Accor Alihkan Pemasaran Hotel Mewah Ke Asia Pasifik

(Business Lounge-Business Today)-Beberapa waktu lalu, Accor dikabarkan mengakuisisi 1.194 kamar dari 13 hotel di Inggris dengan merek Ibis dari Haywards Heath serta membeli portofolio dari 13 hotel dari Tritax dengan nilai total € 89.000.000 (£ 71.000.000) sebagai langkah lain untuk mengkonsolidasikan hotel low budget untuk mengimbangi menguatnya ekonomi menengah ke atas.

Kini dikabarkan Accor telah memindahkan pusat operasional pemasaran hotel mewah dan super mewahnya dari Paris ke Singapura. Aksi korporasi ini dilakukan untuk merespon sekaligus memanfaatkan pertumbuhan sektor perhotelan di Asia Pasifik yang alami pertumbuhan signfikan.

Seperti dilansir oleh 4hoteliers maka John Ozinga, COO dari HotelInvest-Accor Group mengatakan bahwa transaksi akuisisi menunjukkan kemampuan Accor untuk bertindak cepat dalam menerapkan strategi menciptakan nilai dengan mengoptimalkan pengembalian modal yang digunakan, sekaligus memperkuat posisi kami sebagai jaringan hotel terbesar di pasar utama Eropa.

Sementara terkait pemindahan pusat pemasaran hotel mewah dan super mewah dari Paris ke Singapura, Chairman dan CEO Accor Asia Pasifik, Michael Issenberg, menyatakan bahwa Asia Pasifik merupakan kawasan penting untuk segmen kelas mewah dan super mewah. Saat ini konsumen dari kawasan Asia mendominasi hampir setengah dari penjualan properti mewah global. Selain itu diharapkan juga langkah ini dapat memberi wawasan baru bagi unit bisnis Accor lainnya.

Sebagai catatan di Asia Pasifik, Accor memiliki lebih dari 170 hotel mewah dan kelas atas plus lebih dari 70 hotel dalam pengembangan. Daftar hotel mewah dan super mewah Accor adalah Sofitel, Pullman, MGallery, Grand Mercure dan Sebel.  Dari semua wilayah di Asia Pasifik maka Tiongkok merupakan pasar utama di luar Eropa dengan memiliki 19 hotel Sofitel dan 15 hotel Pullman.

Adapun fakta yang turut menjadi acuan Accor dalam mengembangkan bisnis di Asia Pasifik yaitu meningkatnya pertumbuhan orang kaya di Singapura, Indonesia, Malaysia dan Filipina yang banyak menginvestasikan uang mereka dalam bisnis properti serta memiliki kebiasaan untuk selalu berpergian atau menghabiskan waktu liburan di hotel.

Febe/Journalist/VM/BL