Pabrik Pemasok Tidak Aman, UNIQLO Terancam Masalah

(Business Lounge – Business Insight) Perusahaan raksasa Uniqlo mendapatkan kecaman pada Selasa (13/1) pasalnya perusahaan pakaian ini membeli pasokan dari pabrik-pabrik di Tiongkok yang dituduh membahayakan para pekerjanya. Bagaimana tidak, kondisi pabrik-pabrik tersebut ada dalam kondisi yang tidak aman. Pembuangan limbah yang tidak aman, suhu yang sangat tinggu, dan ventilasi yang buruk sangat membahayakan kesehatan para pekerja pabrik.

Tuntutan ini diajukan oleh kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Hong Kong sebagai respons atas tindakan ekspansi dari Uniqlo yang sangat agresif. Perusahaan pakaian Jepang ini memang sedang berupaya menyaingi berbagai perusahaan pakaian internasional seperti Zara, H & M, dan Gap.

Uniqlo, sebuah unit dari Fast Retailing Co, mengatakan bahwa sementara ini ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai kasus tersebut. Oleh karena itu perusahaan terbuka untuk dilakukannya penyelidikan. Scholars Against Corporate Misbehaviour (SACOM) yang merupakan organisasi yang menentang perusahaan-perusahaan yang memberikan perlakukan yang tidak sesuai juga mengakui bahwa ditemukannya beberapa masalah.

SACOM pun menuduh perusahaan pakaian yang dikenal dengan pakaian-pakaian sehari-harinya yang murah dan chic telah membeli produk-produknya dari dua pemasok di provinsi Guangdong Tiongkok selatan yang telah mempekerjakan karyawannya selama berjam-jam dengan upah rendah dan keamanan yang minim.

Kelompok yang telah melakukan penyelidikan sejak Juli hingga November 2014 ini pun mengatakan bahwa perusahaan pemasok Uniqlo juga memiliki gaya manajemen yang sulit dan tidak memungkinkan para pekerjanya untuk menyuarakan keprihatinan mereka. “Pabrik-pabrik telah mengabaikan keselamatan kerja dan menempatkan pekerja dalam suatu yang berisiko,” katanya seperti dilansir oleh AFP.

Kelompok hak asasi ini secara rinci menyebutkan bagaimana tingginya suhu dalam tempat para pekerja tersebut beraktifitas, limbah kotor yang mengalir seluruh lantai, fasilitas yang tidak aman, ventilasi yang buruk dengan debu kapas memenuhi udara, bau yang sangat mengganggu, serta adanya risiko tersengat listrik.” Selain itu, SACOM juga mencatat bahwa para pekerja bertelanjang dada memasukan zat pewarna ke dalam tempat pencelup yang panas tanpa mengenakan pelindung apapun juga para penyidik melihat sejumlah pekerja jatuh dari kursi ketika mengoperasikan mesin rajut.

“Uniqlo sebagai konsumen utama dari dua pabrik tersebut telah melanggar komitmennya untuk menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan,” demikian dikatakan SACOM dalam sebuah pernyataan seperti dilansir oleh AFP. Kelompok itu mengatakan seorang karyawan bekerja hingga 14 jam per hari, menyeterika 600 hingga 700 kemeja, dengan upah sebesar 0,29 yuan ($ 0,05 atau sekitar 600 rupiah) per baju.

SACOM juga pernah melakukan penyelidikan atas kondisi kerja para karyawan dari perusahaan teknologi raksasa asal Taiwan Foxconn, pemasok pada Olimpiade London, dan pabrik-pabrik yang pemasok Disney.

Fast Retailing mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah membuka penyelidikan atas tuduhan yang ditudhkan, dan mengakui bahwa “beberapa masalah” inspeksi SACOM adalah benar.

uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x