Hongkong Hadapi Tantangan Reformasi Politik

(Business Lounge – Business Today) Ada sesuatu yang berbeda pada perdagangan di bursa saham Hong Kong hari Senin kemarin. Indeks hang seng terpantau cenderung mengalami penurunan. Bursa saham Hong Kong terpukul akibat aksi unjuk rasa yang terjadi di kota tersebut. Secara mengejutkan indeks terkoreksi setelah pada hari Jumat lalu sempat mengalami peningkatan hingga mencapai posisi paling tinggi sejak bulan Juli tahun 2008.

Seperti terlihat pada gambar diatas ada puluhan ribu warga berkumpul di bawah terik matahari di Victoria Park, Hong Kong dalam aksi protes menentang kampanye pro-demokrasi yang mengancam akan melumpuhkan distrik bisnis Hong Kong, menunjukkan celah mendalam pada reformasi politik di bekas koloni Inggris itu. Ditengah-tengah mereka pun ada beberapa pemuda berseragam membawa bendera Tiongkok saat aksi protes untuk menentang kampanye Pendudukan Pusat Bisnis (Occupy Central) pro-demokrasi.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Robert Chow, salah seorang pendiri kelompok Aliansi Perdamaian dan Demokrasi berkata bahwa mereka hanya menginginkan perdamaian. Demokrasi tanpa kekerasan. Chow juga menyatakan bahwa gerakan untuk menentang Occupy Central ini didukung sekitar 120.000 orang.

Massa mulai bergerak pada pukul 13.30 waktu setempat dengan membawa bendera Tiongkok. Mereka bergerak dari Victoria Park ke distrik komersial Hongkong. Mereka menyatakan diri sebagai perwakilan dari sekitar 7 juta penduduk Hongkong lainnya yang tidak mendukung aksi pendudukan pusat bisnis oleh massa pro-demokrasi.

Jika dilihat kebelakang maka beberapa pekan terakhir kelompok Occupy Central dengan giat menghimpun dukungan dari warga Hong Kong untuk memprotes kebijakan Tiongkok terkait dengan hak politik mereka. Mereka menuntut Beijing mengembalikan hak masyarakat Hongkong untuk memilih sendiri pemimpinnya.

Aksi ini seperti telah disebutkan di awal artikel telah mempengaruhi perekonomian HongKong. Beberapa jam lalu bahkan dilaporkan juga bahwa PDB Hong Kong turun 0,1 persen pada basis kuartalan pada kuartal kedua lalu, setelah sempat alami pertumbuhan sebesar 0,3 persen pada kuartal pertama. Penurunan ini adalah yang pertama kali dalam tiga tahun terakhir.

Secara keseluruhan perekonomian Hong Kong mengalami kontraksi selama kuartal kedua yang diakibatkan oleh pengeluaran dari sisi wisatawan yang melemah dan turunnya permintaan domestik yang cukup membebani aktivitas. Hal inilah yang memaksa pemerintah untuk memangkas pertumbuhan ekonomi tahun 2014.

Tania Febe/Journalist/VM/BL
Image: Antara