Interview Session with Andry Suriaputra

Cover_SpecialReport_FCTRY

Bukan hal yang mudah untuk mendirikan sebuah bisnis di tempat yang tidak ditargetkan oleh banyak pebisnis lainnya. Misalnya saja bisnis restaurant, lebih banyak pebisnis akan membuka western restaurant berkonsep di Jakarta Selatan atau di Jakarta Pusat. Namun Andry Suriaputra mencoba membuka sebuah restaurant dengan makanan yang enak, service dengan standar yang tinggi, dan interior yang di desain sedemikian rupa di area yang limited dengan tempat makanan dengan kriteria tersebut. Semula sedikit ragu namun menjalaninya dan berhasil mengembangkannya. 

Fctory 2

BL: Business Lounge

AS: Andry Suriaputra

BL: Apa yang Anda pikirkan sehingga dapat mendirikan bisnis di Jakarta Barat?

AS: “Karena saya orang Jakarta Barat, orang Puri Indah, jadi kami juga lama-lama tahu bahwa daerah ini kurang restoran yang enak, kurang restoran western yang enak, dan kurang restaurant dengan dekorasi yang bagus. Itulah sebabnya kami mencoba hit market ini, walaupun mungkin gambling.

Screen Shot 2015-08-04 at 5.24.32 PMBL: Gambling?

AS: Gambling, because it’s scary. Kami berpikir mengapa sejak dulu orang tidak berbisnis di sini. Takutnya memang karena this is the first venture jadi kami berpikir apakah mereka yang lain lebih pintar daripada kami sehingga mereka tidak berani hit market di sini? Karena mungkin market-nya tidak siap jadi tidak dispekulasikan. Tetapi kami beranikan dan yakinkan. Okay we are sure that this area has good market, good people, people who likes to eat jadi kami yakin untuk memulai bisnis di sini. Surprising it’s been a good feedback.

Screen Shot 2015-08-06 at 11.53.14 AMBL: Bagaimana caranya Anda menjaga market-nya supaya agar tetap menguntungkan bagi Anda?

AS: Kami mulai pertama dengan attacking game. Attacking game itu adalah kami buka restoran tidak begitu memikirkan keuntungan. Ini makanannya enak, itu dulu yang pertama paling kami tonjolkan. Makanan kami tuh enak, dari situ customers kemudian melakukan word-of-mouth. Customers itulah yang terus kami maintain pada awalnya.

BL: Berapa lama hingga akhirnya berhasil seperti sekarang ini?

AS: Six months. Dalam 6 bulan kami sudah jelas dengan flow-nya yang sudah mulai stable. Dari setengah tahun terakhir itu dari bulan ke-6 hingga bulan ke-12, kami sudah mulai stabil dan sampai sekarang pun masih stabil. Bisa dikatakan sudah terbaca.

BL: So, how do you train your employee?

AS: We never trained them, they have no bistro experience at all but we treat them as family. Kita mau makan kita makan bareng, you did a good sales a day, kita order mau apa kek mau nasi goreng mau mie ayam, we eat together, we have everything together, jadi semua staff sama saya pun kalau ada problem ada apa pasti dia chat kayak gak pernah takut bahwa ‘oh ini bosnya lagi disini atau ownernya lagi disini’ enggak. Tapi saya orangnya sabar, saya selalu bilang ke mereka ‘oke kalau salah ya sudah jangan repeat lagi, kalau salah lagi jangan repeat lagi’ tapi kalau keterusan ya marahlah orang otomatis pasti marah. I mean you wasting money, you wasting food, you ingredients, why? I mean I’m not satisfied yet tapi they have reached a milestone from what they began with.

Mengenal Lebih Dekat Andry Suriaputra

BL: “Jam berapa Anda bangun pagi?”
AS: “Antara jam 7 – 8, mungkin itu bad habit tetapi memang saya bekerja hingga malam. Saya tidur pada jam 1 atau 2 dini hari.

BL: “Sebutkan 3 barang yang harus selalu dibawa?”
AS: “Handphone, power bank, dan wallet.”

BL: “Apa gadget pilihan Anda?”
AS: “Iphone 6.”

BL: “Tim seperti apa yang Anda harapkan?”
AS: “Tim yang harmonis. Waiter dapat bekerja sama sejalan dengan manager dan juga bekerja sama dengan chef. Baik waiter dan manager dapat berpikir seperti seorang chef. Chef tidak perlu bicara banyak tapi waiter dapat membaca maunya apa.

BL: “What is your leadership style?”
AS: “Sebenarnya saya orang yang susah marah. Tetapi kadang-kadang saya bisa marah jika sesuatu yang sudah dibicarakan berulang kali tapi tidak berubah. Every body has a boring point. Tetapi orang dapat berubah saat diberi tahu terus menerus. Sabar saja.

Michael Judah Sumbayak adalah pengajar di Vibiz LearningCenter (VbLC) untuk entrepreneurship dan branding. Seorang penggemar jas dan kopi hitam. Follow instagram nya di @michaeljudahsumbek