(Business Lounge – Manage Your Business) Membutuhkan sebuah pertimbangan yang matang sebelum memutuskan untuk ber-partner di dalam menyelenggarakan sebuah bisnis. (Baca: Bila Memutuskan Untuk Memiliki Partner dalam Berbisnis). Sangking pentingnya keputusan ini, maka tidak ada salahnya untuk membuat sebuah uji coba untuk mengadakan proyek secara bersama-sama. Ingat, hal ini bukan hanya masalah finance semata-mata, tetapi lebih kepada value yang sering kali ketika berjalan bersama-sama dapat saja menemukan pertentangan.
Jika saat ini, berpartner merupakan sebuah pilihan yang dapat Anda pilih, maka cobalah untuk melakukan beberapa checklist sehingga Anda dapat mengetahui apakah memang dia adalah partner yang tepat untuk Anda.
Unsur Nilai-nilai yang Dianut
Apakah kedua belah pihak telah terbiasa untuk saling membagi dalam nilai-nilai profesional dan pribadi? Bagaimana dengan visi, misi, dan tujuan bisnis? Apakah hal-hal ini merupakan sesuatu yang telah jelas untuk kedua belah pihak?
Visi dan misi serta nilai-nilai merupakan hal yang mendasar. Sehingga jika belum ada sebuah ketebukaan dan kejelasan mengenai hal ini sudah dapat dipastikan bahwa kerjasama belum dapat dimulai.
Unsur Kepercayaan
Coba tanyakan pada diri Anda, berapa persen Anda percaya kepada calon partner Anda? Tidak dapat dikatakan bahwa jika kepercayaan mencapai 100% maka Anda dapat melangsungkan kerjasama tersebut, sebab segala sesuatu dapat terjadi seiring berlangsungnya kerjasama. Hanya pastikanlah sebelum Anda memulai kerjasama tersebut bahwa Anda mempercayai motivasi dan karakter yang dimiliki calon partner Anda. Tidak hanya menyangkut masalah bisnis saja, tetapi juga dalam nilai-nilai kehidupan. Kembali lagi, bahwa memutuskan untuk menjalanlan sebuah bisnis sama dengan memutuskan untuk menjadi orang tua. (Baca:Siap Berbisnis = Siap Menjadi Orang Tua?).
Unsur Keterbukaan
Upayakanlah untuk dapat menciptakan keterbukaan pada level yang setinggi-tingginya. Ungkapkanlah ekspektasi yang dimiliki dengan jelas lalu cobalah tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah mengetahui ekspetasi partner Anda juga dengan jelas? Ingat, ini tidak hanya berbicara kebutuhan Anda tetapi kedua belah pihak. Jika Anda merasa belum jelas, maka bisa saja partner Anda pun merasakah hal yang sama, walaupun Anda berpikir telah mengemukakannya dengan gamblang. Ambilah beberapa waktu untuk dapat membahas semua hal yang terkait dengan gamblang tanpa adanya agenda yang disembunyikan. Jika Anda menyembunyikan sesuatu maka pikirkanlah apabila partner Anda melakukan hal yang sama. Jangan lakukan itu jika Anda tidak menginginkan partner Anda pun melakukannya.
Unsur Pihak Ketiga
Penting untuk membicarakan apabila kemudian pihak ketiga akan terlibat di dalam bisnis ini. Misalnya saja apabila suami/ isteri atau anak-anak dari kedua belah pihak akan ikut bergabung di dalam bisnis ini.
Unsur Pelanggaran
Memang tidak ada yang mau si partner melakukan pelanggaran atas kesepakatan yang ada. Namun demikian penting untuk membuat kesepakatan apakah yang akan dilakukan apabila salah satu pihak melakukan pelanggaran.
Unsur Kekerabatan/Persaudaraan
Jika calon partner Anda adalah kerabat atau ada dalam pertalian darah maka Anda harus membicarakan bagaimana jika sebuah perselisihan terjadi dan bagaimana dampaknya dengan kekerabatan Anda. Demikian sebaliknya, jika terjadi masalah dalam keluarga, apa dampaknya dengan bisnis yang sedang Anda jalani ini. Lakukanlah persiapan dengan matang sehingga tidak akan ada pertanyaan di kemudian hari.
Penting untuk menarik garis tegas antara permasalahan keluarga dan bisnis. Apalagi jika Anda berbisnis dengan pasangan Anda, maka tariklah garis yang tegas kapan dan di mana Anda dapat membicarakan masalah bisnis dan tepatilah dengan konsisten.
Namun di atas semuanya, sangat penting untuk membangun komunikasi sebab komunikasi akan menjadi jembatannya.
Bangunlah sebuah mekanisme rutin untuk berkomunikasi sehari-hari. Apakah itu setiap pagi dan sore, atau lebih instens lagi apalagi pada awal kerjasama dimulai. Gunanya untuk mengevaluasi kembali kerjasama yang sudah diatur. Berjalannya waktu, hal ini dapat diatur semakin renggang.
Namun apabila dari beberapa unsur di atas, Anda merasa tidak menemukan kecocokan dengan calon partner Anda, maka mungkin sebenarnya Anda tidak membutuhkan partner, melainkan orang yang dapat bekerja secara profesional dengan Anda.
Ruth Berliana/VMN/BL/Managing Partner Human Capital Development