(Business Lounge – Travel) – Kehidupan modern pada zaman sekarang ini, tidak dapat menyembunyikan keinginan suatu suku terpencil untuk tetap mempertahankan kehidupan mereka yang hidup berdampingan dengan alam. Seperti Suku Tajio yang saya temui pada bulan Oktober di tahun 2014, pada saat saya sedang berada di suatu Kabupaten Parigi Moutong yang merupakan salah satu Kabupaten dari Provinsi Sulawesi Tengah.
Dalam suatu siang hari, saya diajak oleh beberapa sahabat untuk mendatangi akan Suku Tajio yang berletak di wilayah Kasimbar, di salah satu gunung, yaitu Gunung Sirimbiu. Kami memulai perjalanan dengan sepeda motor dan semua berboncengan, dan kami memulai perjalanan dari bawah. Jalan yang kami lalui pada awalnya masih mendatar atau seperti biasa, sampai akhirnya kami mulai memasuki arena pendakian Gunung Sirimbiu ini.
Pendakian dimulai dengan menggunakan sepeda motor, tidak sedikit kami melewati akan perjalanan ini dengan jalan berbatu, tanah merah, jalannya kecil dan licin serta sesekali menanjak tinggi dan sesekali juga menurun curam, tidak jarang juga kami terpeleset ke parit – parit atau rumput di pinggir jalan yang kami lalui. Ada beberapa jalan yang kami lalui. Setelah hampir satu jam lebih kami mendaki akhirnya tidak terasa kami sampai juga. Wah, pengalaman yang berharga mendaki gunung dengan melewati aral yang cukup menegangkan.
Sesampainya di puncak Gunung Sirimbiu, Suku Tajio menyambut kami dengan begitu ramah. Rata-rata yang kami temukan disana, mereka menetap di rumah yang dibangun dengan bahan papan kayu yang bersumber dari pegunungan sekitar. Senyum dan pandangan yang terlihat dari mereka kepada kami terlihat seperti tercengang atau bingung karena sangat jarang kami ke tempat ini. Bahkan, saya sendiri baru pertama kalinya datang ke tempat ini. Beruntungnya, salah satu teman kami, memang sudah terbiasa naik ke Gunung Sirimbiu ini dan sudah dikenal oleh Suku Tajio ini, sehingga mudah baginya untuk langsung berkomunikasi dengan mereka.
Pada zaman dahulu, Suku Tajio ini sangat dikenal hidup nomaden dan terbiasa di atas pohon. Namun, Suku Tajio yang sekarang kita temui sangatlah berbeda. Mereka kini hidup seperti layaknya masyarakat yang ada di Desa di dataran. Mengenai tempat tinggal, mereka juga tidak lagi hidup nomaden atau berpindah – pindah. Dan untuk pekerjaan, mereka hidup dari bercocok tanam buah-buahan dan cokelat.