(Business Lounge – Achievement)
Subroto menjelaskan kepada businesslounge.co Vibiz Media Network mengenai bagaimana caranya subsidi BBM bisa dihapuskan. Bagaimanakah masyarakat dapat mengantisipasi hal ini?
Dengan gamblang Subroto menjelaskan bahwa kuncinya ada pada peningkatakan pendapatan Bangsa Indonesia. Bila income per capita meningkat, rakyat dengan sendirinya mempunyai kemampuan membayar apa saja. Karena itu inilah saatnya meningkatkan pembangunan kependudukan di Indonesia. Bagaimana caranya?
Perlu diketahui bahwa Indonesia memiliki kesempatan untuk ada dalam pembangunan dengan adanya Demographic Deviden. Subroto pun menjelaskan adanya susunan penduduk Indonesia yang terdiri dari tiga kelompok. Pertama, kelompok remaja dengan rentang usia 1-18 tahun. Kedua, kelompok dewasa dengan rentang usia 19-64 tahun. Ketiga, kelompok lansia dengan rentang usia di atas 64 tahun. Dari tiga kelompok tersebut maka kelompok dewasalah kelompok yang paling produktif oleh karena masih bisa bekerja. Subroto mengatakan bahwa pada tahun 2010 – 2050, jumlah penduduk pada kelompok dewasa inilah yang paling banyak melebihi kelompok yang remaja dan yang lansia. Sehingga terbukalah kesempatan yang luar biasa bagi kita untuk meningkatkan produktifitas, yaitu dengan memanfaatkan kelompok dewasa ini.
Cara meningkatkan produktifitas kelompok dewasa ini adalah melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan semangat kerja. Jika kelompok dewasa ini naik produktivitasnya, maka income per capita bangsa ini pun akan naik. Dengan sendirinya kesejahteraan kita pun akan meningkat. Bila kondisi ini tercapai maka rakyat pun akan mempunyai kemampuan untuk membayar.
Sampai hari ini, kemampuan rakyat ini hanya dapat diterjemahkan dalam jumlah uang. Rakyat akan dapat membayar BBM, rakyat akan dapat memenuhi kebutuhannya. Jadi kuncinya adalah tingkatkan pendapatan bangsa dengan meningkatkan produktifitasnya.
Businesslounge.co Vibiz Media Network kemudian menanyakan kepada manatan Sekjen OPEC ini, bagaimanakah kondisi kemampuan Bangsa Indonesia sekarang ini.
Subroto kembali memaparkan bahwa pendapatan bangsa kita baru mencapai US $ 4,000 dengan target akan menuju US $ 10,000. Kesempatan baik kita memiliki Demographic Dividend oleh karena jumlah tenaga kerja kita yang produktif sangat besar. Jika nanti kita sampai ke tahun 2050, jumlah lansia akan semakin banyak. Sehingga kelompok yang produktif pun akan semakin kecil sehingga lambat laun kita akan menjadi negara yang berpenduduk para usia tua, kita menjadi negara yang terdiri dari pensiunan.
Subroto menyebutkan Jepang sebagai contohnya, dengan penduduk yang berusia tua sebanyak 60%. Tetapi hal ini tidak menjadi masalah oleh karena ekonomi Jepang terkuat nomor tiga di dunia, sehingga ketika produktifitas sudah menurun karena demografi lansia, namun masa sebelumnya sudah berhasil menabung.
Saat ini adalah periode yang terbaik bagi Indonesia, khususnya menjelang 100 tahun Indonesia merdeka. Subroto berharap pada 80 tahun Indonesia merdeka, yaitu tahun 2025, Indonesia sudah harus naik kelas dari kelas US $ 4,000 naik ke US $ 5,000 lalu tahun 2045 saat kemerdekaan Indonesia yang ke-100 tahun, maka Indonesia sudah dapat naik US $ 10,000.
Pikirkan kenaikan perekonomian Bangsa Indonesia, ini yang menjadi fokus pembangunan sekarang ini, demikian Subroto menegaskan.