(Business Lounge Journal – Global News) Empat dari pesaing terbesar Uber kini bekerjasama untuk menandingi sepak terjang Uber yang bertumbuh pesat di AS dan Asia. Mereka saling berbagi pengetahuan pasar lokal dan kini secara bersama-sama mengembangkan sebuah produk kerjasama.
Didi Kuaidi (Tiongkok), Ola (India), Lyft yang bermarkas di San Francisco, dan GrabTaxi Singapura pada Kamis (3/12) mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan produk mitra joint pada kuartal pertama tahun depan sehingga pengguna mereka dapat mengakses armada masing-masing driver saat bepergian ke luar negeri. Perusahaan-perusahaan ini mengatakan bersama-sama mereka dapat mencapai hampir setengah dari populasi dunia.
Pengumuman ini datang tak lama setelah Uber memutuskan untuk menaikkan USD 2,1 miliar pada valuasi baru hingga USD 68 miliar atau naik dari USD 52 miliar pada awal tahun ini. Dalam putaran terpisah, Uber untuk Unit Tiongkok sejak September telah berusaha untuk menaikkan USD 2,5 miliar pada valuasi USD 7 miliar. Tapi seperti dilansir oleh Forbes perusahaan telah menurunkan target awal.
Kemitraan ini adalah “pilihan kolektif” setelah Didi Kuaidi tahun ini berinvestas pada Lyft, Ola, dan GrabTaxi, demikian dikatakan seorang juru bicara Didi Kuaidi. Stephen Zhu yang menjabat sebagai vice president of strategy perusahaan pada Selasa (1/12) mengatakan ia melihat lebih baik dari hasil yang diharapkan sejak investasi September di Lyft, tanpa memberikan angka pastinya.
Bekerja sama juga memungkinkan empat perusahaan ini untuk lebih memanfaatkan pasar pariwisata yang berkembang pesat. Lebih dari 100 juta orang Tiongkok bepergian ke luar negeri pada tahun lalu, dan jumlah ini diperkirakan akan lebih dari dua kali lipat menjadi 234 juta pada tahun 2020, demikian menurut Fung Business Intelligence Centre dan China Mewah Advisors.
“Kemitraan dengan Lyft, GrabTaxi, dan Ola memungkinkan pengguna Tiongkok mendapatkan kemudahan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada perjalanan internasional, dan membantu masing-masing perusahaan untuk meningkatkan layanan kami sendiri, memanfaatkan teknologi kolektif dan keahlian,” demikian dikatakan Didi, Chief Executive Cheng Wei dalam sebuah pernyataan seperti dilansir oleh Forbes.
Tetapi yang menjadi prioritas tetaplah pertumbuhan pangsa pasar mereka di negara mereka masing-masing. Misalnya, Didi Kuaidi yang mengatakan pada hari Selasa (1/12) bahwa perusahaannya bertujuan melayani 800 juta penduduk perkotaan Tiongkok. Perusahaan berencana untuk memperluas ke sekitar 400 kota di Tiongkok pada awal tahun depan, naik dari saat ini 259.
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana