Belajar dari Valadoo, Jangan Bergantung kepada Investor

(Business Lounge – Manage Your Business) Berita cukup mengejutkan datang dari Valadoo yang telah mengumumkan penutupan layanannya secara resmi pada kamis 30 Mei 2015 lalu. Pasalnya perusahaan travel online yang sudah beroperasi semenjak 2010 ini tidak menunjukkan adanya masalah yang mengharuskan mereka menutup layanannya. Bahkan layanan ini kelihatan cukup berhasil bila dilihat dari jumlah membernya dan pendapatan yang diraih. Akan tetapi kabarnya pendapatan yang diraih belum bisa menutupi biaya operasional yang harus mereka keluarkan.

Aris Suryamas selaku Chief Operating Officer (COO) sekaligus Co-Founder Valadoo, mengakui bahwa penutupan layanan ini adalah karena faktor ketergantungan Valadoo terhadap investor. Ketergantungan Valadoo terhadap investor sedikit banyak telah menggerogoti manajemen perusahaan ini. Dengan penutupan layanan ini, maka Valadoo tidak lagi bisa melayani pemesanan baik dari dari supplier maupun partner lokal yang sejauh ini bekerja sama dengannya.

Sebelum memutuskan untuk menutup layanan ini, Valadoo sudah mencoba menjalin beberapa kerjasama, tercatat Valadoo pernah menjalin kemitraan strategis dengan Wego di tahun 2012, dan terakhir pada Agustus tahun lalu, Valadoo melakukan  merger dengan layanan social travel Burufly. Pengabungan kedua perusahaan tersebut tadinya diharapkan dapat memberikan peluang kerjasama yang saling menguntungkan bagi keduanya. Pihak Valadoo mendapat keuntungan dengan menawarkan produk e-commerce travel dan gaya hidup ke jaringan social traveler Burufly. Di pihak lain, merger ini akan memberikan keuntungan bagi Burufly  dengan memungkinkan para traveler untuk saling berbagi pengalaman perjalanan mereka.

Kembali ke alasan penutupan layanan ini, Jaka Wiradisuria selaku CEO Valadoo mengatakan  bahwa persoalannya adalah ketergantungan dengan investor. Dengan adanya ketergantungan ini, maka Valadoo kerap kali harus mengikuti arah bisnis yang dituntun oleh investor, yang sering kali tidak sesuai dengan visi dan misi Valadoo.  Belajar dari kesalahannya ini, Jaka tidak menyarankan untuk para pemula bisnis startup untuk  gencar mencari investor terlalu dini. Jaka menyarankan sebaiknya mencari investor ketika sebuah startup sudah memiliki model bisnis yang terpecaya. Mindset bahwa untuk berkembang maka harus punya investor juga harus diubah, supaya startup dapat berdiri mandiri, tidak tergantung hanya pada investor.

Lantas bagaimana dengan nasib para karyawan Valadoo sesudah peutupan layanan ini? Jaka memastikan bahwa setiap karyawan Valadoo tidak akan terlantar begitu saja. Setiap karyawan sudah memperoleh skema pesangon, sesuai dengan aturan ketenagakerjaan, yang dibayarkan bersamaan dengan perolehan gaji bulan April ini. Sebagian karyawan sudah memiliki rencana baru termasuk proyek pribadi, dan sebagian lagi sedang dalam proses penyaluran ke perusahaan lainnya. Seolah tidak mau berlama-lama dalam kegagalannya, Jaka sendiri mengatakan ia akan bangkit kembali dan rencananya ia akan mendirikan sebuah startup baru dalam waktu maksimal 2 bulan ke depan.

Rebecca HayatiRebecca Hayati/VMN/BL/Managing Partner E-Commerce

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x