Membangun Bisnis yang Ramah Lingkungan dengan 3R

(Business Lounge – Manage Your Business) Ada tiga unsur utama yang menjadi dasar dalam membangun bisnis berkelanjutan, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Atau, kalau memakai istilah lain adalah Profit, People, and Planet (3P). Tiga unsur ini disebut sebagai Triple Bottom Line.

Jadi, suatu bisnis yang berkelanjutan itu tidak hanya berorientasi kepada keuntungan finansial, namun juga harus memperhatikan kesejahteraan pekerjanya atau masyarakat di sekitarnya. Selain itu juga harus ikut menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.

Kali ini saya akan mengajak Anda membahas salah satu unsur dari Triple Bottom Line, yaitu unsur lingkungan (Planet).

Kita, manusia, adalah salah satu makhluk hidup penghuni bumi. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di bumi, semakin banyak aktivitas produksi yang harus dilakukan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Ironisnya, peningkatan aktivitas dalam memproduksi barang kerap kali berdampak negatif terhadap lingkungan dan daya dukung bumi. Beberapa dampak negatif itu, antara lain, bertambahnya limbah pabrik, meningkatnya polusi, berkurangnya biodiversitas makhluk hidup lain, dan perubahan iklim yang terjadi akibat meningkatnya emisi CO2 yang dihasilkan dari proses produksi.

Konsep 3R
Kepedulian masyarakat atas permasalahan lingkungan yang ada saat ini ternyata menghadirkan berbagai macam peluang usaha kreatif yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah dengan menerapkan konsep 3R, yaitu Reuse, Reduce, dan Recycle.

Reuse. Maksudnya adalah menggunakan kembali benda-benda yang pernah dipakai. Dengan cara itu kita ikut berkontribusi untuk mengurangi sampah dan bisa menghemat biaya karena tidak perlu membeli lagi benda yang masih bisa digunakan. Dalam dunia bisnis, berikut adalah contoh ide sederhana untuk menerapkan konsep reuse:

• Memproduksi kantong belanja yang terbuat dari kain atau plastik yang kokoh, sehingga bisa digunakan untuk beberapa kali belanja. Jika perlu, berikan program diskon khusus atau promosi menarik bagi pelanggan yang menggunakan kantong belanja tersebut. Ini untuk membangun kesadaran dalam menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan.

• Ciptakan bisnis yang unik yang menghasilkan produk dari benda-benda yang tidak lagi terpakai dan masih bisa dimanfaatkan. Sebagai contoh, Anda bisa memanfaatkan kaleng bekas, botol bekas, kain perca, koran, maupun barang tidak terpakai lainnya untuk diubah menjadi produk yang bernilai, seperti pot bunga, tempat pensil, gantungan kunci, tempat sampah, dan lain sebagainya.

Reduce. Artinya mengurangi konsumsi suatu barang, sehingga sampah dan dampak negatif lingkungan lainnya juga akan berkurang. Contohnya:

• Mengurangi produksi limbah perusahaan. Cara ini bisa dilakukan dengan menerapkan sistem pengolahan limbah sebelum limbah tersebut sampai ke lingkungan.

• Memilih peralatan usaha dan sarana transportasi yang lebih hemat energi demi mengurangi penggunaan energi di perusahaan Anda. Strategi ini dapat dijalankan dengan menggunakan sepeda atau kendaraan listrik pada saat melakukan kegiatan usaha yang jaraknya tidak terlalu jauh.

• Membuat gedung perusahaan yang ramah lingkungan. Anda dapat membangun tempat usaha dengan mendesain ventilasi yang membuat sirkulasi udara tetap terjaga. Dengan demikian Anda tidak perlu menggunakan AC di ruangan tersebut. Anda juga bisa merancang sistem pencahayaan yang memungkinkan sinar matahari masuk ke ruangan pada siang hari, sehingga menghemat penggunaan lampu penerangan.

Recycle atau mendaur ulang suatu barang menjadi bentuk baru. Dalam berbisnis, Anda dapat menerapkan dengan memilah sampah yang dapat didaur ulang dan memanfaatkannya menjadi sesuatu yang berguna. Cara paling mudah adalah memisahkan sampah organik dan sampah anorganik.

Anda juga dapat mendaur ulang sampah organik, seperti dedaunan kering, sisa makanan, atau limbah organik menjadi pupuk kompos. Pupuk ini bisa digunakan untuk mendukung program penghijauan di perusahaan Anda.

Mendaur ulang sampah anorganik memang sulit. Tapi, ada beberapa perusahaan di Indonesia, seperti PT Holcim Indonesia Tbk, yang bersedia menampung sampah-sampah anorganik. Oleh perusahaan itu, sampah-sampah tersebut akan dikonversi menjadi sumber energi melalui proses pembakaran.

Jadi, selalu ada jalan jika kita memang serius dan ingin menerapkan konsep 3R.

Banguning Asgha/VMN/BL/Podomoro University
Editor: Ruth Berliana