Sparrow WRONG CHOICE-01

(Business Lounge – Empower People) Berkeluh kesah bisa panjang, bisa pendek. Pernah  mendengar istilah “ngedumel”? Bahasa ini berasal dari bahasa orang Jawa yang akhirnya jadi bahasa gaul Indonesia.

Pernah saya dengar orang yang “ngedumel” panjang sekali dan tidak berhenti-henti diulang-ulang keluhnya terhadap suatu keadaan yang membuatnya kesal. Orang seperti ini biasanya sangat sensitif, sedikit saja disinggung maka sudah akan “ngedumel” lagi. Kadang jadi bingung dan geli sendiri melihatnya… masa sih tidak ada capeknya “ngedumel” terus tanpa berhenti? Hahaha..membayangkannya saja sudah terbayang bagaikan nenek tua cerewet yang menyebalkan.

Ada lagi tipe orang yang semua hal rasanya tidak ada yang memuaskan baginya, selalu saja ada celanya, selalu saja ada yang membangkitkan rasa kesal di hatinya. Ini dan itu dicela, sedikit-sedikit mengeluh. Apa enaknya hidup seperti itu ya? Rasanya kok tidak ada kebahagiaan. Tidak terbayang bagaimana rasanya kalau harus hidup setiap hari bersama orang yang demikian.

Mengapa Mengeluh?

Saat melihat semua hal itu yang terjadi di sekeliling saya, maka saya memikirkan, mengapa ya orang kok bisa mengeluh terus? Mengapa sepertinya saat mengeluh tidak dapat memikirkan yang lain? Mengapa sepertinya orang yang mengeluh tidak puas kalau belum melampiaskan keluhannya?

Ooo…selidik punya selidik rupanya dimulai dengan tidak memiliki karakter “gratitude” alias tahu mengucap syukur. Orang yang tidak memiliki karakter ini adalah orang yang hidupnya tidak akan pernah bahagia karena selalu akan merasa ada yang kurang yang akan dikeluhkan terus menerus. Misalnya ada orang yang seberapa pun gajinya selalu dikeluhkannya. Dulu gajinya sedikit, hidup terasa kurang, dan terus mengeluh tidak cukup. Setelah naik gaji senang sebentar saja, setelah itu mengeluh lagi. Gratitude kini menjadi bagian dari positive mental attitude yang harus dibangun sebagai dasar seorang pemimpin yang baik. Memang orang seperti ini adalah orang yang selalu melihat dari sisi yang buruk, yang negatif, dan tidak pernah melihat sisi yang positif.  Entahkah itu boss atau anak buah yang memiliki karakter buruk, mengeluh ini, pastilah bukan orang yang menyenangkan.

Efek Gratitude

Gratitude ini memang punya efek yang luar biasa, antara lain sebagai berikut:

  1. Seorang dapat bekerja tanpa pamrih, bisa bekerja extra miles tanpa hitung-hitungan
  2. Bisa menjadi lebih kreatif karena menjadi dasar dari “thinking out the box”. Ketika Anda mengeluh maka Anda hanya melihat satu sisi saja yang buruk, Anda tidak tahu bahwa sisi lainnya ternyata sangat baik, sangat indah. Apalagi kalau dilihat dari “luar kotak”.
  3. Menjadikan seseorang gembira selalu optimis menghadapi hidup, bukan menjadi orang yang menyebalkan.
  4. Menjadikan seseorang memiliki “abundance mentality”. Segala sesuatu dirasa cukup, dengan demikian tidak akan pernah merasa susah dan kekurangan.
  5. Menjadi orang yang inspiratif bagi orang lain. Orang lain akan merasakan bahwa kehidupan Anda yang penuh “gratitude” ini sebagai suatu yang memberikan pencerahan bagi mereka, khususnya para pengikut Anda.

Kalau demikian, bagaimana caranya untuk dapat memiliki karakter gratitude ini? Berhenti saja mengeluh dan awali hari dengan menggunakan pikiran untuk memikirkan hal-hal yang baik yang terjadi dalam hidup ini. Rajinlah untuk mencari dan menemukan sisi mana yang membawa Anda dapat mengucap syukur. Sederhana saja bukan? Asal dilatih dan dilakukan setiap hari pastilah tumbuh kebiasaan untuk mengucap syukur.

Vera Herlina Vera Herlina/VMN/BL/Managing Partner Leadership, Entrepreneurship and Strategic Management Vibiz Consulting

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x