah bekerja bersama Chef Degan pada tahun 90-an dan mereka masih mengingatnya, termasuk tiga orang chef Nyoman Kaler Ardana, Dewa Ketut Sugiarta, dan Ketut Sudiastika. Dalam kunjungan itu pun, Chef Degan menghabiskan waktu bersama-sama dengan mereka, tidak hanya untuk berbincang-bincang dan nostalgia, tapi juga untuk bersama-sama memasak hidangan khas Salsa Verde yang sudah ada sejak dulu, seperti pizza rendang.
Chef Degan juga menemui Executive Chef Grand Hyatt Bali saat ini, Grzegorz Odolak, dan bertukar cerita tentang pengalaman mereka. Kunjungan ini pun ditutup dengan pertemuan Chef Degan dengan Chef Heinz von Holzen yang sekarang lebih dikenal sebagai restaurateur pemilik restoran Bumbu Bali, yang juga pernah menjadi Executive Chef di Grand Hyatt Bali ketika hotel ini pertama kali buka di tahun 1991.


Don’t burn your bridges!
Lalu pelajaran apakah yang dapat ditarik dari kunjungan spesial ini? “Kalau kita pergi (resign untuk meniti karir selanjutnya), don’t burn bridges; tinggalkan nama baik supaya suatu hari bisa kembali lagi dengan kenangan yang baik juga,” demikian diungkapkan Chef Degan kepada Business Lounge Journal. Kata ‘etika’ haruslah dijunjung tinggi ketika seseorang memutuskan untuk bekerja secara profesional.
Sebuah pesan yang juga disampaikan oleh Chef yang mengawali karirnya dengan magang di sebuah hotel di Jerman ini, bahwa di mana pun bekerja dan meniti karir, selalu lakukan yang terbaik dan tinggalkan legacy yang baik because you never know what the future holds. Dalam kunjungan napak tilas ini, Chef Degan memang mendapatkan sambutan yang hangat dari banyak orang. Chef Degan yakin bahwa sambutan hangat ini bukan hanya semata-mata terkait dengan kenangan 30 tahun yang lalu, tetapi oleh karena nama baik yang ditinggalkannya. “Hal ini hanya akan terjadi kalau kita meninggalkan nama baik,” demikian ucapnya. Chef Degan juga berbagi pengalamannya bagaimana kadang kala anak buahnya dapat resign hanya dengan mengirimkan pesan lewat WhatsApp dan kemudian menghilang. Bahkan ada yang sama sekali tidak mengirimkan pesan apa pun dan tidak pernah kembali lagi lagi. Itu sama saja dengan meniadakan pengalaman baik yang telah dibangun. So … don’t burn your bridges!

