(Business Lounge – World News) – Sejak 2011, Italia sudah punya tiga perdana menteri. November 2011 Presiden Giorgio Napolitano mengangkat Mario Monti sebagai pengganti Silvio Berlusconi yang gagal membawa Italia keluar dari krisis. Februari 2013 diadakan pemilu, tapi tidak ada aliansi politik yang mampu mencapai mayoritas di parlemen. Akhirnya, Presiden Napolitanio menunjuk Enrico Letta untuk memimpin koalisi besar.
Renzi, 39 tahun, dilantik sebagai Perdana Menteri (PM) Italia pada Sabtu silam. Ia menjadi PM termuda Italia, sesudah memimpin pergerakan di partainya untuk melawan pendahulunya, Enrico Letta. Perdana Menteri Italia Matteo Renzi menekankan “keberanian dan kesigapan” sebagai kekuatan utama pemerintahan baru, dalam pidato sebelum memenangi mosi di Senat pada Senin. Ia berjanji, pemerintah Italia akan melunasi tunggakan utang publik serta berfokus pada perbaikan sekolah.
Dua minggu lalu, Letta menyatakan pengunduran diri, setelah mendapat kritikan gencar dari tokoh muda yang sedang naik bintang, Matteo Renzi, yang sebelumnya terpilih menjadi Ketua Partai Demokrat (PD), menggantikan Letta.
Perdana Menteri Italia yang baru ini, Matteo Renzi, mencanangkan reformasi menyeluruh. Tapi masih banyak pemilih Italia dan anggota partainya sendiri yang meragukan kemampuan tokoh muda ini. Ia berjanji akan melakukan perubahan radikal, dengan langkah reformasi setiap bulan.
Bagaimana ia akan melakukan itu, ini menjadi rahasia tersendiri. Karena koalisi yang mendukung Renzi di parlemen adalah koalisi yang sama, yang sebelumnya mendukung pendahulunya, Enrico Letta. Dan selama kepemimpinan Letta, parlemen justru menghambat reformasi birokrasi dan pembaruan undang-undang pemilu.
Ia mendesak badan legislatif untuk membebaskan diri dari budaya lama yang selalu merasa rendah diri di Eropa. Renzi pun meminta mereka lepas dari pandangan bahwa aturan-aturan UE terlalu birokratis. “Kita perlu bermimpi besar,” sahutnya.
Matteo Renzi mengatakan, ingin memerintah sampai berakhirnya masa legislatur tahun 2018. Alasannya, masih banyak langkah pembaruan yang harus dilakukan. Padahal menurut jajak pendapat, sebagian besar pemilih Italia ingin agar dilaksanakan pemilu baru akhir tahun ini.
Dalam pidato di depan Senat, mantan wali kota Florence itu mengutarakan agenda pemerintahannya. Ia mengusung tiga janji utama: pemangkasan tarif pajak gaji sebesar dua digit, pembentukan dana jaminan guna meningkatkan pinjaman bagi perusahaan kecil, serta mencicil tunggakan Italia kepada pemasok. Langkah itu akan memperkuat kas perusahaan swasta.
Media Italia memandang kenaikan Matteo Renzi dengan skepsis. Apalagi, ia belum memiliki pengalaman politik sebagai anggota kabinet. Harian “Corriera della Sera” menulis, semuanya sekarang ada di pundak Renzi. Harian “La Stampa” juga meragukan kemampuan Matteo Renzi memimpin Italia keluar dari krisis ekonomi yang mendera negara itu. Banyak yang mempertanyakan, apa yang membedakan Renzi dari perdana menteri sebelumnya.
(Rahel T/ IC/BL)
Editor : Iin Caratri
Foto: Antara