(Business Lounge Journal – General Management)
Bila inovasi sudah dilakukan, SDM telah dikembangkan, berbagai strategi penjualan dan layanan sudah diterapkan, serta berbagai upaya lainnya telah dilakukan, namun sepertinya perusahaan seperti sedang jalan di tempat atau bahkan mengalami kemunduran, maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan upaya penyelamatan. Melakukan change management, sering kali menjadi salah satu langkah untuk melakukan penyelamatan.
Seorang teman sedang bersiap untuk menghadapi perubahan struktur management yang sedang diambil oleh perusahaan tempat ia bekerja. Dengan sangat tenang ia menghadapinya sebab baginya ini bukanlah pengalamannya yang pertama kali dan pada masa-masa tertentu setiap perusahaan pun akan pernah mengalaminya.
Restrukturisasi
Memang, bukan suatu hal yang aneh jika sebuah perusahaan mengambil keputusan untuk mengubah susunan, bentuk, atau struktur management-nya. Entahkah itu didesak kondisi untuk bertahan menghadapi kompetisi yang tidak mungkin lagi dihadapi bila hanya dengan pola yang lama, atau dikarenakan adanya kesempatan dan peluang baru yang dipandang lebih baik sehingga diperlukan orang-orang yang dinilai lebih sesuai untuk menanganinya.
Hal ini bisa dilakukan dalam suatu periode tertentu dan tentu saja dengan maksud bagaimana perusahaan dapat tetap survive. Bagaikan sebuah tim football yang mengalami tantangan karena sang kapten yang cidera, maka tidak ada langkah lainnya yang dapat diambil kecuali segera menempatkan kapten cadangan untuk menggantikan posisi sang kapten.
Namun demikian, apapun alasan untuk melakukan change management, hal yang sangat penting untuk benar-benar dipertimbangkan dan dianalisa adalah kesiapan perusahaan secara keseluruhan terhadap perubahan management itu sendiri. Strategi ini bisa jadi sangat menguntungkan namun sebaliknya sangat mungkin menjebloskan perusahaan kepada kebangkrutan.
Change management dapat dilakukan dengan mengubah pimpinan tertinggi, CEO atau dirut dan lazimnya hal ini juga akan mengubah juga struktur pada sebagian atau keseluruhan Board of Director (BOD). Selanjutnya dari level ini akan sangat mungkin akan berdampak pada perubahan satu level di bawah BOD dan begitu seterusnya.
Berdasarkan pengalaman penulis, demi kesiapan perusahaan menghadapi change management, maka sangat perlu diambil beberapa langkah untuk meminimalis resiko kerugian atau kegagalan:
Tidak terburu-buru namun tidak terlambat.
Pemilik perusahaan harus memiliki analisa yang kuat sebelum mengambil keputusan. Ambillah waktu, data, dan informasi sebanyak mungkin baik dari internal maupun eksternal perusahaan untuk memastikan waktunya yang tepat.
Hal ini sangat penting. Sebab sering kali pemilik terburu-buru dan panik menghadapi tekanan persaingan dan keinginan untuk survive atau di sisi lain untuk segera mengambil keuntungan yang besar sehingga menjadi tidak sabar.
Tentukan visi yang jelas, tepat, dan benar
Berangkat dari kelengkapan data dan informasi yang tepat di atas, tentukanlah VISI yang benar dan tepat. Akan menjadi nilai plus jika didukung oleh paling tidak orang kepercayaan sang pemilik sehingga rasa memiliki atas visi tersebut tidak hanya ada di hati pemilik.
Temukan orang yang tepat terlebih dahulu
Untuk menemukan orang-orangnya, dimulai dari siapa yang akan menjadi pemimpin tertinggi. Sangat diperlukan waktu untuk menggali dan menguji integritas dan kompetensi mereka. Itulah sebabnya sangat perlu dipikirkan sejak awal cikal bakal regenerasi. Orang-orang yang dinilai berpotensi haruslah dipupuk, dijagai, dilengkapi, dan diuji kematangannya dengan berjalannya waktu. Tidak sekedar rekomendasi dari pihak tertentu.
Sangat berbahaya jika sang pemilik salah menentukan pilihan atas pemimpin perusahaannya.
Selain itu, kesiapan lain yang perlu dikembangkan. Duduk merenung dalam-dalam. Lakukan perbincangan dengan banyak orang-orang terpercaya yang memiliki nilai atau pengalaman keberhasilan melakukan strategi change management ini.
Melva Emsi/Contributor/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana