(Business Lounge – Business Insight)-Harga minyak dunia kembali merosot. Kejatuhan harga minyak dunia terbukti menguntungkan bagi sebagian besar negara Asia yang bersandar pada impor minyak mentah.
Pada penutupan perdagangan Senin, 5 Januari di bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup melemah signifikan dini hari tadi. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak Februari tahun 2015 ditutup turun hingga 5,31% ke tingkat harga $49,89/barrel atau melemah $2,80/barrel.
Penurunan harga ke posisi terendah dalam lima tahun terakhir ini telah membuat negara seperti India dan Indonesia dapat membelanjakan anggaran untuk sektor infrastruktur dan proyek pertumbuhan lain, tanpa memicu inflasi. Tiongkok pun mendapat angin untuk mendongkrak perekonomiannya.
Seperti yang dirilis The Wall Street Journal, firma konsultasi Capital Economics menyatakan bahwa bersama kebijakan moneter longgar dan pemulihan bertahap dalam permintaan barang dan jasa, kemerosotan harga minyak dapat ikut mengangkat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Asia dari 4,3% menjadi 4,7% pada 2014. Sementara Chehab dari Business Monitor International berpendapat bahwa penikmat sesungguhnya penurunan harga ini adalah India dan Indonesia, yang masing-masing tengah mengalami defisit transaksi berjalan. Kedua negara dapat memangkas suku bunga tanpa mengkhawatirkan dampak inflasi.
Pemerintahan Narendra Modi dan Joko Widodo telah mengurangi sebagian besar subsidi bahan bakar minyak.
Indonesia, contohnya, telah sama sekali menangguhkan subsidi bahan bakar bensin premium pada hari terakhir 2014, sebulan setelah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar sepertiganya. Jika Presiden Joko Widodo memenuhi janjinya menggencarkan reformasi subsidi bahan bakar, plus menerapkan kebijakan ekonomi dan administratif yang mendukung, Chehab menilai pertumbuhan PDB Indonesia tahun ini bisa mencapai 5,5%. Angka perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2014 adalah 5,1%.
Selain Indonesia dan India, negara lain yang mendapat manfaat adalah Filipina, Korea Selatan, dan Taiwan.
Tak bisa dipungkiri jikalau minyak menyumbang 18% impor di negara-negara Asia selain Jepang, atau sekitar 3,4% dari PDB. Sekitar 18% impor Jepang berasal dari sektor minyak, atau 3,3% dari PDB.
Fakta lainnya juga berbicara bahwa di antara negara-negara Asia, tak satu pun yang lebih bergantung pada impor minyak ketimbang Tiongkok. Negara tersebut membelanjakan $234,4 miliar untuk mengimpor minyak pada 2013.
Menurut para pengamat, jika harga minyak tahun ini 20% lebih rendah dari rata-rata 2014, pemerintah Tiongkok dapat lakukan penghematan sebesar $50 miliar.
Harga rata-rata minyak pada tahun 2015 dapat mencapai $53 per barel, penurunan yang hampir mencapai 50% dibandingkan dengan harga rata-rata 2014.
Febe/Journalist/VMN/BL
Editor: Tania Tobing