(Business Lounge Journal – Human Resources) Pelanggan memang selalu akan menjadi fokus bisnis, sebab dari pelangganlah Anda akan mendapatkan keuntungan. (Baca: Apakah Pelanggan Harus Menjadi Segalanya?). Namun demikian bukan berarti Anda tidak memiliki fokus lainnya. Saya rasa Anda sudah banyak mempelajari bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) yang Anda miliki juga memegang peranan yang sangat penting. Bahkan Anda harus memiliki investasi pada SDM yang Anda miliki. Menarik untuk juga mempelajari bagaimana Konosuke Matsushita, pendiri Panasonic memperlakukan karyawannya. Ya, ia memang sangat menghargai pelanggannya, bahkan apa yang menjadi kebutuhan karyawan telah menjadi fokus utamanya. Namun, hal ini bukan berarti ia mengabaikan para karyawannya.
Karyawan = Klien
Matsushita selalu menganggap karyawan yang dimilikinya sebagai rekan kerjanya. Ia menghindari untuk berpikir bahwa mereka adalah orang yang bekerja padanya bahkan sebaliknya, ia menganggap mereka sebagai orang-orang yang dilayaninya. Tidak jarang, ia meminta pendapat para karyawannya dan bilamana ia telah memberikan sebuah tanggung jawab, maka ia akan memberikan kepercayaannya sepenuhnya.
Karyawan bagaikan berlian yang belum diasah
Sejak awal mula, Matsushita memulai bisnisnya, ia sudah menyelenggarakan pelatihan dan berbagai program pengembangan bagi seluruh karyawannya. Sebab ia berprinsip bahwa karyawan yang dimilikinya bagaikan berlian yang masih mentah dan bukan bati biasa. Jika mereka hanyalah batu biasa, maka seberat apa pun kerja keras yang dilakukan untuk menggosok sebuah batu biasa, maka ia akan tetap sebuah batu biasa. Tetapi berbeda halnya dengan sebuah berlian yang masih mentah. “But if you have a diamond in the rough, you can draw out its gleam with careful polishing. And depending on how you polish it and cut it, you can make it sparkle and shine in various different ways. People are just like uncut diamonds; they each have the potential for various kinds of brilliance, qualities which, if polished right, will shine radiantly. It is very important for personnel managers to have a proper grasp of this concept, and to attempt to draw out the special strengths of each employee.” Matsushita berprinsip semua karyawan adalah berlian yang sangat berharga, yang walaupun masih mentah namun apabila digosok dengan terus menerus dengan sangat hati-hati maka kelak akan memancarkan kilaunya. Bagi Matsushita, setiap karyawan memiliki potensi kecerdasan dan kualitas yang bermacam-macam. Saat dipoles dengan tepat, maka akan sangat berkilau. Ia pun memastikan setiap mereka yang duduk di managerial level memiliki pemahaman yang sama dengan pemahaman yang dimilikinya. Hal inilah yang kemudian akan memunculkan kekuatan SDM yang dimilikinya.
Bayangkan saja, jika setiap karyawan akan dipoles tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain, maka Anda tidak hanya memiliki sebuah berlian yang berkilau, melainkan Anda akan mendapatkan banyak berlian.
Berfokus pada kekuatan karyawan
Siapa sih yang tidak punya kekurangan? Semua karyawan yang Anda miliki, jika mau didaftarkan kekurangannya maka hanya akan membuat Anda “ciut”. Hal ini hanya akan membuat Anda kehilangan kekuatan Anda, bahkan membuat Anda pesimis untuk mencapai visi yang Anda miliki, sebab Anda merasa hanya akan melakukannya seorang diri. Tidak hanya itu, para karyawan pun tidak akan merasa gembira dalam bekerja. Mereka hanya akan merasa sangat berbeban. Itulah sebabnya Matsushita tidak pernah berfokus pada kekurangan yang dimiliki karyawannya. Ia selalu berpikir positif, walaupun ia tahu bahwa setiap orang memiliki kekurangan.
Dengan memandang bahwa setiap pasukan yang dimilikinya memiliki kelebihan, maka ia pun dengan berani mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada siapa saja. “I always try to notice people’s strong points seven times out of 10 and their weaknesses the remaining three.” Kelebihan mengambil porsi lebih besar untuk diperhatikan namun tidak berarti meniadakan kekurangan sama sekali.
Hal ini ada baiknya Anda praktekkan. Selalu memandang positif tim Anda dan memberikan kepercayaan bahwa tim yang Anda miliki adalah tim terbaik yang akan mendukung Anda mencapai kesuksesan.
Keep a Firm Grip on Loose Reins
Matsushita memang berani untuk mendistribusikan tanggung jawab kepada para bawahannya, namun demikian ia tetap tidak melepaskan sepenuhnya. Ia akan tetap meminta laporan pada waktu-waktu yang telah ditetapkannya. Suatu kali ia terpaksa harus beristirahat oleh karena penyakit bronchial yang kronis untuk waktu yang cukup lama. Ia pun tetap memanggil para bawahannya untuk datang ke kamarnya dan menawarkan bantuan bilamana mereka menghadapi permasalahan. Ia pun tetap memberikan petunjuk dan arahan. Hal ini disebutnya sebagai “a firm grip on loose reins” yaitu tetap menggenggam kendali dengan erat pada posisi yang longgar.
Penting untuk dapat memperlakukan para karyawan dengan tepat sebab merekalah yang akan menghantarkan Anda pada kesuksesan.
Ruth Berliana/VMN/BL/MP Human Capital Development Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group