(Business Lounge – Lead & Follow) Eleanor Roosevelt adalah istri dari Presiden Amerika Serikat ke-32 Franklin D. Roosevelt. Anna Eleanor Roosevelt demikian nama lengkapnya adalah pejuang hak sipil. Setelah ditinggalkan Franklin D. Roosevelt pada tahun 1945, Anna Eleanor Roosevelt tetap menjadi penulis dan pembicara. Darinya, kita dapat mempelajari beberapa hal tentang kepemimpinan yang berharga.
Pertama, Eleanor memilih tantangan yang tidak mudah dan bukan karir.
Eleanor lahir dari keluarga yang terkemuka dan kaya. Dengan latar belakang keluarganya, Eleanor dapat mendapatkan apa yang diinginkan oleh orang-orang seumurnya pada waktu itu, namun ia tidak memilih apa yang dipandang nyaman oleh banyak orang. Sebaliknya Eleanor mendedikasikan hidupnya untuk masyarakat banyak, dan berjuang sampai kematiannya untuk memajukan kesetaraan sosial dan memastikan bahwa semua orang diberikan hak-hak dasar manusia. Sangat sering, kita dihadapkan pada pilihan antara memilih jalan yang kita rasakan nyaman dan aman, atau memilih jalan yang menantang di depan. Seperti teladan Eleanor pilihlah jalan yang penuh tantangan yang berbicara pada hati dan bukan kenyamanan pribadi yang bisa berujung pada kehidupan yang hanya untuk diri sendiri.
Kedua, Eleanor melakukan apa yang dirasakan dalam hatinya untuk apa yang benar, sekalipun ia menyadari akan kritik yang diterimanya.
Ini dituliskan sebagai quote yang terkenal dari Eleanor, Do what you feel in your heart to be right- for you’ll be criticized anyway. You’ll be damned if you do, and damned if you don’t. Sebagai Seorang pemimpin, kadang-kadang akan sulit untuk membuat keputusan yang melawan arus. Saat seperti itu kita dapat belajar dari Eleanor dengan tetap berpegang pada keyakinan sekalipun beresiko.
Pelajaran ketiga dari kepemimpinan Eleanor adalah ada pada kata-kata “nyalakan lilin bukannya mengutuk kegelapan.”
Kadang-kadang saat dalam kesulitan, kita dapat menjadi tergoda untuk menjadi lelah dan tidak ingin melangkah lagi. Sebagai wanita yang lahir pada kondisi saat tidak ada hak memilih bagi kaum wanita, Eleanor tidak bersikap dengan menyalahkan keadaan, dia tidak memusingkan bahwa wanita ditempatkan dengan status nomor dua namun dia bekerja tanpa mengenal lelah untuk melakukan persamaan hak. Dia mengadakan jumpa pers dengan wartawan-wartawan yang semua wanita dan tanpa mengenal lelah melakukan perjuangan untuk persamaan hak dan mewakili kepentingan wanita. Banyak kegelapan yang ada di dunia ini dan kelihatan sulit untuk diubah. Daripada merasa bahwa setiap perubahan tidak mungkin lebih baik berjuang menyalakan lilin seperti Eleanor.
Eleanor Roosevelt memberikan inspirasi untuk seorang pemimpin yang kuat. Seorang pemimpin harus merangkul tantangan bukan menjauhinya, mengikuti hati nuraninya sendiri bukan sekedar pendapat banyak orang, dan berjuang untuk membawa perubahan positif kepada dunia bukan meratapi saja.
Fadjar Ari Dewanto/Managing Partner Business Advisory Vibiz Consulting