Penduduk Jepang yang Mulai Menua Jadi Alasan Kepergian Ford

(Business Lounge Journal – News and Insight) Raksasa otomotif Amerika, Ford telah mengumumkan pada awal pekan ini bahwa perusahaan ini akan menarik diri dari Jepang dan Indonesia sehubungan dengan prospek laba yang lemah di dua pasar Asia ini. Ford Motor Co memang menyadari bahwa kondisi pasar pada masing-masing negara akan sangat berbeda-beda.

Ford yang berada di peringkat kedua setelah General Motors akan mulai menghentikan operasionalnya di Jepang dan Indonesia pada semester kedua tahun ini. Perusahaan akan menutup dealer Ford dan menghentikan impor kendaraan Ford ke dua negara tersebut.

Pada tahun 2015, penjualan Ford menyumbang hanya 0,1% dari pasar Jepang dan hanya 0,6% di Indonesia. Tahun lalu dijual hanya 5.000 mobil dan truk di Jepang dan 6.100 di Indonesia dan semua mobil tersebut langsung diimport. Ford tidak mengatakan berapa banyak tenaga kerja yang akan merasakan dampaknya.

Pasar Ford di Jepang
“Jepang adalah yang paling tertutup, memiliki perekonomian yang didukung oleh bisnis otomotif di dunia, dengan semua merek impor yang hanya terhitung kurang dari 6 persen dari pasar mobil baru tahunan Jepang,” demikian dituliskan juru bicara Neal McCarthy dalam pesan emailnya. Ford berkesimpulan bahwa bahkan perjanjian perdagangan Trans Pacific Partnership 12 negara pun tidak akan meningkatkan kemampuan Ford untuk menyelesaikan permasalahannya di Jepang, demikian dituliskan McCarthy seperti dilansir oleh nbcnews.

Pemerintah Jepang memang sangat melindungi produk dalam negerinya, sehingga Ford sudah dapat dipastikan tidak akan dapat melawan pemain lokal seperti Toyota Motor Corp. Sejak tahun 2013 ketika perjanjian perdagangan dinegosiasikan, Joe Hinrichs, presiden Ford untuk Amerika dan mantan kepala operasional untuk Asia-Pasifik, mengatakan bahwa Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe seharusnya diberitahu untuk membuka pasar mobil di negara itu. Selain itu McCarthy telah memprediksikan bagaimana penjualan mobil di Jepang pada tahun-tahun mendatang akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan penuaan penduduk dan menurunnya minat untuk membeli mobil pada orang-orang muda di perkotaan.

Ford mulai beroperasi di Jepang pada tahun 1974 dan memiliki 52 dealer di negara itu, yang mempekerjakan 292 orang.

Ford di Indonesia

Sementara di Indonesia, Ford tidak memiliki pabrik lokal sehingga sulit baginya untuk dapat bersaing. Sebenarnya Ford sudah mencoba untuk merestrukturisasi bisnisnya di Indonesia namun penjualan tahun lalu bahkan tidak dapat mencapai 1 persen dari pasar. Apalagi pasar otomotif Indonesia juga dikuasai oleh pemain Jepang. Ford pun memutuskan untuk mundur mengikuti langkah yang sebelumnya telah diambil General Motors Co.

Ford yang memiliki 44 outlet di Indonesia mulai menjual kendaraan di Indonesia pada tahun 2002 dan mempekerjakan 35 orang pekerja. Namun Ford mengalami penurunan penjualan hingga 6.103 kendaraan pada tahun lalu, atau turun dari 11.614 pada tahun 2014.

Namun demikian Ford mengatakan bahwa pihaknya akan terus memberikan layanan, menyediakan suku cadang, dan dukungan garansi di kedua negara.

nancy/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Business Lounge Journal