(Business Lounge – Empower People)
Coba review diri Anda. Bagaimana keaktifan Anda dalam bekerja selama ini? Lakukan pandangan kritis, apakah Anda sudah menjadi proaktif dalam pekerjaan? Berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi checklist untuk menilai seberapa Anda sudah menjadi proaktif.
- Apakah Anda termasuk orang yang bereaksi atas kondisi atau situasi yang terjadi di sekeliling Anda? Atau apakah Anda berinisiatif melakukan sesuatu sebagai bentuk turut partisipasi atau mengambil bagian dalam situasi tersebut?
- Apakah Anda memiliki peran yang aktif atau pasif? Bagaimana cara berpikir Anda? Apakah Anda fokus kepada kejadian yang terjadi saat ini atau Anda berpikir panjang ke depan untuk mengantisipasi apa yang mungkin berlaku dan menyiapkan diri untuk menghadapinya?
- Apakah Anda menjadi begitu pro aktif dan bertindak hanya pada saat dalam situasi terpojok? Mungkin Anda terpojok karena Anda dengan sengaja telah menundanya selama beberapa waktu? Atau apakah Anda membuat keputusan sadar sebagai bagian dari yang lebih besar atau rencana jangka panjang?
Pada umumnya sebuah perusahaan akan lebih menghargai karyawan yang proaktif. Salah satu definisi proaktif adalah bagaimana seseorang dapat mengendalikan situasi dan bukannya menunggu untuk menanggapi setelah sesuatu terjadi. Orang yang proaktif tidak duduk-duduk menunggu jawaban muncul; mereka bergerak, untuk berpikir dan menemukan jawaban. Mereka tidak menunggu instruksi seseorang untuk menggerakkan tangan mereka tapi mereka terus berupaya mencari akal.
Orang proaktif terus aktif bergerak maju, menatap masa depan, dan membuat sesuatu terjadi. Mereka aktif terlibat, tidak pasif mengamati. Menjadi proaktif adalah di dalam cara berpikir dan bertindak.
Berikut ini contoh seorang yang memiliki tipe reaktif lawan dari proaktif
Reaktif : “Saya merasa nyeri pada dada serta rasa kesemutan di bawah lengan saya. Mungkin saya akan pergi ke dokter.”
Proaktif : “Meskipun saya tidak memiliki gejala, aku ingin hidup sehat, panjang umur, jadi saya telah memilih untuk memiliki kebiasaan hidup, makan sehat, dan olahraga teratur seumur hidup saya. “
Cukup jelas kedua contoh tersebut bukan? Jadi, apakah Anda menjadi proaktif atau reaktif di tempat kerja?
Tentu saja, ada saat-saat yang tepat untuk menjadi reaktif. Ada kalanya kita harus fleksibel dan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dengan cepat. Ada saat-saat ketika rencana jangka panjang harus ditinggalkan demi suatu keputusan yang mendesak yang harus segera diambil. Meski keputusan tersebut sementara menggeser tujuan atau rencana jangka panjang.
Selalu saja ada kondisi ketika timbul halangan yang tidak mungkin dihindarkan. Bahkan orang paling proaktif pun tidak dapat meramalkan akan terjadinya hambatan. Namun ketahuilah bahwa jika Anda menjadi proaktif, hal ini akan memberikan keuntungan bagi perusahaan tempat Anda bekerja. Sebagian besar manajer pastilah berharap anggota timnya dapat menunjukkan mentalitas yang proaktif.
Berikut ini lima perilaku utama yang dapat mendukung Anda untuk bersikap proaktif. Anda dapat mengembangkan kemampuan Anda sesuai kondisi dalam pekerjaan masing-masing.
1. Memprediksi
Agar proaktif, Anda harus terlebih dahulu mengembangkan pandangan ke depan. Orang proaktif jarang sekali tertangkap terkejut. Belajarlah untuk mengantisipasi masalah dan kejadian. Memahami cara kerja, mencari pola, mengenali rutinitas biasa, praktek sehari-hari, dan siklus alami yang ada dalam bisnis Anda.
Pada saat yang sama, jangan biarkan diri Anda menjadi puas. Gunakan imajinasi Anda ketika mengantisipasi hasil masa depan. Jangan hanya mengandalkan pengalaman yang lalu untuk selalu menjadi prediktor yang akurat untuk masa depan tapi gunakan kreativitas dan logika Anda. Pikirkan beberapa skenario bagaimana sebuah peristiwa bisa terungkap. Orang proaktif selalu dapat bersikap mandiri.
2. Mencegah
Orang proaktif akan meramalkan potensi hambatan yang dapat terjadi dan mengerahkan upaya mereka untuk menemukan cara mengatasinya sebelum mereka berubah menjadi hambatan hambatan “beton”. Ketika kita tampil untuk mengupayakan masalah yang dihadapi, tapi sebagian besar orang mungkin justru mengatakan bahwa itu sulit untuk diatasi. Jangan biarkan diri Anda terpengaruh dan terhanyut dengan perasaan ketidakberdayaan. Ketika tantangan datang lakukan pendekatan, upayakan untuk segera memegang kendali dan hadapi sebelum berkembang menjadi masalah besar.
3. Perencanaan
Jelas bahwa orang proaktif merencanakan masa depan. Jangan hanya berpikir dalam konteks “sekarang” dan sebagai gantinya, melihat ke depan dan mengantisipasi konsekuensi jangka panjang. Membawa masa depan ke masa kini, apa yang dapat Anda lakukan hari ini untuk memastikan keberhasilan besok? Jangan membuat keputusan dalam ruang hampa, setiap keputusan memiliki kaitan dalam rantai peristiwa yang mengarah ke satu kesimpulan akhir. Dalam rangka membuat keputusan yang terbaik, Anda harus tahu di mana Anda saat ini, dan di mana Anda ingin berakhir.
4. Berpartisipasi
Orang proaktif tidak sebagai pengamat yang menganggur, mereka adalah peserta aktif. Agar proaktif, Anda harus terlibat. Anda harus mengambil inisiatif dan menjadi bagian dari solusi. Menyadari bahwa diri Anda adalah sepotong bagian dari keseluruhan dan bahwa Anda mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tindakan orang lain. Jangan hanya bersikap reaktif terhadap mereka. Namun terlibat bersama-sama dan gunakan pengaruh serta berikan kontribusi.
5. Bertindak
Menjadi proaktif berarti memanfaatkan waktu dengan melakukan tindakan yang efektif. Anda perlu bersikap tegas dan bersedia untuk melakukan pekerjaan SEKARANG. Penundaan bukanlah pilihan. Miliki ownership atas kinerja Anda sendiri. Anda perlu bertanggung jawab dan berdiri di belakang keputusan Anda sendiri. Menjadi proaktif berarti Anda telah mengambil langkah-langkah yang hati-hati dan bijaksana. Sehingga Anda memilih jalan yang tepat. Anda tidak perlu reaktif dengan lingkungan Anda.
P.Adi/Contributor/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana